Semoga engga ada typo hehehe
Dibaca aja yah 😭😭😭😭
Happy reading
**
Hanbin sedikit terkejut ketika melihat ibunya berdiri di depan pintu utama.
"o-oh kau disini?" ucap hanbin menghampiri wanita itu.
Soojin hanya menatap datar pria muda di depannya itu.
"kenapa? Kenapa kau melihatku seperti itu?" ucap hanbin sedikit gugup.
Kemudian Soojin menariknya ke dalam pelukannya. Ia memang tidak tau apa yang terjadi, tapi instingnya mengatakan bahwa Hanbin sedang tidak baik-baik saja.
Hanbin membalas pelukan itu 'eomma' batinnya.
Soojin menepuk bahu Hanbin dengan kedua tanganya "tindakan mu tadi sangat tidak baik, dia pasti terluka" ucapnya menatap lekat kedua mata Hanbin yang nampak putus asa.
Hanbin menghembuskan nafas panjang "ada hal yang tidak kau mengerti di antara kami" ucapnya menunduk.
Kembali teringat akan sebuah fakta. Situasi macam apa ini, batinnya.
**
Yeri berjalan di atas trotoar jalanan, matanya fokus menatap ke depan, tatapan dan pikiranya tidak kosong, ia memikirkan kemana kiranya ia pergi sementara.
Bukan bermaksud menjauhi Hanbin, tapi batinnya tidak siap mengetahui apapun. Jika ia memaksa, mungkin ia sendiri tidak ingin mengakui semua itu padahal itulah kenyataanya, hanya itu yang Yeri takutkan, sebuah kenyataan yang buruk, ia tidak bisa mengontrol dirinya.
Lagipula tindakannya juga termasuk pelecehan. Sebagai seorang wanita, Yeri tentu tidak akan tunduk dan memaafkan perbuatannya begitu saja jika ia diperlakukan dengan kasar. Bahkan sekarang ia sangat menyesal mengapa tanganya tidak terangkat untuk menampar pipi pria itu.
Bahkan alam pun ikut sedih melihat wanita itu, hingga tetes demi tetes air berjatuhan dari langit.
Yeri sangat tidak suka bajunya basah, itu tidak nyaman. Tapi nampaknya ia bisa menikmati ini, saat dimana air matanya bersatu dengan air hujan.
Ini sama sekali bukan gaya Yeri, hujan-hujanan dapat menyebabkan demam, dan itu akan menguras dompetnya untuk berobat, ia tidak mau membuang-buang uangnya.
Sore telah berganti malam, ia duduk di trotoar sambil menangisi hal-hal yang ia sendiri tidak tau menangisi hal yang mana. Paling tidak, menangis saat ini dapat membantunya.
Yeri memandang sekitar, sangat sepi. Bahkan cafe yang ada di seberang depannya, tempat para muda dan mudi berkumpul tampak sepi, tak ada pengunjung padahal biasanya cafe itu selalu ramai.
Tunggu, Yeri menghentikan tangisnya sebentar, melihat-lihat sekitar yang nampak tak asing di pikirannya.
Kemudian Yeri tersenyum getir, kembali diingatkan oleh tuhan akan sesuatu. "hyung, aku kembali kehilangan seseorang"
Yeri menutup matanya erat, tubuhnya merosot, ia menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan yang ditumpu oleh lututnya.
Tolong dimengerti bahwa Yeri sangat tidak suka terlihat menyedihkan.
Aneh, Yeri sudah tidak merasakan tetesan air menerpa tubuhnya.
"Yeri" suara bariton itu membuat Yeri mematung. Ia mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang telah memanggilnya.
"bangunlah, kau seperti orang gila disini" ucap pria itu.
Yeri diam. ia hanya bisa menatap mata pria itu lekat-lekat. Seketika tubuhnya bergetar. Apa ini?!
"ya!" ucap Yeri bergetar. "Yah!" Yeri berhambur ke pelukan pria itu yang membuat payung yang ia pegang tadi terjatuh.
Yeri tidak tau apa dosanya hingga selalu diberi kejutan-kejutan luar biasa oleh takdir.
Ia menenggelamkan kepalanya di bahu pria itu. Memeluk erat tubuh pria yang mungkin hampir ia lupakan namanya itu.
Pria itu balik memeluk erat tubuh Yeri yang tidak terkendali. Tak tanggung-tanggung, tangan wanita itu memukul-mukul punggungnya secara brutal.
Yeri tidak tau apa yang ia rasakan saat ini, marah, kecewa, sedih, senang semuanya bercampur. Ia sendiri tak tahu pada siapa perasaan ini tertuju.
Yeri menenggelamkan wajahnya pada pria itu, masih dengan isakan yang semakin terlihat frustasi. Ia Membiarkan seluruh perasaannya tumpah dengan tumpuan pria di hadapanya ini.
"Jeon Jungkook, berani-beraninya kau datang di hadapanku tanpa rasa bersalah!, aku sangat membencimu!" teriak Yeri masih memukul punggung pria itu.
Dia Jeon Jungkook, pria pertama yang memberikannya kehangatan dunia pada seorang Kim Yeri.
**
Yeri melangkahkan kakinya berjalan tak tentu arah.
Untuk ukuran anak berusia lima belas tahun, mental nya pasti sangat mudah terguncang. Ditambah dengan masalah-masalah yang beberapa waktu belakangan ini baru bisa ia pahami.
Kakinya kemudian berhenti tetap dihadapan seorang wanita yang tengah duduk di besi penyangga jembatan.
Selang beberapa detik, tubuh wanita itu terjun bebas dan menghilang dari pandangan yeri.
Yeri melangkahkan kakinya mendekat, lalu ia memberanikan diri menatap ke bawah. Nihil, tidak ada apapun disana kecuali air yang mengalir.
Yeri mengulum bibirnya, memainkan jari jarinya yang basah, lalu sesekali melirik ke arah sekitarnya.
Tangannya terulur menggenggam besi penyangga jembatan itu. Ia mengehela nafasnya berat lalu menutup matanya diiringi dengan satu bulir air keluar dari sana. Kemudian ia mengeraskan genggamannya pada besi itu.
Satu kakinya sudah pindah di sisi lain sehingga dengan memindahkan satu kakinya lagi maka ia akan segera menghilang dari dunia yang kejam.
Ia menutup matanya lagi, perasaan sesak kembali menyeruak di dadanya. Kemudian Yeri mengehembuskan nafasnya lagi, memastikan bahwa ia akan baik baik saja disana.
Seharusnya detik ini tubuh Yeri sudah tenggelam di bawah sana, tapi seseorang berhasil mengangkat dan membawa tubuhnya kedalam dekapan. Yeri belum membuka matanya, malah ia semakin mengeratkan pelukan itu sampai seseorang yang memeluk Yeri mengeluarkan suaranya "gwenchana"
Saat itu juga Yeri tidak dapat membendung tangisnya. Tangisnya seketika pecah. ia tidak pernah mendengar seseorang berbicara sangat lembut seperti itu padanya, sekalipun orang tuanya. bahkan dengan satu kata itu bisa membuat hatinya dipenuhi kehangatan. entah siapapun orang ini, Yeri akan sangat berterima kasih.
To be continue.
Jadiii......aku bakal kasi tau lanjutan Yeri - Jungkook tanpa di narasikan ya hehehehe, bingung mau nyeritainnya gimana, bakal panjang soalnya.
Nah setelah ini itu mereka cuma kenalan aja tanpa Yeri nyeritain kenapa dia bisa kepikiran buat -b-d- . Jungkook ngajak Yeri ke cafe waktu mereka ketemu lagi dimana itu cafe tempat Jungkook kerja jadi pelukis, setelahnya Yeri juga ikutan kerja disana sebagai penyanyi, fyi ceritanya jungkook waktu udah 17 tahun hehehe.
Masuk akal ga? Engga? Yaudah.....
Kalo ada yang mau ditanyain silahkeun
KAMU SEDANG MEMBACA
REPEAT
FanfictionSkandal yang mengubah segalanya, namun berusaha bangkit dengan dorongan seseorang. | Hanbin | Yeri | Start : 23 November 2019 End : Beautiful cover by @IU_GRAPHIC An original second story by diahtantrii ©2019 diahtantrii