/4/ Kunang-kunang

22 1 0
                                    

   Malam ini seperti malam-malam yang lain bagi Aditya Purnama. Duduk di sebuah bangku di taman yang luas dan ramai, menunggu. Aditya Purnama menunggu kunang-kunang. Begitu kunang-kunang keluar, Aditya Purnama akan mengajak mereka bicara. Berbagi cerita. Cerita apa saja, dosen pembimbing yang menyebalkan, atap kost yang bocor hingga kebiasaanya buang air tengah malam tetapi, kisah cintanya dengan pacarnya yang cantik selalu jadi pembuka dari semua cerita dengan kunang-kunang itu.

   Aditya Purnama merasa bisa berbicara dengan kunang-kunang. Bagi Aditya Purnama sendiri, kunang-kunang itu adalah sahabatnya. Setiap malam Aditya Purnama akan menunggu mereka di sebuah bangku di taman ini. Setiap malam. Mungkin baru berhenti kalau pacar cantiknya telah tiada tetapi, itu juga tidak menjamin. Karena kunang-kunang itu sahabatnya.

   Malam ini malam minggu. Bangku taman yang ada 10 buah mengitari air mancur berukuran tidak terlalu besar ditengahnya terisi semua. Mungkin kalau Aditya Purnam telat datang sebentar saja Aditya Purnama tidak akan mendapatkan bangku di taman itu. Dari tiap bangku semua dapat dilihat ada pasangan muda-mudi, saling berpandang, saling bercanda, menggombal murahan, atau berdebat karena ketahuan selingkuh karena notifikasi handphone dari perempuan lain di handphone pacarnya. Tidak dengan Aditya Purnama. Aditya Purnama sendiri.

   Aditya Purnama sebenarnya tidak sendiri-sendiri amat. Aditya Purnama punya pacar tetapi terlalu malas mengajak pacar cantiknya. Aditya Purnama juga tidak bisa dibilang sendiri. Aditya Purnama sedang menunggu. Menunggu sahabatnya, kunang-kunang. Sudah menjadi kebiasaan Aditya Purnama tidak mengajak pacarnya untuk menemaninya tiap malam. Selain karena topik pembuka yang membicarakan pacarnya, Aditya Purnama juga tidak suka ada yang memandangi pacar cantiknya, itu membuatnya kesal.

   Pacarnya memang sangat cantik. Bahkan jika seluruh perempuan di taman ini dijejerkan dengannya sudah jelas kalah telak, sedangkan para lelaki yang melihatnya pasti melihat dengan melongo karena kecantikannya dan seketika memaki Tuhan karena tidak adil. Tuhan tidak adil. Aditya Purnama jelek sedangkan pacarnya cantik, cantik sekali. Memang benar Aditya Purnama setiap malam akan datang ke taman ini. Aditya Purnama akan membicarakan segala hal. Tapi dia akan membicarakan tentang keadaannya dan pacarnya dengan sahabatnya, kunang-kunang.

   Bukan karena Aditya Purnama tak punya teman, cuma kadang membicarakan hubungannya dengan pacar cantiknya dengan orang lain hanya akan menimbulkan sakit hati. Terakhir kali Aditya Purnama berbicara dengan temannya tentang betapa minder dirinya dengan pacar cantiknya, betapa omongan semua orang tentang hubungannya semakin menjadi-jadi Aditya purnama hanya mendapat sakit hati. Aditya Purnama berbicara dengan teman lelakinya, teman lelakinya langsung berusaha merebut pacar cantiknya. Aditya Purnama berbicara dengan teman perempuannya, teman perempuannya malah menghinanya dan meminta Aditya Purnama sadar siapa dirinya.

   Maka Aditya Purnama pun beralih ke yang selalu mendengarnya. Walau selalu tak ada jawaban atau respon dari yang diajak bicara tapi, itu lebih baik daripada dengan semua hal keburukan yang pernah Aditya Purnama dengar. Kunang-kunang, sahabatnya. Dan anehnya entah bisa dipercaya tapi memang ini kenyataanya. Kunang-kunang itu selalu ada mengitari Aditya Purnama. Kunang-kunang itu akan selalu datang di malam hari, di taman itu, dan di bangku tempat Aditya Purnama duduk.

   satu jam berlalu. Malam masih tanggung. Buktinya muda-mudi makin ramai mendatangi taman itu. Walau bangku sudah penuh muda-mudi itu duduk mengitari pinggir air mancur itu. Aditya Purnama tidak pernah mempermasalahkan muda-mudi itu, malah sesekali dia memaki dalam hati. Pacaran model apa yang mau bermesraan di taman begini. Memang suasanya tenang dengan bunyi jangkrik dan air mancur yang mengucur. Tapi taman ini tentu sangat tidak direkomendasikan oleh Romeo dan Juliet untuk berpacaran. Taman ini banyak sekali nyamuk. Seringkali muda-mudi pulang karena tak nyaman dengan gigitan nyamuk. Jangan tanya tentang pasangan yang gemuk, mereka baru berjalan menuju bangku saja sudah pergi lagi karena gigitan nyamuk yang sudah menunggu makanan yang lezat dalam tubuh pasangan gemuk itu.

ANTALOGI FIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang