Bab 32: Lantunan Al-qur'an

227 24 16
                                    

Stella lagi berada di sebuah Cafe bersama Sekar, mereka baru saja habis belanja di Princess. Dan di sana ada Velan, Aldo, Reza dan Herlan lagi nongkrong.

"Stell, gua mau denger lo ngaji atau tilawah dong. Yaaaa!" pinta Sekar membuat Stella celingak-celinguk.

"Entar orang risih, Sekar," ucap Stella sambil menggeleng kepalanya. "pesimis bae lo, gak apa-apa anggap aja lagi di majelis," ujar Sekar sambil tertawa.

"Itu mereka ngapain di sini?" tanya Aldo menunjuk ke dua gadis di antaranya ada gadis bercadar, dan membuat Velan terkejut. Untungnya Velan gak suka nyebat Rokok.

Walau jaman SMA suka nyebat Rokok, itu pun karna teguran Stella. Makanya Velan berhenti ngerokok.

Stella mulai mengambil Al-qur'annya dari tas ransel kecilnya, Stella mulai menoleh kesana-kesini.

"Udah baca aja. Surah An-nisa aja, serah deh mau ayat berapa," ujar Sekar sambil memegang ponselnya. Sekar diam-diam merekam Stella.

Stella mulai menarik napasnya dalam-dalam, dan di mulai lah. Untung cafe berbau islami jadi gak masalah.

"Bismillah," niat Stella.

"
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى الْـكِتٰبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰه يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَاُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۤ ‏ ۖ اِنَّكُمْ اِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ جَا مِعُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَا لْكٰفِرِيْنَ فِيْ جَهَـنَّمَ جَمِيْعَا ۙ

"Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir) maka janganlah kamu duduk bersama mereka sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di Neraka Jahanam,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 140)

Allah SWT berfirman:

٭لَّذِيْنَ يَتَرَ بَّصُوْنَ بِكُمْ ۚ فَاِ نْ كَا نَ لَـكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّٰهِ قَا لُـوْۤا اَلَمْ نَـكُنْ مَّعَكُمْ ۖ وَاِ نْ كَا نَ لِلْكٰفِرِيْنَ نَصِيْبٌ ۙ قَا لُـوْۤا اَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ فَا للّٰهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلَنْ يَّجْعَلَ اللّٰهُ لِلْكٰفِرِيْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ سَبِيْلًا

"(yaitu) orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu? Dan jika orang kafir mendapat bagian, mereka berkata, Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin? Maka Allah akan memberi putusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 141)

"Masya Allah Stell," puji Sekar, seketika pengunjung Cafe itu langsung terpanah kepada Stella. Sang founder aja tepuk tangan apa lagi Velan.

"Udah jadi bini gua aja deh," ujar Herlan, Velan langsung mencincingkan matanya kepada Herlan.

"Lo udah telat, udah ke duluan gua. Udah izin malahan, tinggal Ta'aruf aja," ujar Velan dengan santai sontak membuat sahabatnya melongo.

"Lo serius? wahh, ke duluan lo dong ya. Padahal Stella itu tipe para anak Unlam, seantareo juga udah pada suka sama Dia," ucap Reza. Velan hanya diam.

"Bagus banget, Masya Allah. Oh iya, malam ini ada pengajian di masjid raya sabilal. Kesana yuk Stell?" ajak Sekar, Stella mengangguk.

"Atur aja jadwalnya, entar deh aku jemput kamu pake mobil mama," ujar Stella, Sekar melongo emang anak konglemerat mah bebas.

"Cuy! yuk lah kita cabut," ajak Reza, semuanya mengangguk. Terkecuali Velan yang langsung menghampiri Stella.

"Stell, gua boleh ikut ke Majelis malam ini? kemaren kan lo yang ngajakin, sekarang gua," ujar Velan, Stella kaget tak tertolong sampai hampir aja mau jatoh kalau gak di tahan sama Sekar tubuh dia.

"Ehm datang aja, ajak mereka tuh. Atau ajakin Alden, Agam, sama Ishak aja sekalian kan kalian udah gak ketemu," ucap Stella ada benarnya, Velan mulai mengangguk.

"Alu duluan, Assalamualaikum," ucap Stella, "Waalaikumsalam zaujiha calon," ucap Velan lantang yang hanya di mengerti Velan dan Stella.

"Suaranya gak lepas dari jaman SMA, merdu dan bikin luluh. Tunggu aku sebentar lagi ya," batin Velan.


Vote jangan bom vote juga, Baca dengan di hayati dan pelan pelan. Komen seadanya aja yang penting bisa bikin kalian nyaman.

Syukron.

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang