5🐾

115 8 0
                                    


~Happy reading~



Suga langsung melesat ketika mendengar penuturan gadis-gadis itu. Di pikirannya hanya ada Airin. Namun saat ia tiba disana tidak ada seseorang yang dicarinya. Ia bertanya sedikit berteriak kepada siswa yang ada disana.

"Dimana Airin?!!"

"K-kami tidak tahu. Tadi Tessa dan teman-temannya membawanya entah kemana..."

"Aishh! Sialan! Ada-ada saja kau Rin! Dimana kau sekarang?!!"

Suga masih mencari dimana Airin berada. Dia sangat cemas. Karena Airin pergi begitu saja tanpa baju handuknya. Suga membawa baju handuk itu sambil terus mencari Airin hingga ia terpikir suatu tempat, kamar mandi perempuan.

Perasaannya semakin tak enak karena dia mendengar suara tangisan perempuan. Tanpa berpikir panjang ia langsung masuk ke kamar mandi, berharap tidak ada orang lain yang akan meneriakinya mesum.
Benar saja, ia mendengar Airin menangis di salah satu bilik toilet.

"Rin, buka pintunya! Apa yang kau lakukan? Apa kau baik-baik saja?"

"S-suga...?"

"Iya, ini aku. Aku membawakan baju handukmu. Apa kau masih mengenakan pakaian renang? Nanti kau bisa masuk angin! Buka pintunya!"

"..."

Airin tidak menjawab, tapi tak lama setelahnya dia langsung membuka pintu. Suga yang tadinya hanya berniat memberi baju handuk saja, tiba-tiba menerobos masuk ke dalam.

"Yaa!!! Apa yang kau lakukan!"

"Ada beberapa orang yang masuk, aku tidak ingin dikira macam-macam di toilet perempuan!"

"Sekarang kau malah lebih terlihat sedang macam-macam!"

"Ssstt!! Jangan berisik, nanti aku ketahuan!"

Suga sedari tadi menghadap pintu membelakangi Airin. Dia sangat terkejut saat menoleh untuk memperingatkannya agar diam. Mereka hanya berbisik untuk bicara.

"Yaa!!! Apa kau gila! Dimana pakaianmu! Kenapa kau telanjang seperti itu!"

Airin sedari tadi hanya terduduk di atas closet sembari menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Baju handukku masih kau bawa! Mana kemarikan!"

"Memangnya kau berenang tanpa busana, hah?! Dimana pakaian renangmu??"

"Tessa dan teman-temannya melepas paksa dan membawa bikini ku. Ak- aku takut... Hiks hiks hiks"

"Hah? Bagaimana bisa! Para perempuan menakutkan sekali kalau bertengkar. Kenapa kau tidak melawan? Cepat kenakan dulu ini"

Suga memberikan baju handuk Airin tanpa menoleh ke belakang sembari menutup matanya. Airin menerimanya dengan cepat karena dia sudah sangat malu dengan situasi ini. Setelah selesai mengenakan baju handuk, ia menoel punggung Suga.

"Ssst, aku sudah selesai. Berbaliklah, tidak apa-apa"

"Mengapa kau menangis? Kenapa bisa seperti ini sih Rin?"

"Aku takut ga..."

"Lebih baik kita keluar dari sini, sepertinya orang-orang tadi sudah keluar"

Suga memutuskan membawa Airin ke kamarnya untuk berpakaian terlebih dahulu. Airin masih takut kembali ke kamarnya. Mereka pun memutuskan berjalan-jalan ke pantai yang tak jauh dari penginapan mereka. Beruntung Guru tidak melihat mereka saat keluar melewati lobby.

"Apa yang terjadi tadi? Apa yang dilakukan Tessa dan teman-temannya padamu?"

"Aku takut Ga..."

"Kenapa?"

"Mereka membuka pakaianku dan memfoto ku. Mereka juga mengancam akan menyebarkannya pada satu sekolah. Aku harus bagaimana?"

Airin hanya bisa menunduk pasrah karena perlakuan teman-temannya.

"Keterlaluan mereka! Memangnya apa yang kau lakukan pada mereka hingga mereka kesal padamu?"

"Tessa bilang pacarnya tertarik padaku. Dia menuduhku menggoda pacarnya. Apalagi saat aku berenang tadi. Kenapa aku selalu salah di mata teman-teman. Aku benci terus-terusan dipandang rendah hanya karena pakaianku."

"Eum, tadi kau pakai bikini lagi?"

"Iya, kenapa?"

Suga hanya bisa menghela napas. Dia bingung harus berkata apa. Mau menasehati Airin juga sanksi, takut dikira menghakimi atau sok suci. Mau dibiarkan juga dia tak tega melihat Airin di bully terus-terusan. Suga hanya bisa menghibur Airin, setidaknya itu yang bisa dia lakukan saat ini. Suga tau jika Airin adalah gadis yang baik.

Tapi baik menurut kita belum tentu baik bagi orang lain, bukan?
Seperti halnya dengan tatto. Bagi sebagian orang itu indah, itu seni. Bagi sebagian orang itu dianggap buruk dan menyalahi aturan agama. Begitu juga dengan Airin yang menganggap pakaian seksi itu indah bagi perempuan.

"Don't judge a book by the cover. Mereka hanya belum tau bagaimana dirimu. Jangan sedih, ada aku Rin"

"Terima kasih"

Airin akhirnya melengkungkan bibirnya. Mendengar Suga dia menjadi sedikit lebih tenang. Benar memang, seharusnya dia tidak usah sedih. Sebenar apapun dia, akan selalu ada orang yang tidak menyukainya. Tetapi setidaknya, seberapa pun orang-orang tidak menyukainya, dia masih memiliki Suga.

Tbc

Comethru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang