-Janji

18 1 0
                                    

🚩

Tin..tinn
Bunyi klakson kereta yang tak lain lagi adalah Dirga yang baru saja sampai ke rumah.

Dirga Fahlevi Asri adalah sosok abang dari Aliya Natalie Asri.

Mereka dua saudara yang berasal dari amerika serikat yang pindah ke indonesia saat kakek mereka mewariskan rumah ke Dirga dan Aliya di indonesia.

Dirga disambut hangat oleh adiknya aliya saat tiba di rumah milik mereka berdua itu.

"Assalamualaikum" ucap Dirga saat memasuki rumah yang berdiri kokoh dengan nuansa putih krim yang selalu hangat jika ditempati dan memberi kesan kedamaian.

"Waalaikumsalam" jawab aliya sambik memeluk abangnya. "Abang duduk lah sebentar akan aku buatkan teh" lanjut Aliya.

"Haha ada apa ini. Kenapa manggil nya seperti itu". Dirga duduk di sofa tebal berwarna putih yang berada di tengah-tengah ruangan.

"Ahh hehe gue buatin teh bentar ya bang" jawab Aliya sambil beranjak menuju dapur dan tak lama kemudian Aliya datang membawa nampan yang berisi dua gelas teh yang sudah disiapkan nya.

"Abang minum dulu, pasti abang capek kan kerja seharian". Aliya memberi segelas air minum ke Dirga dan Dirga langsung meneguknya. "Iya abang capek tapi ini semua juga buat tambah-tambahan kuliahnya adek juga". Lanjut Dirga setelah meminum teh yang diberikan Aliya tadi.

"Ah hehe m-makasih ya bang. Abang kenapa masih mau membantuku, bukannya orangtua kita masih sanggup membiayai kita?"

"Orang tua kita sanggup, tapi kita tetap harus punya penghasilan sendiri. Supaya bisa meringankan beban orang tua kita nanti dek"

"Ooh gitu ya". Jawab Aliya yang langsung dibalas oleh Dirga "harus gitu dek".

"Emm..bang". Panggil Aliya. "Iya dek". Jawab Dirga.

"Abang yakin ingin pergi ke jerman. Terus gue sama siapa dong bang?"

"Abang bukannya ingin ninggalin lu dek. Tapi ini semua suruhan dari managernya abang. Dan gabisa abang tolak mentah-mentah. Ini soal pekerjaan dek"

"Hemm iya bang gue ngerti kok tapi.. "

"Lu untuk sementara tinggal sama sisca ya dek maaf abang gabisa jagain lu lagi"

"Abangg.. ". Air mata Aliya menetes begitu saja. Sebenarnya dia tak rela ditinggal oleh abangnya ini.

"Adek kalau ada apa-apa tinggal telfon abang yah. Abang pasti kabar in lu setiap hari. Dan kapan yang lu mau"

"Abang janjii". Aliya mengangkat jari keelingking nya dan langsung dibalas oleh Dirga "janji!".

"Aku sayang lu dek. Berat untuk melepaskan orang yang kita jaga dari kecil". Ucap Dirga sambil memeluk adiknya itu.

"Gue juga sayang lu bang". Ucap Aliya semakin mengeratkan pelukannya.

Setelah acara berpeluk"kan Dirga kembali ke ruang tv selesai mandi untuk menjumpai adiknya yang sedang asik menonton film kesukaannya yaitu balap motor.

"Ngeenggg cepatan lu boy lama ah. Tikung-tikung dia cepat Ahhh satu lagi didepanlu ayooo, buaruannnn. Dannnn dann dannn, YAKKK menangggggg!!!!! Yuuhuuuu". Aliya berbalik badan untuk mengambil makanannya di meja tiba-tiba

"Ehh.. hehe abang, sejak kapan bang disini". Ucap Aliya setelah mengetahui keberadaan abangnya dibelakangnya tadi.

"Udah dari tadi kali dek. Dari atas gue udah denger teriakan lo". Ucap Dirga.

"Ahh beneran bang".

"Iya beneran, jangan keras-keras loh. Malu didengar tetangga"

"Issh abang iya-iya".

"Em.. dek besok pagi abang udah mulai berangkat. Lu jangan lupa bangun cepat ya. Biar nganterin abang sampai bandara"

"Siapp bang, pasti ituu". Ucap Aliya meyakinkan.

Mereka berdua akhirnya sama sama menonton tv sampai larut malam dan ketiduran di sofa sampai pagi.

Beepp. Beepp 2×

Bunyi alarm Dirga menyala di pukul 05:00. Membuat kedua kakak beradik itu pun terbangun.

"Eummhh abang jam berapa ini". Ucap Aliya sambil meraba handphone nya di saku celananya"

Saat ingin membuka layar kunci hp tersebut, Aliya sontak terkejut karna udah pukul lima pagi dan tv masih menyala. Sedangkan mereka tidur di ruang keluarga bukan dikamar masing". Huh pasti ini karna menonton tv semalam. batin aliya

"Jam berapa ini dek". Ucap Dirga saat mendengar alarm nya yang terus berbunyi.

"Abang cepetan ayo sholat. Ini sudah jam 5 pagi"

"Hah!? Beneran dek"

"Iya cepetaann"

"Oke-oke abang mati in tv nya dulu"

Mereka pun beranjak dari sofa ke kamarnya masing-masing.

MY BROTHER IS MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang