LDR
Namaku Alin alfauziah. Usiaku 19 tahun, baru saja aku lulus dari SMA CENDIKIA INSANI, Semarang. Aku masih bingung mau kuliah kemana dan mengambil jurusan apa. Bakat ku di sastra, tapi ayah ibuku menyarankan untuk mengambil jurusan yang prospek kerja nya terjamin. Aku pusing kalau membicarakan hal itu. Baiklah, kita tinggalkan sejenak perihal kuliah, karena ujian masuk perguruan tinggi juga di tunda karena ada hal mendesak. Aku akan menceritakan kisah cintaku, yang harus berjarak. Aku dan dia, pacar baruku.
Namanya Aris dermawan. Dia anak kelas XI di SMA CENDIKIA INSANI. Ya,memang dia adik kelasku. Dia lebih muda dariku. Tapi,kami saling sayang,saling suka,saling cinta. Lantas, dimana letak kesalahan nya?
Awal mula nya kami bertemu di sekolah. Suatu hari, ketika semester genap di adakan. Aku masuk ke ruangan Tes, sambil membawa kartu tes dan mengecek dimana aku duduk.
“nah..ini dia” ujarku setelah menemukan nomor ujian ku di meja. Lalu aku duduk, sambil menunggu bel berdering. Sekitar 10 menit kemudian bel berdering. Semua nya masuk ke ruangan tes masing masing. Seisi ruangan sudah duduk dengan pasangan duduk nya masing masing. Ada diantara mereka yang duduk dengan adik kelas X dan ada yang dengan adik kelas XI. Aku, masih bingung. Menunggu, siapa pasangan dudukku. Semoga orangnya tidak menjengkelkan. Batinku.
Tak lama, dia datang bersama teman nya. Aku kaget ketika dia duduk di sampingku,karna ketika itu aku sedang fokus mengerjakan soal.
Dia tahu kalau dia duduk di sebelahku karena di beri tahu teman sekelasnya.
“Eh,ris kamu duduk sini sama alin” ujar salah seorang teman nya. Lalu dia meminta ku untuk berdiri karna tempat duduk nya adalah di pojok. Aku berdiri sebentar mempersilahkan ia lewat lalu duduk. Dan, aku kembali fokus mengerjakan soal. 15 menit soal ku sudah selesai ku isi, padahal waktu istirahat masih lama. Daripada aku gabut ,aku memilih untuk tidur. Aku heran dengan ia. Kenapa ia diam saja tidak mau mengajakku ngobrol, seperti pasangan duduk lain yang cepat sekali akrab. Ah membosankan.
“yang sudah selesai di koreksi kembali,waktu nya masih lama” ujar pak khalil,guru pengawas.
Aku terbangun, lalu mengecek jawaban jawabanku. Tiba tiba ia membuka obrolan,mengajakku bicara.
“eh lin, lo kan pinter soal agama, nih punya gue kerjain dong lin..lo kan kakak kelas yang baik” begitu katanya. Aku kaget mendengar ucapannya yang nekat sekali minta aku untuk mengerjakan soal nya.
“ih berani nya nyuruh kakak kelas” kataku,sebagai penolakan. Ia malah terkekeh.
“ini lho lin Cuma essay doang kok” katanya lagi,memohon. Untungnya aku baik hati. Ku ambil kertas soalnya, lalu ku jawab dan ku berikan padanya lagi. “nih,udah”
Ia senyum, “ makasih alinn baikk” katanya memuji. Aku tersenyum simpul.
Setelah menyelesaikan soal, ia bernyanyi lirih didalam kelas. Namun, aku masih bisa mendengarnya. Kami duduk bersama selama kurang lebih 8 hari. Selama masa tes aku merasa nyaman duduk dengan aris. Dia nggak banyak omong tapi seru diajak ngobrol. Meskipun aku selalu di minta untuk membantunya mengerjakan soal tes.
Setiap hari kami selalu mengobrol tentang hal hal yang menurut kami gak jelas tapi tetap kami bicarakan. Seperti, aku suka sekali meledeknya dengan Rizka. Teman sekelasnya yang dikabarkan sedang ia dekati.
“Gimana Ris, pdkt sama rizka.. Cie.. Duh kalo sampe jadian gua kena PJ nya ya..” ledekku ketika itu hari sabtu. Ia hanya tersenyum.
“ahh aris gak gentle gak berani nembak ya?” ledekku lagi. Pokoknya aku tak pernah bosan meledeknya.
Di hari terakhir kami duduk berdua. Aku pertama kali meminta nya untuk mengisi lembar jawabku. Karena soalnya mengenai sepak bola. Sedangkan aku nggak paham apapun.
“Ris,gantian ya elo isiin punya gue. Kan dari kemaren kemaren gue isiin punya lo.” Ujarku.
Lalu, aris mengambil lembar soal mengisi semua pertanyaan lalu memberikanya kepadaku. “ udah nih” katanya.
“Makasih aris” balasku.
Di hari terakhir duduk bersamanya aku merasa sedih. Kenapa harus secepat ini. Padahal aku suka dekat dengannya. Bercanda, ngobrolin hal gak penting. Jujur aku sedih harus pisah. Tapi, aku menutupi hal itu.
Ujian akhir semester pun usai. Semua kembali ke kelasnya masing masing. Aku kembali duduk di kursi terdepan bersama sahabatku, resty.
Aris kembali duduk di kelasnya yang berjarak lumayan dari kelasku. Aku kembali menjalani aktivitas menjadi anak kelas XII yang di sibukkan dengan ujian,praktek,bimbel,dan sejenisnya.
Sampai pada akhirnya aku selesai. Ujian Nasional sudah kulalui. Tinggal menunggu waktu wisuda saja.
Selama menunggu waktu wisuda aku dan teman teman yang lain di sibukkan untuk latihan wisuda. Sampai pada akhirnya tanggal 01 mei 2019 kami resmi di wisuda. Aku dan teman teman lain sudah di make over, di sulap menjadi ratu sejagad. Kami semua mengenakan toga. Serasa hari itu hanya milik anak kelas XII.
Acara wisuda berjalan lancar. Sepekan setelah wisuda. Aku masih mengabdikan diri di sebuah pesantren. Kurang lebih setahun aku mengabdikan diri disana. Setelah mengabdi aku pamit pulang untuk melanjutkan kuliah di kampung halamanku, Lampung.
Perjalananku menuju Lampung dimulai tanggal 29 februari 2020. Dan tanggal 01 maret 2020 aku sampai di rumah tercinta. Kesibukan ku selama dirumah ya hanya membantu ayah ibu. Sesekali belajar untuk persiapan tes masuk perkuliahan. Di saat aku patah hati —karna seseorang yang memberi aku harapan harapan kosong ternyata mengacuhkanku— Aris hadir. Ia menghubungiku via whats app. Aku berbalas chat dengannya. Bercanda,bertukar kabar,mengingat masa sekolah. Ya, seperti itulah. Lama kelamaan aku semakin nyaman. Aku takut kalau dia juga akan meninggalkan ku seperti laki laki yang memberiku harapan kosong. Aku hanya bisa memendam. Entah kenapa,tiba tiba aris juga bilang kalau dia nyaman denganku. Kami pun sering chat romantis chat perhatian. Rupanya aris juga merasakan kenyamanan itu. Aku senang bukan main. Perasaanku terbalas. Setelah lama menunggu kepastian. Akhirnya malam hari pukul 23.00 aku menerimanya menjadi kekasihku. Aku tidak memikirkan perbedaan umur diantara kami. Yang penting kami saling cinta,sayang,suka. Kami menjalani sambil belajar menjadi dewasa.
Terkadang kami cek cok karena hal kecil. Tapi nggak lama pasti kami baikan lagi. Aku suka dia yang tidak pernah mengeluarkan kata kata kasar saat kami bertengkar. Aku sayang kepadanya. Meski aku sempat ragu dengan LDR ini. Tapi, kami saling meyakinkan dan positif thingking. “tunggu aku sukses ya bee, nanti kan ak lulus sekolah,kerja, 3 atau 4 tahun lagi lah aku kerumahmu” kalimat itu yang selalu menenangkan ku.
Dia memang baru 17 tahun, tapi sikap nya kepada siapapun terutama wanita sangat dewasa. Itu yang membuat aku yakin, dia bisa menjadi dewasa.
Sikapnya dalam menanggapi setiap permasalahan selalu tenang.
Hubungan kami pun berjalan 2 bulan. Selama ini masih baik-baik saja dan ku harap kedepannya pun akan baik baik saja. Setiap malam ia sering menelfon ku atau bahkan video call. Hanya untuk melepas rindu. Kami saling tatap. Tersenyum. Saling bertukar cerita .
Sudah 2 bulan aku sudah tidak canggung lagi bercerita dengannya, curhat perihal keluargaku kepadanya. Ia adalah pendengar yang baik.
Aku semakin menyayanginya. Sampai aku takut kehilangannya. karna kami memang tidak seumuran. Aku takut ketika hubungan ini semakin serius, malah tidak dapat dukungan dari orangtua. Karna perbedaan usia kami.
Menjadi pacarnya adalah bahagia bagiku. Aku mengenal salah satu mantannya. Yang tak lain adalah adik kelasku. Dia cantik,perfect, body goals. Yang terpenting rumahnya dekat dengan rumah aris. Yang membuat aku resah kalau saja aris malah balikan sama mantannya itu.
Sedikit flashback...
Dulu awal awal aku jadian sama aris, justru banyak isu miring tentang kami. Aku dituduh sebagai perusak hubungan orang. Aku dituduh merebut aris dari windi,mantannya. Padahal, yang sebenarnya terjadi. Aris memang sudah ingin memutuskan windi tapi aris mencari waktu yang tepat. Dan ketika aris memutuskan hubungan dengan windi, aris tidak langsung menembakku. Dia curhat denganku kalau ia habis mengakhiri kisahnya dengan windi. Karna windi sosok yang overprotektif,suka marah, moody-an. Aris capek dengan sikap windi. Lalu,aku sempat menyarankannya untuk tetap bersama windi. Tapi aris menolak. Tak berselang lama. Aris menyatakan perasaannya kepadaku. Nah, dari situlah isu dan gosip bermunculan.
Tapi,sebisa mungkin aris meyakinkan aku bahwa aku bukanlah sperti apa yang orang katakan.
"Sayang... Kamu gak kek gitu. Kamu gak ngerebut aku dari windi. Tapi aku yang udah gak cocok sama windi. Aku putusin windi bukan untuk kamu, tapi karna memang aku nya udah ga tahan sama sikap windi. Jadi kamu jangan mikir aneh aneh ya bee". ucapnya penuh kelembutan. Seakan akan ia sedang berbicara di depanku sambil memainkan kerudungku mengusap puncak kepalaku yang di balut dengan kerudung. Namun itu cuma khayalku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
Short Storyaku menyesal karna ketika aku dekat denganya tapi aku belum mencintai nya.. sekarang saat aku jauh.. Allah malah menitipkan sebuah rasa untuk mencintai dia. walau sempat berfikir "apa ldr ini berhasil?" tapi aku selalu menyerahkan semua kepada Ia ya...