Hari ini Laras ke kampus lebih pagi dari biasanya. Kalau bukan karena papanya, Laras tidak mau diantar Ridho dulu. Melihat Ridho yang baru bangun dan pastinya belum mandi.
Tapi apa daya jika tidak di turuti, Laras tidak akan ke kampus lebih pagi tapi bisa terlambat lagi dan lagi.
Kelas Laras di lantai 2, baru saja ia memijakkan kaki di anak tangga pertama. Suara seseorang memanggil namanya terdengar jelas.
"Laras!"
"Eh, No kenapa?" Jawab laras sambil menurukan kembali kakinya dan mengarahkan pandanga ke arah Noe.
"Aku udah mikirin ide kamu kemarin, kamu masih mau bantu kan?"
"Emm, ide.. yang mana yah? Tanya Laras kembali.
"Yang kamu nyaranin buat cari mamaku" Jawab Noe dengan hati-hati, dia menyadari tatapan aneh Laras dan sikapnya yang dingin kali ini. Tidak seperti biasanya.
"Oooh, yang itu. Emm, No gue ada kelas pagi entar gue kabarin lagi yah. Nanti gue ajak Icut juga. Okey? Byeeee." Setelah mengucapkan kalimat ini, Laras setemgah berlari menaiki tangga bahkan sebelum mendengar respon Noe.
"Okey" Ucap Noe pasrah. Dengan suara yang bahkan hanya bisa di dengarnya sendiri.
****
Laras masuk ke kelas dengan tergesa. Sementara sudah ada Icut seorang diri disana tengah menikmati sarapannya.
"Napa lu? Dikejar setan kampus lagi?"
Laras tidak menjawab pertanyaan Icut, ia langsung duduk di samping Icut dan memgambil roti terkahir tanpa izin sang pemilik.
"Wahh, bener." Ucap Icut pura-pura kaget sambil menggelengkan kepala.
"Apaan?" Tanya Laras seketika, berhenti mengunyah roti itu.
"Roti gue ilang" Ucap Icut, sok misterius sambil membolak balikkan kotak bekal yang sudah kosong.
Dengan tidak santai Laras memasukkan rotinya ke mulut tepat di hadapan wajah Icut.
"Itukan, roti gue sisain buat seserahan setan kampus." Dengan santainya icut memgatakan lalu memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas.
Laras refleks melepehkan roti yang masih terisisa di mulutnya.
"Laras!!"
"Icut!!"
"Ihh jorok banget sih, bersiin ga!"
"Ngga!" Tegas Laras, lalu berpindah tempat duduk.
"Ohiya, ngapain lo nyuruh gue dateng pagi-pagi kek gini?" Tanya Icut, teringat sesuatu.
"Ga jadi, pulang aja lagi." Jawab Laras ketus
***
Mata kuliah pertama sudah masuk, dan kali ini Laras masih selamat karena ternyata dosen yang mengajar saat itu tidak masuk.
Kalau tidak, bisa saja ia dihukum membersihkan kelas di depan sema teman-temannya.
Satu persatu mahasiswa keluar meninggalkan kelas. Tapi Laras dan Icut masih betah di kelas.
Laras sempat kefikiran tentang Noe. Dia merasa bersalah karena telah bersikap seperti itu sama Noe.
Padahal Noe tidak salah apa-apa. Bahkan Laras belum menanyakannya kembali secara jelas dengan Icut karena insiden itu.
Laras mencoba mengirimkan pesan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pagi dan Senin
Roman pour AdolescentsLangit sedang hujan. Aku kembali berfikir, kenapa orang-orang begitu mengagumi hujan . Bahkan tulisan tentang hujan hampir tak terhitung jumlahnya. Dari sajak, puisi, novel, bahkan pantun. Tapi aku sama sekali tidak terfikirkan tentang itu. Yang kui...