Chapter 25: Mati.

447 45 6
                                    

"Allah akan mengubah takdir dengan do'a. Yakinlah sengan Allah Ta'ala."

_Jodohku Ya Kamu_

***

Mas Rey?

Ara dibuat membeku ditempat, bagaimana tidak? Ia melihat suaminya tengah bersender ditembok dekat ruangan Dokter Ali.

Ara was-was dengan situasi ini. Rey membenarkan posisinya menjadi tegap, didekatinya Ara. Sungguh Ara semakin gugup!

"Ma...mas ke...kena--"

"Mas sudah tahu semuanya." tandas Rey sukses membuat Ara membuka mata sempurna.

Rahasianya. Rahasia besarnya yang sudah cukup lama Ara pendam. Dan ini? Apa Dokter Ali yang memberi tahu?

Pasalnya, hanya ia, Dokter Ali dan Allah Ta'ala yang tau persoalan ini. Tapi apa mungkin?

"Aku mengetahuinya atas akal logisku. Bukan dari mulut sahabatku, Ali."

Rey menjelaskan agar tidak terjadi salah paham. Rey tahu, pikiran Ara pasti telah menuding Dokter Ali.

"Dokter Ali adalah Dokter spesialis Jantung, tentu saja yang bersangkutan dengannya tentu memiliki riwayat penyakit jantung."

Rey berucap menjelaskan dengan logikanya. Ara tertunduk. Ia tak tau harus apa. Ia terisak diam-diam.

"Jangan menunduk!" ucap Rey sembari mengangkat dagu Ara. Ara menatap Rey sendu.

Rey mengulum senyum semanis mungkin, "Aku memang nggak tahu banyak soal penyakit kamu, karna aku bukan Dokter spesialis Jantung, aku Dokter spesialis cintah."

Ucap Rey dibumbui dengan candaan, ia mencoba mencairkan suasana. Kalimat terakhir Rey itu mampu membuat gigi-gigi Ara terlihat walau pipinya masih dipenuhi air mengalir.

"Tapi, setidaknya kita berjuang bersama. Meski Dokter menyatakan penyakit kamu nggak bisa sembuh, tapi kamu masih ada Allah kan? Dia yang memberi sakit, tapi tenang, Dia sudah menyediakan obatnya!"

Rey menyemangati Ara. Ara mengulum senyum, kata-kata yang ia ingin kan, semangat dari seseorang yang ia cintai. Begitu membuatnya semangat berjuang.

"Kita hanya perlua berdo'a, usaha yang keras, sabar dan ikhtiar! In sya Allah, bagi Allah nggak ada yang nggak mungkin!"

Rey kembali merangkai kata-kata bijaknya untuk sang istri. Ditangkupnya kedua tangan Ara.

"Allah Maha Kuasa, meski kini Allah takdirkan kamu tidak bisa sembuh, tapi percayalah sayang, Allah akan mengubah takdir dengan do'a."

Ara mengulum senyum. Segera ia lari kedalam pelukan Rey. Ia menangis sejadi-jadinya, tak perduli tempatnya.

Perlahan Rey melonggarkan pelukannya, "Kamu harus berjuang! Buat kamu dan anak kita!" pesan Rey memberi semangat. Ara mengangguk dengan tersenyum lebar.

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang