Bab 1 Berangkat

28 3 0
                                    

Jam 06.30

Matahari tampak sudah terlihat dari ujung timur. Menyinari sebuah desa kecil nan indah di ujung timur pulau jawa. Layaknya desa lain, orang-orang sudah banyak beraktivitas begitu juga dengan Angga yang sibuk dengan buku hariannya.

Dear Deary.
"Namaku Angga, begitulah yang biasa disapa oleh teman-temanku. Kalian tau? Aku baru saja diterima kampus ternama di Jogja. Sebuah kampus impian dari kebanyakan kalangan kami. Eits, mungkin perkenalannya cukup sampai sini dulu. Mumpung belum di marahi sama Ibu".

Tanpa disadari ibu Angga sudah berada dipintu kamar yang memang sudah terbuka. Dengan tatapan lembut ibu menegur anaknya yang masih saja sibuk menulis ditengah persiapannya untuk pergi kuliah.

"Nak, kamu jadi pergi kuliah apa tidak?" dengan nada datar Ibu berkata.

"Iya Bu, jadi kok. Ini sudah siap-siap," jawab Angga.

"Ya udah, makan dulu sana sebelum berangkat".

Tanpa basa basi, Angga langsung turun dan bergabung dengan keluarganga untuk makan.

Angga tak habis-habisnya membayangkan kehidupan selanjutnya ketika kuliah nanti. Berkelana di negeri orang, beradu nasib, mendapat kawan baru yang mungkin tidak sama dengan kawannya di desa. Namun satu hal yang membuat Angga penasaran. Organisasi. Angga memang bukan siswa lulusan terbaik, tapi merupakan organisator terbaik yang ada disekolahnya. Dengan bekal ketua OSIS terbaik, Angga dengan percaya diri ingin melanjutkan bakatnya di organisasi mahasiswa.

Jam 09.00.
Angga diantar keluarganya ke stasiun. Dia berangkat sendiri ke jogja, karena teman-temannya sudah berangkat kemarin. Salam perpisan dari Ayah, dan Ibu membuat hati Angga bersemangat.

"Nak, Ayah titip jangan sampai salah pergaulan, kuliah yang rajin biar apa yang dilakukan Ayah dan Ibumu tidak sia-sia".

"Iya Yah, pasti itu," sambil mencium tangan ayah dan ibu.

"Hati-hati didalam kereta, barangnya dijaga takut hilang".

"Iya Yah".

Dengan membawa koper, angga langsung masuk ke dalam kereta, dan duduk dikursinya.
Perjalanan angga memang baru dimulai dan sebuah kehidupan baru telah menanti.

"Kira-kira seperti apa ya kehidupan disana," celetuk angga di dalam hatinya.

Jam 09.15.
Kereta berangkat. Berbekal headset dan smartphone, angga memutar musik kesayangannya sembari menunggu tempat tinggalnya yang baru.
Yaitu Yogyakarta.

TerlemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang