7. Rere

38 6 0
                                    

"Dih anak perawan jam segini masih guling-guling dikasur" suara Rangga mengglegar ditelingah Regita yang tau betapa cerewetnya sang abang.

"Apa sih bang, Gita udah mandi, udah makan,  udah shol-- astaga bang Gita belum sholat "Regita langsung meloncat dari kasurnya dan langsung pergi kekamar mandi untuk mengambil wudhu.

Sedangkan sang abang bingung, sejak kapan adiknya jadi agamis?. Rangga menunggu adiknya disofa kamar Regita untuk melihat gerakan sholat adiknya yang meneduhkan, saat sang adik salam Rangga tau itu tanda sudah selesai sholat, ia pun pura-pura memainkan ponselnya.

Regita yang selesai sholat, mengernyitkan dahinya tumben abangya betah dikamarnya, ia menghiraukan sang abang dan berdoa, ia tahu dirinya sering lupa akan waktu sholat, sholat jika ia ingat bahkan walau ingat ia malas untuk mengerjakan, tapi ia berusaha untuk menjalani kewajibanya.

"Bang tumben si betah dikamar Gita" dengan merapikan mukenanya Regita mencoba membuka omongan dengan abangnya yang sedari tadi asik dengan ponselnya, padahal tanpa ia ketahui sang abang tengah memperhatikan dirinya.

"Nggak boleh gue disini? "Jawab jutek Rangga.

"Dih gitu aja nyolot, kalau mau ajak perang jangan sekarang Gita lagi gak mood untuk berantem, kalau nggak ada urusan mending abang keluar dari kamar Gita, Gita mau tidur" usir Regita kepada Rangga yang dirinya terganggu akan kedatangan abangnya.

"Dasar, kamu mau jadi adik durhaka? " Rangga sengaja menggoda adiknya, untuk menaikan moodnya, simpel jika dirinya suntuk melihat adiknya marah moodnya kembali membaik.

"Mana ada weh adik durhaka, Sudahlah bang Gita tidak mood untuk berantem" Regita mencoba untuk tidak tersulut emosi.

"Gita, abangmu ini butuh hiburan"

"Kalau butuh hiburan, ya abang keluar sono nongkrong sama temen kek pacar kek elah kenapa musti ganggu Gita" geram Regita.

"Abis lebih asikan ganggu elu sih" cengir Rangga.

"Dasar udah lah bang sono pergi" usir Regita sembari mendorong abangnya untuk keluar kamar.

"Gita kau --"belum sempat melanjutkan omelannya Regita sudah menutup pintunya.

"Ada apa sih? " Suara mamanya yang melihat Rangga Kesal.

"Itu tu Gita sembarangan usir orang" adu Rangga semacam anak kecil.

Mamanya hanya geleng-geleng kepala atas kegaduhan anaknya ini yang sudah tak kecil lagi.

"Eh ma, Gita jadi aneh akhir-akhir ini" Rangga bingung atas perbuatan Regita yang jadi sedikit berbeda.

"Shuttt jangan disini ayo turun kita bicara dibawah" ajak mamanya untuk turun kebawa agar anaknya tidak mendengarkan pembicaraan pasal dirinya yang akhir-akhir ini aneh.

"Bang menurut kamu apa yang aneh dari adik kamu? " tanya mamanya yang telah duduk dengan tenang disofa.

"Seperti mama lihat sendiri sekarang dia tertutup,  memakai hijab, baju panjang dan lagi tadi dia sholat meski bawelnya masih sama" ucap Rangga yang tak habis fikir perubahan dari adiknya yang kesambet apa tiba-tiba agamis.

"Sholat? " ulang mamanya yang tidak percaya memang semua keluarganya muslim tapi mereka jarang sekali sholat hingga bisa dihitung kapan keluarganya melakukan sholat yang hanya idulfitri dan idul adha saja.

"Iya, Rangga jadi terharu lihat perubahan Regita, seinget Rangga terakhir sholat tu tahun kemarin pas sholat idul apa ya yang menyembelih sapi sama kabing tu" ucap jujur Rangga yang ingat kapan terakhir ia sholat.

Mamanya merenung, hingga Rangga beberapa kali memanggil mamanya tapi tidak sadar.

"Ma, mama tidak kenapa-napa kan? " tanya Rangga ketika mamanya sadar.

My friends HijabersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang