KENALAN YUK!!

31 3 0
                                    

"Ibu,ibu!ayo cepetan!"pekik seorang gadis dengan riang dan bersemangat. "iya sebentar sayang" sahut Riska ibunya.

"Ayo bu,seila pengen ketemu sama ayah" ucap bocah 3 SD itu.
Riska tersenyum lalu mencium anaknya gemas.

"Ayo,ibu udah siap,kok"jawabnya lembut dan langsung disambut dengan sorakan riang.

Sambil berlarian keluar rumah,seila terus bersorak-sorak karena akan bertemu sang ayah
.
Riska hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang begitu riang dan bersemangat.

Mereka memberhentikan angkot yang melintas di depan komplek perumahan untuk menuju ke stasiun.

Disepanjang jalan,seila tak henti hentinya untuk terus tersenyum senang.
Lembayung senja mulai menghilang karena malam mulai berperan.suara gemuruh roda kereta kian mendekat.kini seila mulai tak sabaran.

"Nak, kamu tunggu di sini,ya.kamu diem di sini aja,ya.jangan kemana mana.kalo ada yang gangguin kamu teriak yang kenceng,ok.ibu jemput ayah dulu."itulah pesan yang di tinggalkan oleh riska.

Seila mengangguk sebagai jawaban.tak lama decitan dari pergesekan roda dan rel terdengar begitu nyaring menandakan kereta telah tiba.

Ibunya sudah pergi beberapa menit yang lalu .

Para penumpang berhamburan keluar.disana ,seila hanya memperhatikan orang yang berlalu lalang.perlahan seila mulai berjalan menembus orang orang dan melupakan pesan dari ibunya.

Sedangkan di satu sisi,riska tengah kelimpungan mencari anaknya yang sudah tidak ada ditempat.

"Mas ,seila kemana?"tanya riska mulai kalang kabut."tadi suruh nungguin dimana?"tanya diki ayahnya seila.

"Tadi disini"jawab riska setengah menangis."ok,ok,kamu tenang dulu sekarang ayo kita laporin ini ke petugas ama polisi"saran diki mencoba tuk menenangkan nya.

Mereka pun segera ke tempat informasi.dengan cekatan sang petugas mengumankan ciri ciri yang telah di informasikan oleh diki dan riska.

1 jam mereka masih menunggu.

2 jam masih belum ada kabar dari pencarian hilang nya seila.

Ditempat seluas ini mempersulit pencarian di tambah dengan rintik hujan yang mulai mengguyur stasiun,membuat riska semakin khawatir menangis tersedu sedu.ia merutuki kebodohannya karena telah meninggalkan anak sekecil itu.

Ini untuk ketiga kalinya diki bertanya kepada petugas pencarian.namun tetap saja hasilnya nol.

"Makasih ,pak"ucap nya lemah dan pasrah.

"Riska,lebih baik kamu pulang biar aku sama petugas nyariin seila"saran diki yang tak tega melihat istrinya.

Awalnya riska menolak,namun setelah diki berhasil untuk membujuknya, akhirnya riska mau untuk pulang.

Diki mengantarkan istrinya ke rumah dan memanggil polisi untuk membantu pencarian seila

💦💦💦💦💦💦💦

Di tempat yang berbeda ,seorang gadis cilik tengah menangis di bawah guyuran derasnya hujan.ia menyesal karena tidak mendengarkan nasehat dari ibunya tadi.

Gadis itu hanya menangis memeluk dirinya sendiri dengan pilu.sesekali ia menyebut ibunya disela tangisnya.

"I-ibu,a-aku pe-peng-pengen pulang"rengeknya terputus karena tersendat oleh sesenggukan.

Orang orang menyaksikannya tanpa ada rasa iba.mereka hanya melintas seolah menganggapnya pengemis jalanan yang meminta simpatik.

Rasa senang akan bertemu sang ayah kini kandas menyisakan kisah tragis yang menyesakan.

Namun yang terjadi telah terjadi kini ia hanya bisa menangis dibawah derasnya hujan dan dinginnya malam.

Hingga seseorang datang menghampirinya. seila yang merasa hujan tak lagi menyentuhnya pun mendongak.

Yang pertama kali ia lihat adalah sebuah payung milik seorang paruh baya seumuran ayahnya ,diki.

Dan dengan seorang bocah laki laki yang mungkin terpaut 2-3tahun lebih tua dari nya.

"Kamu kenapa nangis?"tanya bocah laki laki itu yang tengah menggandeng tangan ayahnya.

"I-bu" rengeknya dan ia mengerti apa maksud seila.

"Ayo biar aku sama ayah anterin pulang"tawar bocah itu baik.

"Kam-kamu siapa?"tanya seila ragu."kenalin aku adas,kamu siapa?"jawab bocah itu dan berbalik tanya kepada seila.

"Seila" jawab seila singkat.

"Ayo kami antar. kita orang baik ,iyakan yah?adas meminta pendapat.

Pria itu berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan putranya."iya anak ayah baik dan pintar"jawabnya dengan seulas senyum.

Kini kedua lelaki itu memandangi seila."ayo ,kamu ingatkan sama rumah sendiri?"tanya angga ayahnya adas memastikan.

Seila mengangguk sebagai jawaban."ayo saya antarkan"ucapnya sekali lagi meyakinkan.tak ada pilihan lagi.akhirnya seila mengangguk setuju untuk pulang bersama mereka.

Berkat informasi yang seila berikan,mereka pun sampai disebuah pekarangan rumah yang sederhana dengan halaman di penuhi bunga.

Tanpa basa basi lagi seila langsung turun dan berlari menuju pintu rumahnya .sesekali ia berteriak memanggil kedua orangtuanya.

Beruntung hujan sudah reda, membuatnya leluasa untuk berlari.

Seila langsung menghambur kepada ibunya.riska yang awalnya terus menangis di pelukan diki,kini berubah menjadi tangisan haru.kedua polisi yang tengah bertanya tanya tentang informasi seila juga ikut senang .kini mereka bisa bernafas lega.

Berkali kali riska menghujani anaknya dengan ciuman."maafin ibu,ya.karena udah ninggalin kamu."isak riska merasa bersalah.sedangkan seila terus menangis terisak di pelukan ibunya.

"Makasih ya, pak.udah mau nganterin anak kami"pinta diki bersyukur.angga mengangguk" sama sama,saya cuma coba nolongin aja"jawabnya.

"Ayo mampir dulu"pinta diki mempersilahkan. merekapun masuk berikut dengan kedua polisi itu.karena mereka juga butuh data datayang mungkin penting.

Dari sanalah awal perjumpaan mereka .dari dana juga adas dan seila mulai dekat.awal dari sebuah kisah yang berawal pada sebuah payung yang teduh melindunginya kala badai menerjang.

"Kalo begitu kami pulang dulu ,udah malem juga" pamit angga ."iya pak.sekali lagi makasih ya pak" ucap diki sekali lagi.

"Kami juga pamit dulu ya ,sodara diki"pamit dua polisi itu.mereka pun beranjak.diki pun mengantarkan mereka hingga teras depan rumah.

"Seila besok kita main lagi ya!"seru adas riang.seila mengangguk sebagai jawaban.kini seila takkan merasa kesepian lagi karena adas yang akan mengisi hari harinya.

Ditambah adas baru pindah 1 minggu yang lalu ,dari semarang ke tanggerang karena pekerjaan ayahnya yang baru di pindahkan .

Sekarang rumah mereka berdekatan hanya terbatas oleh komplek .membuat adas dan seila dengan bebas bermain kapan saja.

..........
Maaf ya kalo rada gaje🙏🙏🙏🙏

payung teduhWhere stories live. Discover now