XI.Let me be with you?

2.8K 492 23
                                    

Setelah pulang kuliah sampai malam harinya Jiera tak kunjung melihat sosok Jimin memasuki rumah. Padahal ia masih setia menunggu di ruang tamu walau merasa dingin karena semakin larut.

"Apa dia marah padaku?" Gumam Jiera memeluk dirinya sendiri, sungguh dingin sekali walaupun keadaan ruangan tertutup. "Tapi kenapa? Bukankah seharusnya aku yang marah padanya?"

Jiera bangkit dari duduknya,membuka pintu dan menoleh keluar. Tak ada tanda-tanda Jimin pulang.

Jiera segera menutup pintu dan berjalan dengan lesu kearah kamar. Dia berusaha menghubungi Jimin, namun ponsel pria itu tampaknya dalam keadaan mati.

Malam itu, Jiera sama sekali tidak bisa tidur memikirkan Jimin yang tampaknya juga merasakan hal yang sama di apartemennya.

***

Dengan angin malam yang menerpa tubuh kekarnya, kini Jimin berdiri dibalkon sembari menyesap kopi yang baru saja dia buat.

Matanya sama sekali tak bisa memejam walau ia merasakan kantuk.

Setiap pria itu menutup matanya,bayangan tentang diriya menyiksa Jiera, menyetubuhi gadis itu dengan kasar dan membentak gadis itu tanpa belas kasihan.

Tanpa sadar air mata Jimin menetes dengan bibirnya yang terkekeh lirih.

Sekarang apa yang harus Jimin lakukan?

Selama ini egonya selalu mendominasi dirinya hingga bisa berbuat sekejam itu pada Jiera, Jimin menyesal sekarang.

Drrrt drrrt

Jimin segera masuk kedalam dan melirik ponselnya yang sedang ia isi dayanya disamping televisi.

Pria Ryu itu tampak terkejut saat melihat banyak panggilan masuk serta pesan Jiera yang menanyakan alasannya hingga tidak pulang malam ini, dia dikhawatirkan.

Senyum Jimin seketika tersungging melihat nama Jiera dilayar. Dia dengan segera mengantongi ponselnya dan berniat pulang kerumah walau jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi.

Jimin ingin memeluk Jieranya lagi dan meminta maaf, meminta agar gadis itu tetap bertahan dengannya dan mau memulai kehidupan yang baru bersamanya.

Ya, Jimin menggambarkan masa depan itu dalam waktu singkat dan ingin dia realisasikan sekarang juga dan tentunya dalam jangka waktu yang panjang, jika bisa sampai keduanya menghela napas terakhir.

"Tunggu aku sebentar Ji, aku akan datang." Ujar Jimin lalu segera menginjak pedal gasnya menuju kediaman yang kini dihuni gadisnya sendirian.

Mungkin akan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Tapi Jimin membuatnya lebih cepat karena rasa ingin bertemu yang menggebu-gebu walau belum bertemu hanya dalam hitungan jam saja.

***

Kaki Jimin melangkah menuju kamar Jiera, mencari gadisnya namun ia tak menemukan sosok itu disana.

Dengan cepat Jimin melangkah menuju kamarnya dan melihat gadis itu berbaring memunggunginya.

Namun setelah mendengar decitan pintu dia menoleh dan tersenyum melihat sosok Jimin yang juga menampilkan senyuman manis.

Epoch [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang