11. Permintaan Kenan

235 28 10
                                    

"Akhirnya sampe juga, gue laper. Mana?" Rengek Kanania.

"Sabar kali, gue baru juga sampe."

Arkan duduk di sebelah ranjang Kanania. Kanania tak berbaring, dia duduk menghadap Arkan.

"Udah baikan?" Tanya Arkan.

Kanania tak menjawab, ia justru menyambar totebag  yang ada di tangan Arkan.

"Idih, ditanya juga," dengus Arkan sebal. Tapi dia senang.

"Emang sejak kapan kita marahan?" Tanya Kanania polos. Jika lapar, ia memang tidak pernah konek.

"Maksud gue, udah agak enakan?"

"Ooh," Kanania ber-oh ria. "Udah, apalagi lo kesini makin baik aja tubuh gue."

Arkan diam menatap Kanania dan Kanania tak sadar mengatakan itu. Kanania nampak salah tingkah, "maksudnya kesini bawain makanan gitu." Elaknya.

Arkan manggut manggut menatap Kanania yang memakan kue pemberian dari dirinya.

"Enak kue nya?"

"Enak," seru Kanania. "Aaaa, kue mau mendarat," Kanania rupanya menyuapi Arkan dan dengan senang hati Arkan membuka mulutnya. Kanania memasukkan kue itu kedalam mulut Arkan.

Mereka tertawa bahagia. Diantara mereka tak ada hubungan apa apa, hanya sebatas ketua dan wakilnya.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang memperhatikan mereka dengan perasaan geram dan penuh penyesalan.

"Lo udah bahagia, Ana," katanya lalu meninggalkan tempat itu.

"Pengen sekolah," kata Kanania.

"Kapan lo boleh pulang?" Tanya Arkan.

"Kepo."

"Astagfirullah, Arkan baik enggak suka marah."

"Sekarang sore jam 3. Bentar lagi Kenan kesini," kata Kanania lagi.

"Besok sekolah, berangkat sama pulang bareng Kenan." Pinta Arkan.

"Gak mau," jawabnya.

"Kalo sama gue mau?" Goda Arkan.

Kanania tersenyum menatap Arkan. "Lo mau?"

"Mau banget, lah." Arkan bersemangat. Sekali.

"Kalo gitu, gue juga mau."

Senyum Arkan merekah disertai berdebarnya perasannya Kanania. Kanania dan Arkan tak pernah merasakan ini sebelumnya.

"Cie mau banget, Ya?" Goda Arkan lagi. Menggoda Kanania menjadi hobi Arkan sekarang.

"Suka banget godain gue," dengusnya.

"Suka lah, suka lo juga."

Pipi Kanania merah padam, Arkan suka itu. Tapi bukan saatnya sekarang ini.

"Bejanda, Nia," Arkan mencubit hidung Kanania. "Baper ya?"

"Ih Arkan nyebelin banget!"

Hari ini Kanania pulang ke rumahnya. Kondisinya sangat baik hari ini. Entahlah, hatinya juga sangat baik. Sepanjang perjalanan pun, senyum Kanania tak berubah.

"Senyum aja terus," kata Kenan yang sedari tadi memperhatikan.

"Kenapa nih?" Goda Runi.

"Enggak."

"Arkan dateng jenguk lo, ya?" tebak Kenan tepat sasaran.

Kanania tak peduli dan tak menjawab pertanyaan Kenan.

My Ombrophobia Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang