RÉVÉLÉ LA VÉRITÉ

3 1 0
                                    

"A.. ize?", panggil orang itu membuat Aize mendongakkan kepalanya

"Ya?", jawab Aize

"Kamu masih ingat aku? Kita satu asrama dulu"

"Aa.. Senpai?", ucap Aize mengingat orang itu

Senpai = kakak tingkat / kakak kelas

"Ya, bagaimana kabarmu?"

"Aku baik, senpai sendiri?", ucap Aize pada orang yang dia panggil senpai itu

"Ya, begitulah", ucapnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal "Aku baru tahu kamu bekerja disini"

"Begitulah"

"Tuan, bagaimana kabar anda?", ucap seseorang yang datang dari lift yang ternyata adalah kepala bagian yang membuat janji dengan orang yang dipanggil Aize senpai itu

"Ah, saya baik", ucapnya sambil membalas uluran tangan si kepala bagian

"Mari ke ruangan saya", ajak si kepala bagian yang dibalas anggukan oleh senpai itu. Tapi sebelumnya, senpai itu kembali menoleh ke arah Aize

"Aize, aku ingin mengobrol denganmu, apakah nanti siang kamu ada waktu?", tanya senpai kepada Aize

"Ya", jawab Aize dengan anggukan lalu orang yang dikenal Aize itu pun menghilang dari pandangan matanya. Aize kembali menatap layar ponselnya lalu mengetikkan apa yang terjadi hari ini

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Mau pesan apa?", tanya seseorang di hadapan Aize

"Hmm aku pesan spagethi bolognaise saja", jawab Aize

"Baiklah", ucap orang itu akhirnya

Disinilah Aize, di sebuah restoran yang memiliki meja di luar restorannya, sedang makan siang bersama senpai yang tadi bertemu dengannya di kantor Aize. Mereka berbincang cukup lama sampai pesanan makan siang mereka datang bahkan sampai makanan mereka habis tak tersisa. Banyak hal yang mereka ceritakan bersama, yaitu masa-masa di asrama dulu. Aize cukup terkenal kala itu karna dia termasuk salah satu anak yang berprestasi itulah sebabnya banyak orang yang mengenalnya, termasuk orang yang ada di hadapannya ini. Sebenarnya mereka berbeda tingkatan waktu itu namun karna suatu hal, orang ini harus mengulang lagi 1 tahun membuatnya berada di kelas yang sama dengan Aize. Tapi karna mereka dekat dan Aize sudah terlanjur memanggilnya dengan sebutan kakak kelas, jadi terbawa terus walaupun mereka ada di kelas yang sama

"Aize, sudah waktunya untuk kembali ke kantormu, mau kuantar?", tawar senpai pada Aize

"Baiklah", jawab Aize

Mereka berjalan menyusuri jalan masih denga berbincang-bincang hingga mereka berhenti di sebuah zebra cross jalan, menunggu lampu lalu lintas berubah hijau untuk pejalan kaki. Mereka mengobrol sambil tertawa terbahak-bahak bahkan Aize sampai mengeluarkan air mata. Hingga akhirnya mata Aize menangkap sosok yang menarik perhatiannya. Seorang kakek yang berjalan menggunakan tongkat. Mata Aize dan kakek itu bertemu. Aize langsung melemparkan senyumannya dan anggukan kepala tanda hormat pada kakek di ujung jalan itu. Sang kakek juga masih memperhatikan Aize, sambil tersenyum sangat manis

Lampu lalu lintas berubah hijau untuk pejalan kaki. Aize dengan senpai berjalan di zebra cross itu sedangkan sang kakek pun demikian. Mereka saling berjalan dari dan ke arah berlawanan. Hari ini yang penyebrangan jalan sangat ramai hingga mereka semua hampir berdesak-desakan

Waktu seolah melambat untuk Aize dan kakek itu hingga akhirnya mereka berpapasan tepat di tengah-tengah penyebrangan jalan waktu seolah terhenti. Seluruh dunia terhenti menyisakan Aize dan kakek itu. Aize menatap mata sang kakek. Sang kakekpun demikian. Mereka saling menatap hingga akhirnya sang kakek berbicara pada Aize

TROUVEZ-MOI DANS VOTRE MÉMOIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang