Chapter 27: Peraturan

390 43 15
                                    

"Aku akan selalu berusaha membuatmu bahagia, namun tidak dengan cara mengorbankan nyawaku. Jikalau aku mati, lantas siapa yang akan menjaga dan membahagiakan mu?"

_Hasan Arreyan_

***

"Iya apa peraturannya hm?"

Ara tersenyum-senyum sumringah. Ia menemukan ide-ide cemerlang diotak pemberian Allah itu.

Rey sedikit was-was. Takut-takut jika aturan Ara kali ini akan gila lagi.

"Pertama, mas nggak boleh lepas topi itu sampai kita pulang."

Oke, peraturan pertama masih bisa Rey lakukan.

"Kedua, mas harus gendong aku ala bridle style selama masuk kedalem."

Yang kedua pun Rey masih sanggup.

"Ketiga, mas harus tutup mata saat didalem dan denger arahan aku."

Rey terbelalak, untuk yang ketiga kurang bisa Rey terima. Menutup mata? Dalam keadaan gelap? Dengan menggendong Ara?

Oh, tidak! Itu tidak mungkin!

Disana tentu gelap, ditambah ia harus menggendong Ara. Ia takut mereka akan jatuh, terlebih Ara tengah hamil muda.

Tentu disana juga ada banyak orang. Bagaimana jika ada yang lari-lari ketakutan lalu tak sengaja menabrak Rey? Oh, tidak!

Rey menggeleng keras, Ara berdecak dengan mengerucut'kan bibir mungilnya.

"Mas takut kamu jatuh sayang..." Rey mengelus pundak Ara, berusaha membujuk gadisnya.

Ara menghempas tangan Rey dengan kesal. "Enggak mas! Percaya sama aku! Mas tinggal tajamkan telinga baik-baik! Dengerin arahan aku!"

Pertegas Ara sembari menepuk-nepuk bahu Rey. Wajahnya ia buat sememelas mungkin.

Rey hendak mengelak, tapi Ara segera membungkam mulut Rey dengan tangan kanannya.

"Sudah! Pokoknya mas nanti gendong aku erat, dengerin arahan aku! Aku bilang lurus ya lurus. Kanan ya kanan." Ara melepas bungkamannya.

Pria itu masih terdiam. Ara tersenyum penuh arti kearah Rey. "Ini percobaan untuk menguji kepercayaan kamu sama aku."

Rey menyipitkan matanya, ia masih tak mengerti akan maksud Ara.

"Iya. Aku pengen tahu gimana percayanya kamu sama kata-kata aku. Dan nantinya kalau ada masalah, kamu akan tutup mata kamu..." Ara berucap sembari berjinjit hendak menutup kedua mata Rey dengan tangannya.

"...karna mata kamu nggak ada fungsinya nanti buat nyelesaiin masalah. Dan cukup kamu, tajamkan telinga kamu..."

Ara melepas tangannya. Ia menghadap Rey dengan senyum terus mengembang.

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang