1

3 1 0
                                    

Heran, mengapa pagi ini langit begitu berbeda. Kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 06.15, oh tidak aku akan terlambat!

Setelah mandi kupakai seragam sekolah dan tak lupa ku bawa ranselku lalu bergegas untuk kesekolah.

***

Dengan kedua kaki aku berjalan arah pulang sambil menatap langit yang begitu cerah, aku berhenti, terpana oleh indahnya keagungan Tuhan.

Aku suka.

Aku suka langit hari ini, siang ini, awan stratocumulus yang ditemani dengan langit biru dan matahari, sempurna. Ku ambil handphone dari saku bajuku dan ku abadikan langit sempurna ini.

Andai matahari bisa di sentuh, akan ku genggam walaupun sakit, walaupun akan menyakitiku. Akan aku genggam.

Mungkin orang-orang bertanya tentang mengapa sebegitu sukanya aku dengan matahari.

Aku bukan anak IPA, aku tidak paham betul tentang matahari, yang kutau matahari itu baik, menyinari dan tak banyak basa basi soal timbal balik.

Aku, Raina Calysta, anak yang diberi nama dengan inspirasi dari nama seorang dewa matahari.

***

Ga nyambung banget😭🙏

Tapi ya sudahlah, ini karya yang ada di otak ku. Dan untuk 'mungkin' kelanjutan cerita aku ga pakai jadwal. Jadi ya ini cerita kalo bener bener ada di otak aja hehe.🤸

*Random banget s buat cerita yg konsepnya blm jelas pastinya 🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang