Siapa? Gumam Lily heran melihat seorang laki-laki berbaju putih...
Orang itu tersenyum lalu duduk disamping Lily,lily yang melihatnya heran...'Lah,dimana si kuning tadi?'
Batinnya"Siapa?"
Tanyanya pelan karena sekarang pelajaran masih berlangsung orang itu terkekeh..."Baru juga ditinggal udah lupa"
Ucapnya yang membuat Lily makin bingung...baru akan membuka mulut untuk bertanya dia sudah lebih dulu bicara"Rendy"
Ucapnya'Aaaaah rendy...'
Batinnya masih belum sadar,rendy terkekeh geli"Oh!itu kau ya yang di jalan itu ya!"
Teriaknya seakan lupa ada banyak pasang mata disekitarnya,jadilah dia sekarang jadi pusat perhatian.dosen yang mengajar menatapnya marah, Lily sweatdrop."Keluar dari kelasku!!"
Teriaknya,Lily menurut walaupun tidak rela.Setelah berada di luar dia melihat ke arah rendy yang juga mengikutinya...
"Kenapa kau ada disini?"
Tanya Lily kesal"Memangnya kenapa? Tidak boleh? Memang kampus ini milikmu?"
Ujarnya tanpa maksud apapun tapi lagi-lagi salah satu dari tiga bersaudara ini salah paham"Bukan! Tapi aku tidak ingin melihatmu disini! Apa yang kau lakukan disini huh!?"
Tanya nya murka,untung tidak ada seorang pun disana -yah ada beberapa-"Jangan salah paham,aku bukan datang untuk menganggumu tapi untuk melihat kakakku"
Ucapnya,ketika mengucapkan kata terakhir dia tampak sedih... Lily mau bertanya tapi dia malu lagipula gengsinya terlalu tinggi"Kalau begitu lihat saja kakakmu!"
Ujarnya lalu berlalu pergi"Yah,kalau saja dia bisa melihatku"
Gumam Rendy... Lalu menghilang°
•
°
•
°Anna sedang berjalan di gedung fakultas nya,dia hendak pergi ke kantin yang sebenarnya mirip seperti cafe... Namun terlihat banyak orang yang sudah duduk di kursi kantin itu, nyaris tidak ada lagi kursi yang tersisa... Membuat Anna menggerutu sepanjang jalannya menuju si penjual.
"Heh,memangnya kau orang gila, bicara sendiri"
Anna tidak segera menoleh ketika mendengar suara itu,karena dia tau siapa yang memiliki suara seperti itu.."Kau pikir aku akan merasa?! Maaf saja aku tidak sebodoh itu"
Batinnya,Tapi orang itu terus saja mengusiknya dengan cara mengejeknya membuat Anna jengkel setengah mati,Mau tidak mau Anna menoleh,dan yang didapatinya adalah Aldi yang bergandeng tangan dengan seorang wanita tinggi...lany"Kau mau memesan apa pendek"
Tanyanya,Anna mendengus tidak suka,entah mengapa dia tidak suka melihat tangan lany yang bertautan dengan Aldy"Pendek pendek daripada kau tai cicak!"
Ejeknya,Aldi tersentak..."Enak saja kau mengatai Aldi seperti itu,daripada kau bocil"
Lany mengejek Anna yang daritadi sebenarnya sudah menahan amarah"Berisik! Nenek sihir! Aku tidak bicara denganmu! huh!"
Sentak Anna marah,dia menghentakkan sebelah kakinya sebal,sedangkan Aldi diam-diam terkekeh melihat tingkah Anna...
Anna hendak berjalan pergi sebelum Aldi mencegat tangannya"Mau kemana?"
Tanyanya,Anna mendengus"Apa pedulimu!,lepaskan tanganmu dariku"
Jawab Anna malas,dia mengehempas tangan Aldi...lalu beranjak pergi dari sana..."Dasar aneh..."
Ujar lany,dia menggoyangkan tangan aldi yang diam saja dari tadi"Kenapa kau mengikutiku!?"
Bentak Reyna marah pada laki-laki yang sekarang duduk disampingnya,
Sayangnya bentakan Reyna tidak didengarkan oleh laki-laki itu...
Reyna tau,sangat tau kalau sekarang dia menjadi pusat perhatian,karena dia yang membentak idola kampus.
Reyna tidak suka menjadi pusat perhatian tapi tanpa membentak Raven pun pasti orang akan melihat ke arahnya karena dia bersama dengan Raven...Itulah yang membuatnya mengusir
Raven... Dia tidak mau dilabrak oleh para fans Raven.Tapi Taven tidak mengindahkannya,dia justru tersenyum"Memangnya tidak boleh?"
Tanyanya dengan wajah polos bercapur tampan,membuat Reyna jengkel"TIDAK!" 'Brak!'
Bentak Reyna lagi...saking kesalnya dia sampai memukul meja,membuat Raven tersentak... Semua orang jadi melihatnya dengan tatapan yang aneh Nafas Reyna memburu,tangannya terasa sakit, terlihat dari tangannya yang memerah,Dia yang menjadi pusat segera berdiri dan hendak keluar kelas...
Tapi sebelum dia sampai ke depan pintu tangannya dicegat oleh seseorang..."Hei...tanganmu pasti sakit bukan..."
Gumamnya....T.B.C