“Hari Terakhir MOS”
Hari ini adalah hari terakhir MOS, akhirnya....selama satu pekan kegiatan MOS berlangsung sekarang selesai juga. Agenda hari ini adalah pengenalan ekstrakulikuler secara resmi, pada hari pertama hanya pemberitahuan dan penjelasan secara singkat saja. Sedangkan hari ini mereka akan tampil menunjukkan identitas mereka, seperti paduan suara yang akan menyanyi.
Tapi sebelum itu dimulai, setiap kelas harus tampil menampilkan sesuatu dan sekarang aku gugup sekali karena aku yang akan mewakili kelasku. Hah! Mereka benar-benar menyebalkan, padahal aku sudah menolak tapi mereka dengan tidak merasa bersalah mengadu pada kak Alif, tentu saja aku secara paksa harus tampil. Bahkan Dinda, Dion dan Alin hanya tertawa terbahak-bahak dan ikut memaksaku untuk tampil.
Suara kak Mona dan kak Jefri terdengar sebagai tanda bahwa acara akan dimulai. Gugup sekali aku, aku masih ada di kelas sedangkan teman-temanku sudah berkumpul di tribun lapangan untuk menyaksikan acaranya. Hanya ada aku dan Dinda sekarang.
“Sudahlah Kia...santai saja, kamu pasti bisa lagipula suaramu itu bagus. Jadi percaya dirilah Semangat !!”
“Semangat semangat, kamu ini nyebelin banget sih, ikut ikut maksa aku buat tampil, giliran aku mau ngajak duet bareng kamu, kamunya malah nolak dengan 1001 alasan”
Dinda hanya nyengir kuda akan perkataanku. Hah! Menyebalkan sekali.
“Maaf deh Ki, lagian suaraku jelek banget, malu juga”
“Yeee dasar remahan rengginang”
“Yeeee si bule kacang”
Dan kami pun tertawa tidak jelas, hingga mataku melihat kak Alif datang memasuki kelas. Aku hanya memberi kode pada Dind agar diam dan berbalik, karena ada kak Alif di belakangnya.“Gimana ? Udah siap ?”
Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.
“Nggak usah gugup, nggk bakalan di nilai kok, sekarang udah giliran anak Ipa 2, sekarang kamu siap-siap ke lapangan, biar gampang pas dipanggil”
“Iya kak”Dia hanya tersenyum sok cool dan berkata...”Semangat” dan berbalik begitu saja keluar kelas.
Dinda hanya melongo dan matanya melotot kearahku, ini anak kenapa dah ? kesurupan ?.“Kiaaaa,........”
Langsung saja aku menutup telingaku, Dinda teriak dan suaranya menggema di kelas ini. Mengagetkan saja.
“Apa sih Din teriak-teriak kayak di hutan gitu”
“Kiaaa itu kak Alif ?”
“Ya iyalah kak Alif, siapa lagi ? Hantu ?”
“Udah ah, ayoo ke lapangan bentar lagi aku bakalan tampil”Kutinggalkan Dinda begitu saja, dia itu aneh.
###
Saat ini aku berjalan ke tengah lapangan, dengan sebuah mic di tanganku. Ya Tuhan aku gugup sekali. Hingga suara alunan musik mulai terdengar, aku pun mulai fokus untuk menyanyi.
I thought that I'd been hurt before
But no one's ever left me quite this sore
Your words cut deeper than a knife
Now I need someone to breathe me back to life
Got a feeling that I'm going under
But I know that I'll make it out alive
If I quit calling you my lover
Move onYou watch me bleed until I can't breathe
Shaking, falling onto my knees
And now that I'm without your kisses
I'll be needing stitches
Tripping over myself
Aching, begging you to come help
And now that I'm without your kisses
I'll be needing stitches
Mataku sambil melirik teman-temanku yang ada di tribun sana. Aku menghayati dengan sepenuh hati lagu ini, karena ini sedang cocok dengan suasana hatiku.
Needle and the thread,
Gotta get you out of my head
Needle and the thread,
Gonna wind up dead
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kisah Kia
Genç KurguSinopsis Kamu bagaikan bulan yang terlihat indah, terlihat dekat namun tak dapat digapai. Kamu bagaikan matahari yang selalu bersinar terang hingga mataku tak mampu menatap. Kamu bagaikan samudera yang luas dan dalam, namun tak dapat ku tebak apa i...