DBU (Cerpen)

4.4K 66 27
                                    

Kegiatan Upacara Bendera pada hari senin wajib dilaksanakan semua siswa sekolah, bahkan sekarang siswa-siswa di SMA Dirgantara sudah berkumpul membentuk barisan dan siap melaksanakan upacara.

Namun ada satu siswa yang dengan santainya baru memasuki gerbang sekolah dengan motor merah metalik nya. Sang satpam yang hendak menutup gerbang pun kaget karena motor tersebut masuk dengan suara derunya, dan membuat siswa yang berada si lapangan mengalihkan pandangannya.

"ARYO!!!" teriak sang satpam. Setelah menutup gerbang, ia langsung menghampiri siswa yang dipanggilnya Aryo.

Dia Aryo Yunanda, siswa pujaan hampir seluruh angkatan dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas. Bukan karena prestasi nya, tapi karena muka ganteng dan sifat pemberaninya. Seperti ini.

"Kamu telat lagi!" kata Pak satpam tersebut sambil menarik telinga Aryo.

"Ampun pak, ini loh pas jam tujuh, nggak telat pak," kata Aryo dengan pembelaannya.

"Tapi kan ini hari senin, semua siswa harus kumpul seperempat jam sebelum upacara. Harusnya kamu sudah kumpul di lapangan sejak tadi, bukan baru berangkat seperti ini!" kata Pak satpam sambil menarik telinga Aryo lebih kencang.

"Aduh aduh, pak lepas dong sakit nih." kemudian Pak satpam melepaskan telinga Aryo, yang langsung di elus oleh Aryo karena telinganya terasa memanas.

"Pak, lagian sejak kapan peraturannya berubah, ini kan saya berangkat dan pas banget sampe sekolah jam tujuh. Kok masih dimarahi."

"Tapi harusnya kamu tau kalau hari senin ada upacara dan otomatis harus datang lebih cepat, masa gara-gara satu orang yang bandel kaya kamu, jam upacara jadi telat."

"Loh kok bapak malah nyalahin saya, ini kan saya sudah berangkat tepat waktu. Malah bapak yang ngehalangin saya buat masuk ke barisan. Tuh pak diliatin kan jadinya." kata Aryo, spontan Pak satpam menengok kearah lapangan. Dan benar saja beberapa pasang mata menyaksikan pertengkaran antara dirinya dan Aryo.

"Aryo...! Ya sudah sana masuk ke barisan, awas kalo besok telat lagi! Rapihkan bajumu, pakai dasimu! Cepat!"

"Iya pak, sabar. Awas nanti cepet tua loh."

"Tua-tua kamu tuh muka tua! Udah sana!"

"Dah pak," kemudian Aryo pergi berlari menuju lapangan dengan meninggalkan tas punggungnya dibarisan paling belakang. Upacara pun dimulai dengan khidmat, tapi tidak dengan Aryo yang sibuk dengan menjaili teman-temannya. Diam-diam berjongkok dan mengikat sepatu teman didepannya.

🍂🍂🍂

'Teng Teng Teng'

Bunyi suara bel menandakan berakhirnya jam pelajaran pertama.

"Untuk tugas, jangan lupa kerjakan buku paket halaman lima puluh satu. Besok jam pelajaran ketiga kita bahas bersama."

"Siap bu..."

"Kalau begitu Ibu permisi, selamat siang anak-anak."

"Selamat siang bu..."

Setelah Guru pergi meninggalkan kelas, seisi ruangan mulai berhamburan. Ada yang pergi ke Kantin, ada yang memilih tidur, ada yang mojok sambil ghibah, dan ada yang menyalin jawaban tugas pelajaran selanjutnya.

"Hai."

"Eh, hallo."

"Boleh gue duduk disini?" tanya seseorang.

"Ya silahkan, kan nggak ada yang ngelarang."

"Kenalin, gue Shenina, lo bisa panggil gue Shen." kata cewek tersebut yang ternyata Shenina Nancy atau Shen sambil mengulurkan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DBU (Challenge Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang