2

16 3 0
                                    

suara ketukan pintu mengintrupsi sesi perkenalan pagi hari ini "Pagi Pak maaf saya terlambat" suara orang dari luar pintu yang tertutup.

 ceklek pintu kelas terbuka secara perlahan dan menampilkan kepala seseorang yang seperti mengintip ke dalam kelas. sontak saja seisi kelas menujukan fokus mereka kepada orang tersebut.

ternyata yang berada di balik pintu tersebut adalah seorang siswa laki-laki jangkung berkulit putih dengan mata sipitnya. siswa itu  berjalan mendekati Pak Rudi yang sedang berada di depan kelas dan langsung menyalimi Pak Rudi.

"Yasudah kali ini kamu saya ampuni, lain kali kalau kamu terlambat saya tidak akan memberi toleransi lagi di kelas saya"kode Pak Rudi menyuruh siswa lelaki segera bergabung dengan teman-teman kelasnya.

"Baik Pak terimakasih banyak" siswa tersebut langsung melangkahkan kakinya ke bangku yang kosong, di kelas terdapat dua buah bangku yang kosong.

 yang satu tepat di samping temannya yang bernama Doni, dan yang satunya lagi di samping seorang siswi yang nampak cuek bebek dengan keadaan sekitar dan menghadap jendela. 

namun entah mengapa kakinya melangkah menuju bangku yang berada di samping siswi tersebut. kalau di pikir-pikir lagi bangku itu lumayan nyaman juga menurutnya, udara bisa langsung masuk melalui jendela itu. 

jadinya ia tidak terlalu kepanasan jika berada di dalam kelas ini. melangkahkan kakinya dengan enteng menuju bangku kosong itu. 

setelah ia duduk di bangku itu siswi itu pun sama sekali tidak menoleh kepada dirinya. 

'mungkin dia lelah'  batinnya berbicara.

" Oke karena Kamu duduk di samping Aya, silahkan lanjutkan perkenalannya" suara itu menyadarkan siswa tersebut. 

'oh namanya Aya' siswa itu hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti.

mendengar perintah dari Pak Rudi siswa itu kembali berdiri untuk kembali mengenalkan diri. dari pada ia terkena masalah lagi dengan lantang ia memperkenalkan namanya kepada seiisi kelas.

"Perkenalkan nama saya Rayhan Putera Mahendra, panggilan saya adalah Rayhan. sekian terimakasih" Rayhan menutup perkenalannya dengan senyum manis yang membentuk kedua pipinya memunculkan lesung pipi, jangan lupakan matanya yang tenggelam karena senyumannya.

para siswi-siswi di dalam kelas di sana yang baru ketemu Rayhan pada pembentukan kelas baru ini berbisik-bisik akan ketampanan dari Rayhan nilai plus untuk kedua lesung pipinya. ada juga siswi yang blushing di karenakan senyuman maut dari Reyhan.

Rayhan itu cukup populer dikalangan para siswi maupun siswa. ia sangat pandai berbaur dan berteman sehingga ia adalah siswa dengan heters paling sedikit di sekolah ini. selain itu ia sangat pandai di beberapa bidang olahraga.

jadi wajar saja teman cowok maupun cewek sama banyak. tetapi perbandingannya itu cowok yang paling banyak, entah mengapa ia hanya rasa kurang nyaman jika berteman dengan perempuan. tapi ia tidak membenci perempuan kok Rayhan masih normal, hanya risih saja.

karena kebanyakan anak perempuan yang mendekatinya dengan embel-embel teman itu sangat agresif. dan Rayhan tidak menyukainya.

"Oke baik. Selanjutnya" Pak Rudi mempersilahkan untuk para siswa-siswi di kelas untuk emeperkenalkan diri stau persatu.

sembari menunggu perkenalan diri para siswa-siswi selesai ia merogoh tasnya untuk mengeluarkan komiknya. komik detektif conan kesayangannya.

"Lo baca komik detektif conan? volum keberapa?" suara itu masuk ke indera pendengaran Rayhan.

suara itu berasal dari sampingnya, ia menoleh ke asal suara itu. ia menatap aneh cewek yang menjadi teman sebangkunya saat ini. 

biasanya para cewek nggak suka komik seperti ini deh?, karena kebanyakan pasti mereka membaca novel romatis atau sejenisnya lah. shabat cowoknya pun lebih suka nge-game dari pada baca komik. 

ya meski dulunya mereka sangat menggemari komik conan ini, tapi setelah adanya smartphone dan game modern mereka seperti berpindah haluan menjadi gamers. dan meninggalkan komik-komiknya.

"iya ini, aku baca komik conan. baru volume 80 sih ini" jawabnya santai kepada cewek itu.

saat ia ingin membaca komiknya terdengar pertanyaan lagi dari gadis itu "Lo punya berapa komiknya?" seakan penasaran akan jumlah komik yang dimiliki Reyhan, pertanyaannya terdengar antusias.

"Aku punya komik ini sampai volum 83, memangnya kenapa?" jawabnya dengan mata yang masih fokus ke komiknya.

"huuuaa serius? Gue mau pinjem boleh nggak?, gue sih pengennya beli dan punya sendiri sih komiknya tapi mumpung gue gak punya duit jadinya sekarang pinjem aja dulu. jadinya nggak keluar duit heheh" gadis di sebelahnya berujar dengan semangat yang menggebu-gebu untuk meminjam komiknya.

akhirnya Rayhan meletakan komiknya dan kembali menatap cewek teman sebangkunya. saat menatap cewek itu entah mengapa Rayhan merasa ada sesuatu yang aneh menerpanya. tadi saat melihat teman sebangkunya itu ia tidak terlalu memperhatikan rupa dari gadis itu.

ternyata gadis itu cukup enak di pandang,'manis' gadis itu nggak terlalu putih kulitnya. tetapi gadis itu bersih dan menurutnya cantik itu nggak harus putih.

"nama lengkap kamu siapa?" ini adalah kali pertama Rayhan menanyakan nama seorang gadis. biasanya sih para gadis yang mengajaknya berkenalan.

ah ya dia juga baru menyadari selama ia bersekolah di tempat ini, Rayhan sama sekali tidak pernah bertemu dengan wajah ini sebelumnya. atau pernah ketemu tapi Rahyan tidak mengingatnya?

tapi ingatanya kuat tidak mungkin ia melupakan sesuatu yang ia lihat. atau mungkin saja gadis ini selalu berada di dalam kelas?

"Ahh ya gue baru sadar kalau bangku ku terisi seseorang. perasaan tadi nggak ada orangnya. dan gue tertarik sama yang lo baca. niatnya mau ngusir lo, gue mau duduk sendiri tapi nggak jadi"

"Nama gue Kanaya Putri Untami bisa lo panggil Aya. nama lo siapa?" lanjutnya lagi setelah mengatakan kalimat panjang barusan.

"Oke Ami, Nama aku Rayhan Putera Mahendra. kalau kamu mau pinjam komik nanti aku ajak ke rumah ku. gimana?" Rayhan menatap gadis itu yang sekarang tampak bingung.

"lo tadi manggil gue apa?" tanyanya, mungkin gadis ini bingung dengan panggilan yang di berikan oleh Rayhan.

"manggil kamu Ami, kenapa? nggak suka?" tanyanya kepada gadis yang duduk di hadapannya ini.

"nggak kok, nggak papa. oke deh nanti gue ikut ke rumah lo buat minjem komik heheh" dapat Rayhan lihat wajah gembira dari gadis itu setelah ia mendapatkan persetujuan untuk meminjam komiknya.

"Hmmm oke, ntar kamu ikut aku ke rumah" jawabnya final.

"Terimakasih ya Ndra" jawaban itu membuat Rayhan menatap Aya heran.

"Kenapa kamu manggil Ndra?" tanyanya aneh kepada Aya

"Ya kenapa? lo manggil gue Ami kan tadi, nah sekarang gue panggil lo Ndra " jawabnya dengan senyuman.

membuat kuping Rayhan memerah entah mengapa.


---------------------------------------------------------------------

Nb : kalau ada typo tolong ya ges di tandai eheh. manusia tidak luput dari dosa dan kesalahan gais.


terimakasih sudah membaca tulisan ini <3

Sipit & BeloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang