Chapter 23: Antara Bahagia dan Sedih.

460 40 6
                                    

"Percayalah! Segala hal yang menimpa kamu sudah ditetapkan oleh Allah Ta'aala. Berusahalah menerima dengan lapang dada. Teruslah berprasangka baik pada-Nya. Sebab, Dia jauh lebih tahu yang terbaik untukmu."

_Jodohku Ya Kamu_

***

"Jadi ini saya nggak bisa sembuh, Dok?"

Tanya Ara pada Dokter Ali mencoba meyakinkan. Dengan lesu, Dokter Ali mengangguk. Air mata Ara lepas begitu saja.

Ara tak bisa menahan isaknya lagi. Dokter Ali menghembuskan napasnya gusar.

"Penyakit Jantung koroner adalah penyakit mematikan, yang sulit disembuhkan. Gangguan ini dapat menyebabkan arteri menyempit." Dokter Ali mencoba menjelaskan.

Ara masih terisak, "lantas mengapa saya harus berobat hingga seperti kemarin? Jika akhirnya sama saja..hiks.." Ara benar-benar tersulut emosi, isaknya semakin kuat.

Dokter Ali menghela napas, "Karena sering tak bergejala, penyakit ini sudah membuat puluhan darah menyempit sehingga tak dapat disembuhkan. Hanya bisa dikontrol. Artinya jika suka terserang penyakit ini maka dia seumur hidup menderita itu. Faktor kontrol penting!"

Dokter Ali masih mencoba menjelaskan, Ara mendengarkan sembari terisak.

"Kamu harus rutin check up Ara! Jangan seperti dulu yang tak mau berobat!" tegas Dokter Ali.

Ara menggeleng, "Percuma Dok! Saya juga akan matikan dengan penyakit ini hah?! Lalu untuk apa saya kontrol!?"

Ara semakin frustasi. Ia yang sejak dulu tak ingin berobat ditambah fakta jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan.

"Bukankah Allah menurunkan penyakit disertai obat? Dan tugas kita hanya berusaha untuk sembuh! Masih ada kemungkinan untuk kamu sembuh Ara! Kalau kamu nggak mau berobat, itu semakin parah!"

"Tapi kecil banget kemungkinannya Dok... Hikss..." Ara sudah sangat pasrah. Ia berusaha menerima takdirnya.

Dokter Ali tak tega melihat Ara yang seperti ini. Apalagi dirinya berjuang seorang diri.

"Kamu jangan capek-capek, jangan sampai sters! Pola makan dijaga! Dan olahraga teratur! Minimal 30menit seminggu 3 kali!"

Dokter Ali masih menjelaskan pada Ara. Ia tak ingin Ara benar-benar menyerah. Meski kecil kemungkinan Ara sembuh total, setidaknya ia usaha bukan?

"Saya akan berjuang Dok!"

***

Ara keluar dari ruangan Dokter Ali dengan matanya yang sembab. Berkali-kali ia beristigfar.

Ya, benar. Ara sedang dirumah sakit atas panggilan dari Dokter Ali. Beruntung Rey sedang ada dirumah dan ia diberi izin untuk keluar.

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang