Hari senin,hari yang mungkin dibenci oleh seluruh pelajar di dunia ini.Senin dan minggu kata yang melekat pada diri pelajar,dua hari,satu yang dibenci dan satu yang dicintai
Sama seperti ke-3 mahasiswi ini. Mereka amat membenci hari senin, terutama Reyna yang sangat membenci senin tapi mencintai minggu...
"Ly,sudahlah jangan marah-marah terus..."
Bujuk Anna,Lily menggeram tidak suka"Bagaimana aku tidak marah?! Dia selalu saja mengangguku!"
Teriaknya frustasi"Seperti yang aku katakan,dia mungkin saja menyukaimu, lagipula mungkin dia tampan"
Celutuk Anna,"No shit sherlock holmes"
Gumam Reyna sambil merotasikan matanya,hpnya setia berada di tangannya'Tampan matamu! Jika menurutmu laki-laki jangkung yang memakai pakaian kuning dengan darah yang bercipratan sebagai coraknya lalu dengan wajahnya yang terbakar setengah oleh cairan kimia -mungkin-
Yah,jika menurutmu itu tampan"
Batin Lily"Kau dengar itu,laki-laki itu buruk rupa,wajahnya saja terbakar setengah"
Ucap Reyna,Lily langsung melirik ke arahnya"Tapi...dia tidak mengatakan apapun"
Ucap Anna sambil menunjuk Lily yang mengangguk.Reyna merotasikan matanya"Maaf Lily"
Ujarnya,Lily hanya menghela nafas"Benarkah??wah kukira laki-laki yang menganggumu itu tampan loh"
Ucap Anna sambil tertawa,Lily hanya diam..."Sudahlah lebih baik aku ke kampus saja"
Lily beranjak dari kursi dan hendak melangkah pergi sambil membawa kunci mobil yang digantung dengan
-yang dibeli oleh reyna- borgol kecil juga tengkorak"Aku ikut bersamamu,memangnya kau fikir mobil itu milikmu? Aku juga ikut"
Ujarnya,Lily menghela nafas, reyna ini memang tajam sekali mulutnya."Aku juga!aku juga!"
Teriak Anna bersemangat,mereka pun pergi...°
•
°
•
°
•Mereka masuk jurusan yang berbeda beda...Lily masuk ke jurusan perawatan dan Reyna jurusan psikologi...
Anna hendak berjalan masuk ke kelasnya tapi matanya memicing menatap seseorang yang dia benci atau...entahlah,mungkin benar saking bencinya,dia jadi memikirkan orang itu setiap hari...Orang itu berjalan ke arahnya,Anna terdiam di tempat... Jika dilihat lama-lama orang itu memang lumayan tampan,dia tinggi, putih,kaya lagi...dia memakai kemeja putih dan celana hitam.matanya tajam tapi...mukanya datar.
"Heh!keladi!" Panggilnya,Aldi nama laki-laki itu,dia menundukkan kepalanya untuk melihat Anna yang sekarang melipat tangannya di dada.
Pose menantangnya," ada apa gigi annabelle?"
Tanya nya"Apa!? Annabel??! Jadi kau mengataiku imut?? Lagipula memangnya annabel memiliki gigi?"
Ujarnya memastikan,Aldi mengangguk tapi langsung tersadar kemudian"Hah? Kau bodoh atau apa?? Annabelle itu hantu,darimana nya yang imut? Justru menyeramkan dan lagi kau itu si gigi! yang selalu tersenyum pada semua orang,kecuali padaku!"
Ucapnya panjang lebar,Anna terdiam sebentar"Tapi kata Reyna annabel itu imut, dan kau benar! Aku selalu tersenyum! Tapi tidak padamu! Kau tau mengapa? Karna aku membencimu! Memangnya kenapa kalau aku tidak tersenyum padamu? Apa kau iri? Mau juga aku senyumi?"
Sekarang Anna yang bicara panjang lebar dalam satu tarikan nafas membuat Aldi cengo sesaat"Cih,jangan geer,awas! Kau menghalangi jalanku!"
Aldi mendorong Anna ke samping lalu berjalan ke kelasnya,ketika dia masuk,entah darimana tiba-tiba ada seseorang yang merangkul tangan Aldi..."Kau juga tidak pernah tersenyum padaku..."
Gumamnya...menatap Aldi yang tersenyum disamping wanita itu...Reyna tengah berjalan menuju kelasnya,lagi-lagi dia memakai pakaian serba hitam...
"Hei..." panggil seseorang,Reyna tidak menoleh,entah dia mendengar atau pura-pura tidak dengar
"Hei!" orang itu berteriak,lagi.Reyna yang kesal pun menoleh
"Apa!?"
Tanyanya kesal,orang itu tersenyum membuat Reyna tambah kesal"Apa kau orang gila?"
Reyna bertanya lagi membuat orang itu tertawa,eh tunggu...sepertinya Reyna pernah melihat orang ini"Namaku Raven,kau?"
Dia mengenalkan dirinya baru bertanya nama Reyna -sopan,huh-
Reyna baru teringat! Raven,idola kampus nya,kenapa dia menanyakan nama Reyna? --oh tidak perlu ditanya lagi karena reyna tau jawabannya--
Reyna tidak menjawab,dia lanjut berjalan"Hei,namamu siapa?"
Raven bertanya lagi,dia berjalan mengikuti Reyna"Menjauh dariku!"
Ucapnya geram ketika Raven masih saja mengikutinya"Kenapa?" Tanya Raven
"Karena kau itu terlalu tinggi!! Aku tidak mau terlihat pendek! Jadi jaga jarak denganku!"
Jawabnya,membuat Raven terhenti, lalu tertawa terbahak-bahak,walaupun Reyna itu tinggi untuk ukuran seorang perempuan tapi tetap saja Raven lebih tinggi darinya..."Hahaha! kau lucu sekali!"
Reyna menatapnya bingung"Apanya yang lucu?"
Tanyanya benar-benar bingung"Tidak apa-apa"
Jawab Raven sambil tersenyum
Yah,Raven itu memang tampan makanya dia populer"Dasar tidak jelas"
Gumam Reyna lalu berlalu pergi,tapi tentu saja Raven masih mengikutinya."Kenapa kau memakai baju hitam? Apa kau baru dari pemakaman?"
Tanya Raven yang sebenarnya tidak berniat untuk mengatai Reyna tapi Reyna salah paham..."Memangnya kenapa?? Kau mau protes? Mau aku pakai hitam,putih,
Kuning kek!itu terserah padaku! Bukan urusanmu!"
Jawabnya,Raven pun terkejut.Baru kali ini ada seorang cewek yang membalas perkataannya dengan tajam dan judes,Raven terdiam....Lily,sudah masuk ke kelasnya kaki ini mereka belajar materi,tapi ada sesuatu yang mengganggu Lily. Orang itu terus mengganggu nya...tidak dirumah tidak dikampus...selalu saja...
Orang itu memakai baju kuning dengan darah disekitar bajunya wajahnya terbakar setengah membuatnya melepuh tampak mengerikan tapi Lily tidak menghiraukannya meskipun orang itu duduk disampingnya oh,dia bukan orang tapi mantan orang atau yang biasa disebut makhluk halus'Halus darimananya! Orang dia saja tampak mengerikan seperti itu!'
Gumam Lily yang sudah 6 tahun melihat apa yang disebut makhluk halus itu'Mengerikan! Tidak ada yang halus!'
Tambahnya lagi setelah melirik ke arah sosok itu.Lily menoleh ketika ada yang menepuk bahunya,Lily refleks menoleh...T.B.C