"Tawamu adalah candu untukku. Senyummu bagai madu untukku. Dan dirimu, adalah separuhku."
_Hasan Arreyan_
***
Seusai dari rumah ummi Maryam, mereka memutuskan untuk pergi kerumah ummi Fatma, sekedar menyampaikan kabar baik ini.Tak lama, hanya sekedar berbincang-bincang ringan, dengan tetap tak memberi tahu penyakit Ara.
Setelah dirasa cukup, mereka pun pamit. Hari pun sudah sore. Dan nanti malam mereka akan pergi, kencan maybe.
***
Ara pun Rey dibuat terbelalak ketika baru saja memasuki rumahnya. Mereka diperlihatkan oleh pemandangan dua orang laki-laki: Sandy dan Juna.
Kedua pria itu masih fokus dengan kacang ditangan Sandy dan remot tv ditangan Juna.
Sudah seperti rumah sendiri.
"Kenapa masih disini?" tanya Ara tegas tanpa basa-basi. Ara serasa muak dan kesal jika berada didekat pria ini. Oh, mungkin bawaan janinnya.
Kedua lelaki itu menoleh sejenak, lalu kembali dengan aktivitasnya.
"Main kalik," jawab Sandy santai dengan bibirnya yang masih senang mengunyah kacang.
"Kita'kan sekarang temenan sama Rey, ya kan Rey?" celetuk Juna menimpali, pandangannya ia arah kan pada Rey.
"Iya kalik," jawab Rey datar lalu duduk disamping Sandy dan ikut mengunyah kacang.
Ara merasa kesal dengan pria-pria ini. "Terus gimana Farel?" ucapnya sembari berkacak pinggang.
"Peduli banget," cibir Rey. Ara mendengus, memang menyebalkan mereka itu.
"Sudah bosen bin males kita sama tuh orang, bisanya ngancem, nyuruh sama main tangan aja." Juna mengadu.
Ara memincingkan matanya. Berusaha tak langsung percaya begitu saja. Takut-takut dua mahluk ini hanya berbohong dan malahan jadi mata-mata dirumah tangganya.
"Dirumah Farel juga nggak ada kacang." celetuk Sandy begitu saja. Ara menarik napas panjang-panjang, perlahan ia menghembuskan nya.
Baru juga Ara akan berbicara, Rey sudah mendahului nya, "Sudah. Sana gih mandi dulu. Nggak usah terlalu dipikirin mereka mah."
Dengan raut wajah sebal, Ara pergi menaiki anak tangga. Rey menatap kedua teman berteman ini.
"Kalian masih tinggal sama Farel kan? Nggak ngikut ane kan?" tanya Rey menyelidiki. Memang benar, mereka berdua tinggal bersama Farel. Membeli rumah yang jaraknya hanya sekitar dua rumah dari rumah Ara dan Rey ini, dengan hasil patungan.
"Masihlah." jawab mereka serempak. Meski mereka sudah bosan dan malas dengan sahabat satunya itu, tetap saja Farel sahabat mereka.
Mereka hanya ingin menjadi sosok Rey sebagai teman baru mereka saja. Tanpa ada niat berkhianat dengan Rey, mungkin.
"Kalian berdua masih bakalan bantuin Farel buat dapetin istri ane?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ya Kamu[Selesai]
Jugendliteratur[SELESAI] "Aku mencintaimu karna Allah. Maka, biarlah hanya Allah saja yang akan memisahkan kita kelak. Dan, aku berharap Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya". --Jodohku Ya Kamu--- (SPIRITUAL-ROMANCE) *** HARAP TINGGALKAN JEJAK B...