Kalau Tidak Berniat Mencintai, Setidaknya Jangan Beri Harapan
Di tempat lain, tepatnya di perkemahan anak SMA Pelita. Semua orang menyadari bahwa Aletha hilang, setelah kelompok Aletha melaporkan bahwa Aletha tidak ada di barisan.
Kelompok Aletha terlihat sangat khawatir dan orang yang paling khawatir adalah Anisa, gadis itu langsung menangis mengkhawatirkan keadaan sahabatnya yang sendirian di tengah hutan, apalagi hari sudah semakin gelap.
" Kalian tenang dulu ya, gimana ceritanya Aletha bisa hilang ? " seru Devan.
" Jadi tadi itu Aletha minta pindah ke barisan belakang kak, udah aku larang tapi dia tetep minta tukar tempat, katanya cuma sebentar " Seru Andi menjelaskan karena tadi ia yang berada di barisan paling belakang dan Aletha meminta untuk menukar posisi .
" Terus waktu kita sampai di pemberhentian terakhir Aletha udah nggak ada di barisan paling belakang, " seru Reza menambahkan.
" Maaf ya kak, aku sebagai ketua kelompok nggak bisa menjalankan tugas dengan baik, " seru Bagas penuh penyesalan.
" Sudah gak apa-apa, bukan saatnya untuk menyalahkan diri sendiri, kalian balik ke tenda ya biar panitia yang mencari " Seru Devan menenangkan.
" Tapi kak, kita juga mau ikut cari, ini juga tanggung jawab kelompok kita, " seru Rahma.
" Iya kak, aku juga mau ikut cari Aletha, kalau Aletha nggak ketemu gimana? " Seru Anisa sambil menangis.
" Udah kalian di sini saja ya, bahaya kalau kalian juga ikut" seru Devan.
Devan sebagai ketua pelaksanan dan semua tim panitia cowok langsung turun tangan untuk mencari keberadaan Aletha. Arka adalah yang sedari tadi terlihat nampak khawatir, tapi ia sangat pintar menyembunyikan ekspresinya , sejak pertama kali melihat kelompok Aletha sampai di POS terakhir dan tidak mendapati keberadaan Aletha di tambah lagi dengan Anisa yang menangis.
Arka sudah memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi dan itu terbukti saat Bagas sang ketua kelompok melaporkan bahwa Aletha hilang. Ingin saja saat itu Arka langsung berlari ke hutan dan mencari Aletha dirinya menghawatirkan keberadaan gadis yang sangat ceroboh itu.
***
Aletha melihat jam tangannya, dengan hanya mendapatkan pantulan cahaya bulan, cukup bagi Aletha untuk bisa melihat jam berapa sekarang. Pukul 7 malam dan masih tidak ada tanda-tanda orang yang akan menyelamatkannya.
Aletha meneguk ludahnya yang sangat kering, ia menyentuh tenggorokannya.
" Haus banget."
Aletha menghela napas lemah, kepalanya mulai pusing kembali. Lelah dan kehausan membuatnya mulai dehidrasi. Aletha merapatkan tubuhnya, ia tidak membawa jaket karena saat berangkat tadi masih siang hari dan cuacanya sedikit panas. Dingin mulai menusuk kulit bahkan tulangnya.
Aletha memeluk lututnya sangat erat, menenggelamkan kepalanya. Aletha menutup kedua matanya, memcoba tidur. Aletha hanya berharap ada seseorang yang menemukannya di hutan yang menyeramkan ini.
***
Aletha meringis, memegangi perutnya yang tiba-tiba sakit, keringat bercucuran di pelipis Aletha. Aletha merasakan tubuhnya sangat lemas, dan tingkat haus yang tidak bisa ia tahan lagi. Aletha ingin muntah tapi tidak bisa, seolah tak ada yang dapat ia keluarkan.
Aletha diam sebentar, ia seolah mendengar daun-daun yang diinjak, seperti suara orang berjalan. Aletha ingin sekali mengangkat kepalanya, melihat siapa yang datang, tapi kepalanya terasa sangat berat dan pusing. Energinya sudah mencapai titik rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletha [ON GOING]
Teen FictionHappy 18k Viewers 🎉 ================= Arka si cowok dingin harus bertemu dengan Aletha cewek cantik namun ceroboh. Aletha selalu saja berusaha untuk meruntuhkan tembok pertahanan Arka, berbagai cara telah di lakukan untuk meluluhkan hati Arka Akan...