Pesan yang tak di mengerti

200 25 3
                                    

Stella POV

Saat aku memejamkan mata aku mendengar suara hantaman yang sangat keras di ikuti suara pohon tumbang. Aku membuka mataku aku melihat tuan Ric sudah mencengkram leher vampir itu , aku melihat kuku tuan Ric memanjang sampai menembus leher vampir itu. Dengan satu hentakan dari tuan Ric aku melihat kepala dan tubuh vampir itu sudah terpisah dan aku yakin vampir itu sudah mati.

Ini adalah kali pertamaku menyaksikan pembunuhan secara langsung. Mataku mulai berkunang kunang ,darah yang keluar dari tubuhku cukup banyak. Aku sudah tergeletak di tanah hutan , sebelum kegelapan benar benar merenggut aku merasakan tuan Ric menepuk nepuk pelan pipiku dan menyebut nyebut sebuah kata " mate " ucapnya berulang kali, dan akhirnya kegelapan benar benar benar menguasai penglihatan ku.

Richard POV

Aku kembali ke pinggir danau untuk membawa Stella pulang karena hari sudah sore. Tapi setibanya aku di pinggir danau aku tak melihat Stella di manapun. Apa dia sedang bermain petak umpet? Tapi tunggu, aku tak mencium bau tubuhnya sama sekali. Aroma yang memabukkan itu tak bisa aku cium. Kemana dia.

Aku berputar mengelilingi danau tapi hasilnya nihil aku tak menemukanya. Aku mulai merasa panik aku memindlink  gamma ku Johan untuk datang ke sini. Tak lama setelah aku hubungi Johan kini sudah ada di depan ku.

" Cepat kau kelilingi hutan dan cari gadis manusia itu !!" Johan mengangguk dan langsung pergi menuju hutan.

Aku pun tak tinggal diam. Aku pergi ke dalam hutan dan mencoba mencium aroma tubuh Stella. Saat aku mulai memasuki hutan lebih dalam aku mulai mencium samar samar aroma tubuhnya.

Aku terus mengikuti aroma tubuhnya sampai aku mendengar suara seseorang yang meminta tolong. Aku sangat mengenal suara itu.

" Stella!!" Teriaku dan lalu pergi mencari sumber suara itu.

Saat aroma memabukkan itu benar benar tercium begitu pekat aku mendapati stella bersama seorang vampir liar yang sudah siap menggigit leher Stella.

Dengan kemarahan yang memuncak aku meraih tubuh vampir itu dan melemparnya ke sebuah pohon hingga pohon itu tumbang. Aku kembali  mencengkram lehernya dan mengeluarkan kuku kuku tajam ku dan mematahkan leher vampir itu.
Setelah vampir itu beres , tatapan ku tertuju kepada stella. Kakinya bersimbah darah dan badanya tergeletak lemas di tanah.

Aku menepuk pelan wajahnya, tetapi dia malah memejamkan rapat matanya.

" Mate! Tidak , aku tak mau kehilanganmu Mate!" Aku sudah kehilangan kendali diriku. Ken di dalam sana sudah sangat marah besar, dan beberapakali mencoba mengambil alih tubuhku tetapi aku menolak.

" Alpha!!" Aku melihat gamma John berdiri di belakang ku dengan muka yang sedikit terkejut, aku yakin dia sudah mendengar apa yang aku ucapkan tadi.

" Bakar jasad vampir itu dan cepat kembali ke kastil" perintahku kepada Johan.

Aku langsung membopong tubuh Stella dan membawanya ke kastil.

Sesampainya di kastil aku membawa Stella ke kamarku dan langsung memindlink carlote dokter werewolf di kastilku.

"Iya alpha ada apa memanggilku?" Tanya carlote yang baru saja datang.

" Cepat kau obati Stella pastikan dia baik baik saja!" Ucapku dengan nada penuh kekhawatiran.

" Baik alpha !"

Aku mengawasi apa yang di kerjakan carlote. Aku melihat dia mbersihkan luka Stella. Tapi  aku masih melihat Stella memejamkan matanya dia tak kunjung membuka matanya.

" Kenapa dia belum membuka matanya carlote!!" Tanyaku saat melihat carlote berhenti bekerja.

" Tenang alpha dia baik baik saja , dia hanya perlu istirahat yang cukup , mungkin besok pagi dia sudah akan membuka mata nya." Jelas carlote.

Setelah itu aku memerintahkan carlote untuk pergi dan memberi ku waktu berdua dengan stella.

Aku memandangnya sayu. Aku sangat merasa bersalah telah meninggalkannya sendiri di sana. Jika saja aku tak meninggalKanya pasti dia tak akan terbaring lemah seperti ini.
" Maafkan aku" ucapku liris sambil menggenggam tangannya.

" Sudahlah tak ada gunanya kau menyesal !" Aku menoleh ke arah sumber suara , aku melihat dad berdiri di depan pintu.

" Apa yang harus ku lakukan sekarang dad?" Tanyaku dengan tatapan yang sayu.

" Kau harus bersyukur kepada moon goddess yang telah memberimu kesempatan, jangan pernah sia siakan kesempatan , karena kesempatan tak datang dua kali" setelah mengucapkan itu dad pergi keluar dari kamarku.

Stella POV

Aku seperti berada di ruangan yang sangat gelap. Hanya ada sedikit pencahayaan.

"Diamana aku , apakah aku sudah mati dan berada di dunia lain?" Ucapku.

" Kau masih hidup Stella !" Aku menoleh ke sumber suara itu.

Aku melihat seorang perempuan yang sangat cantik memakai gaun putih di padukan dengan mahkota yang memiliki permata biru dan bulan sabit ,sama seperti bandul kalung yang aku temukan dan gelang yang di berikan oleh papah.

" Siapa dirimu ?" Tanyaku.

Dia tersenyum , senyumnya sangat indah dan wajahnya sangat cantik.

" Kau tak perlu tau siapa aku , kau akan mengetahuinya seiring berjalanya waktu!, Sekarang kembalilah!"

Cahaya putih yang sangat terang tiba tiba muncul memancar kan sinarnya.

Aku ngerjapkan mataku aku membuka mataku yang terasa cukup berat untuk di buka. Aku melihat pemandangan sebuah kamar bernuansa abu abu.

Aku merasakan ada yang menggenggam erat tanganku. Aku menoleh ke samping kanan aku melihat tuan Ric tidur di sampingku dengan menggenggam tanganku. Aku mencoba menarik tanganku tapi malah membuat tuan Ric terbangun.

Aku kembali merasakan rasa sakit di kakiku. Saat aku mengingat semua kejadian itu air mataku pun menetes dengan sendirinya.

Bersambung.....




Stella [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang