9. Persiapan Pernikahan (Selesai Revisi)

129 7 0
                                    

Hari demi hari, bulan demi bulan telah terlewati dengan baik dan penuh kenangan dalam setiap detiknya. Kelulusan pun juga terlaksana dengan mulus tanpa ada gangguan sekali pun. Sudah sekitar empat bulanan Syifa lulus sekolah.

Kriinggg ... Kriinggg ... Kriinggg ...

Suara jam beker membuat Syifa terusik dengan tidurnya. Tangan mungilnya mencari benda itu ke sana ke mari untuk mematikannya. Saat menemukan dirinya tersentak kaget, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00 seharusnya dia ke butik untuk fithing baju pengantin.

Memang setelah Syifa lulus sekolah, Azzam dan Fitri memutuskan untuk segera menikahkan Syifa. Sebenarnya Syifa juga agak berat untuk menikah di usia dini, apalagi dengan umurnya yang terlalu muda mengurus rumah tangga nantinya. Dan juga ... merasa 'tak enak dengan Fajar, masa iya dia harus melangkah duluan untuk menikah.

Tapi Syifa sendiri harus menurut pada orang tuanya, Fajar juga tidak keberatan dengan keputusan umi dan abinya. Fajar sendiri juga masih melanjutkan kuliah S1-nya.

Beberapa menit kemudian, Syifa sudah siap dengan gamis yang dia kenakan. Terlihat begitu anggun saat memakainya. Syifa berpikir akankah waktu bisa terulang kembali? Seandainya itu terjadi, dia 'tak mau mengenal Alif. Mengapa dia harus hadir, lantas memberikan luka? Kini Syifa sudah siap dengan gamis yang dia gunakan, dan begitu cantik dirinya.

Pada ke mana semuanya? Kok rumah sepi? Batin Syifa saat melihat ke sana ke sini, tetapi tidak ada orang sama sekali. Biasanya kedua orang tuanya dan kakaknya itu di jam segini kumpul di ruang tamu hanya untuk bicara santai. Oh iya Syifa hampir lupa Fajar kan sekarang ke kampus, karena ada kelas.

Drett ... drett ... drett ...

Suara HP bergetar yang membuat Syifa segera membuka, ternyata whatsApp dari uminya.

Umi Tercinta
Sayang, segera ke butik ya, kita sudah menunggu dari tadi tapi kamunya belum datang juga sampai sekarang


SyifaNdut
Ini lagi On the why Umi, tadi aku ketiduran makanya telat. Maaf ya umi 🙏


Syifa segera mematikan HP-nya lantas pergi ke butik dengan taxi Online. Lagian kenapa sampai ketiduran begitu, sih, Lagi-lagi Syifa menggerutu dalam hatinya. Tak membutuhkan waktu yang lama, Syifa sampai di butik.

Segeralah dirinya masuk ke dalam, kasihan semuanya jadi menunggu lama. Fitri, Azzam dan yang lain langsung menghela nafas melihat Syifa sudah datang. Tiara dan Arman juga ada di sana menemani Alfin.
Jantung, kenapa kau lompat-lompat sih, diam dong, gerutu Syifa saat berada di samping Alfin. Mungkin karena Syifa sudah mulai menyukai tunangannya itu, Alfin Aditya Pratama.

“Calon pengantin langsung saja fiting baju pengantin ya yang sudah disediakan, kamar gantinya ada di sebelah sana,” ucap salah satu pegawai  butik sambil menunjuk ke arah kamar, pada Syifa dan Alfin.

Alfin dan Syifa segera memasuki ruang ganti untuk mencoba baju pengantinnya. Tak lama kemudian, Alfin keluar dengan jas warna biru. Terlihat tampan saat memakainya. Seseorang yang berada di posisi Syifa saat ini, sangat beruntung memiliki calon seperti Alfin.

“Wah ... anak Bunda tampan banget deh, kalau pakai pakaian gini. Pasti Syifa bakal langsung klepek-klepek sama kamu,” puji Tiara pada Alfin, sedangkan dia hanya mengulas senyum.

Assalamualaikum, Zauji (Terbit) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang