19. Hate Me

2.7K 345 135
                                    

Devano memarkirkan mobil di garasi rumahnya, malam ini lelaki itu pulang lebih awal agar bisa makan malam dengan sang istri. Bertepatan dengannya keluar dari mobil, Devano melihat mobil sang ayah yang juga baru datang.

"Loh, tumben kau sudah pulang?" ucap Mr Rans melihat putra semata wayangnya berdiri dihadapannya.

"Aku akan makan malam di rumah." jawaban Devano membuat Mr Rans tersenyum hangat sambil menepuk bahunya pelan.

"Dad senang kau sudah berubah, apa ini karena istrimu?" Devano mengendikkan bahu lalu tersenyum kecil. Keduanya segera masuk ke dalam rumah.

Devano mengernyitkan dahinya saat tidak melihat Arina di dapur, biasanya jam segini istrinya pasti membantu Bi Mia. Tidak mau berfikir terlalu lama, Devano menaiki tangga dan mencari sang istri di kamar.

"Kemana Arina?" gumamnya saat tiba di kamar. Sedetik kemudian ia baru saja ingat jika istrinya pergi bersama sang ibu. Mungkin mereka masih di jalan, pikirnya. Devano memilih untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Devano turun ke bawah setelah mandi. Matanya menatap sosok wanita yang duduk di meja makan.

"Mom, sudah pulang? mana Arina?" Devano celingukan ke arah pintu utama mencari keberadaan Arina. Nyonya Grace membalas tatapan suaminya seperti meminta penjelasan.

"Apa Arina tidak ada di kamar, Dev?" Devano menggeleng pada sang Ayah.

"Ku pikir mereka belum pulang, tapi ternyata mom di sini." Mr Rans menatap tajam istrinya yang sedang memainkan sendok, mencoba menghindari kedua pria yang sedang kebingungan.

"Grace, aku tau kau sudah pulang dari tadi. Lalu kenapa Arina belum pulang?!" mendengar penjelasan Mr Rans, Devano ikut menatap sang ibu.

"Apa? jadi mom sudah pulang dari tadi, lalu di mana Arina sekarang?" tanya Devano penuh selidik.

"Aku tidak tau." jawab Nyonya Grace yang jelas-jelas berbohong. Padahal ia dengan sengaja meninggalkan Arina di mall.

Devano memijat pelipisnya kemudian menggebrak meja makan dengan keras membuat orang yang duduk di sana terperanjat kaget.

"Aku tau mom tidak pernah suka dengan Arina. Apa mom sengaja meninggalkan dirinya? jawab mom!" ucap Devano sedikit keras, ia sudah geram dengan tingkah laku ibunya ini. Bagaimana bisa dia melakukan itu pada menantunya sendiri.

"Devano... kau—" ucap Nyonya Grace terbata mendengar penuturan putranya sendiri.

"Katakan di mana mom meninggalkan Arina!" kesabaran Devano sudah habis, ia tidak bisa membiarkan ibunya berlaku sesuka hati pada istrinya.

"Dev, tenanglah dulu." Mr Rans mencoba menenangkan Devano agar tidak gegabah.

"Bagaimana aku bisa tenang dad, sedangkan aku tidak tau di mana istriku saat ini. Aku tidak bisa membayangkan jika terjadi sesuatu padanya, apalagi ini sudah malam." Devano mengusap wajahnya kasar. Pikirannya hanya tertuju pada Arina saja saat ini.

"Aku harus mencarinya." Devano bergegas menuju garasi mobilnya untuk mencari Arina.

"Grace, kau benar-benar keterlaluan!" ucap Mr Rans menatap istrinya tidak percaya. Air mata Nyonya Grace turun begitu saja, apalagi saat melihat suaminya pergi meninggalkannya seorang diri.

"Ini semua karena gadis kampungan itu, aku benar-benar membencinya." ujarnya sambil mengusap air matanya kasar.

Bi Mia hanya melihat kejadian itu dari kejauhan. Dalam hati ia terus berdoa agar Arina baik-baik saja dan Devano cepat membawanya pulang.

Mr. CoraldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang