Chapter 24: Berlebihan

427 39 1
                                    

Lagi rebahan aja yaudah nulis ajaa...nih anggep bonus wk...

***

"Penantian dalam sebuah rumah tangga yaitu datangnya buah hati. Dan aku, akan berusaha sekeras hidup untuk menjaga kamu dan buah hati kita."

_Hasan Arreyan_

***

"Kamu hamil sayang?" tanya Rey sembari menangkupkan kedua tangannya dipipi Ara, meyakinkan kembali.

Ara kembali mengangguk dengan tersenyum ditambahi air mata kebahagiannya.

"Alhamdullilah Ya Allah..." Rey tak henti-hentinya mengucap kalimat syukur. Ia memeluk Ara begitu erat.

Kejutan yang Ara beri begitu membuat Rey hanya bisa berucap syukur. Yang ia nanti telah Allah beri. Kebahagian Rey pun Ara sulit dideskripsikan tentunya.

Rey melepaskan pelukannya, ia menghapus air matanya pun air mata Ara. "Kamu kerumah sakit sendiri?"

Ara mengangguk, "Kenapa?"

Ara terdiam, sebetulnya ia kerumah sakit bukan untuk check kan? Ia kerumah sakit atas panggilan dari Dokter Ali.

"Aku cuma takut nanti kalau hasilnya negatif mas kecewa." alibi Ara.

Rey menarik napasnya panjang kemudian menghembuskannya perlahan.

"Kalau aja hasilnya negatif terus kamu mau kecewa sendirian gitu?" ucap Rey.

Rey kembali menghembuskan napas dengan kasar.

"Jangan gini! Sekarang apapun itu kamu harus bagi-bagi sama mas. Sedih, seneng, kecewa apapun itu!" tegas Rey memperingati.

Ara tersenyum meng-iya kan. Rey berdiri lalu melipat sajadahnya, diikuti dengan Ara yang melepas mukenanya dan melipat sajadahnya pula.

"Kalau pas kamu periksa sendiri, terus nanti dikira anak kita nggak ada abi nya gimana hayo?" tuding Rey ngawur.

Ara menggeleng sembari berdecak, "apasi kamu mas?" Ara mulai malas menanggapi Rey yang ngawur itu.

"Kita kerumah sakit." titah Rey. Ara mengernyit bingung, lalu ia berucap, "buat apa?"

Rey menatap istri sedikit sebal, "Ck. Ya untuk periksa dong sayang..."

"Kan kemarin udah mas, nggak perlu lagi,"

"Kemarin itu kamu, mas belum." jawab Rey sembari bersiap untuk mandi, kebiasaannya mandi sebelum subuh.

Ara seketika menghenti'kan aktivitasnya yang membereskan kasur. Ia menghampiri sang suami yang duduk dimeja riasnya.

"Memangnya kamu yang hamil hm?" goda Ara mengernyit. Rey dibuat linglung.

"Ya...yaa..." Rey tak bisa melanjut'kan ucapannya, ia bingung sendiri. Ara menaik turunkan alisnya menggoda Rey.

"Yaa..." ucap Ara meniru suaminya itu.

"Yaa...yaudah sih." tandas Rey sedikit ketus sembari menjulurkan lidahnya. Ara tertawa melihat tingkah suaminya itu.

***

"Jadi Gimana Dok?"

Tanya Rey antusias kepada Dokter Anita. Salah satu Dokter spesialis kandungan, termasuk rekan kerja Rey.

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang