Jenaka Terlara

56 2 1
                                    

Genangan air seniku lukis rupa farajmu
Tak kulihat jua sebuah arti
Terbuai arogansi yang merasuki mataku
dalam kontradiksi sebuah mimpi

diberi dengan arti
ditinggal tanpa arti

hari ini takut aku pergi
besok lusa kamu lupa lagi

datang lagi, menangis lagi
pergi lagi, mencaci lagi

Aku tersayat-sayat
Hati terlara-lara
Mata berkaca-kaca
Tapi, mulut tertawa-tawa

Kuambil kuas dan kanvas
Kucelupkan pada air seni
Kulukis satu tarikan napas
Kubentuk sebuah dimensi
Kuciptakan lukisan di pagi hari
Kubiarkan mentari memberkati

Farajmu berwarna dan basah
Kuasku berhasil menjamah

Kamu boleh saja menangis
jika temukan arti yang terlukis

Problematika Manusia ModernTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang