3

13 4 0
                                    

Aya sekarang berada di depan halaman rumah  yang sangat luas, di dareah perumahan yang menurutnya sangat sangat mewah ini. sungguh ia sangat tidak bisa memepercayai yang sedang dilihatnya, 'wah kaya juga nih anak' Aya menatap  Rayhan dengan tak percaya. 

gaya Rayhan saat di sekolah tuh termasuk sederhana banget untuk hitungan siswa di kelasnya. memang ya, kekayaan itu tidak di nilai dari tampilannya. bisa jadi itu orang kaya yang gayanya biasa aja tapi yang bergaya memakai barang-barang mahal dan pamer malah orang yang berkekurangan.

duh jadi nggak enak, kaki berdebunya meninggalkan jejak tak kasat mata di pekarangan rumah yang indah milik Rayhan. 

"Silahkan masuk anggap aja ini rumah sendiri" Rayhan membuka pintu rumahnya, dan mempersilahkan Aya untuk masuk kedalam rumahnya.

"Siappp" Aya menunjukan cengirannya lebarnya dan mengangkat kedua jempolnya . ia mulai memasuki rumah Rayhan, sontak saja Aya membelalakan matanya dengan mulut yang terbuka lebar. Bukan ingin melebih-lebihkan, tapi sungguh Aya tidak pernah melihat rumah mewah secara live di depan matanya.

Biasannya ia hanya dapat melihat rumah mewah dari siaran telivisi yang menayangkan sinetron azab, mamanya sering sekali menonton sinetron dari ikan terbang itu.

oh ya atau tidak ia melihat rumah dari drama korea yang sering sekali ia tonton. dasar Aya, 'kampungan sekali kamu nak ckckc' gumamnya.

"Hei kau tak apa?" Rayhan sedang melambaikan tangannya di depan mukanya. sungguh saat ini Aya sangat malu. terlihat seperti apa tadi mukannya?

"Ah ya gue nggak papa kok, cuman syok aja. ternyata lo kaya ya ehehe!" ucap Aya yang masih sedikit tak percaya.

"biasa aja ini, bukan aku yang kaya. tapi ini punya orang tua ku" Rayhan berjalan masuk,

"komiknya ada di kamar ku, masuk aja nggak papa. kamarnya di lantai dua di pojok sebelah kanan. kamu mau minum apa?" sambil menatap Aya menanti jawaban.

"apa aja deh yang bisa di minum ehe, nggak enak gue kalau masuk duluan. Nunggu lo aja gue di ruang tamu, lagian lo belom ganti baju. Ganti baju aja dulu" Aya melangkah untuk mendekati salah satu sofa yang berada di ruangan ini, dan langsung duduk tanpa di perintahkan.

"Oh oke, kamu tunggu di sini dulu. Aku akan segera kembali" Aya menjawabnya dengan menganggukan kepalanya dan bergumam "Yoi dah" Rayhan melangkah pergi meninggalkan Aya yang sedang menatap handphonenya di ruang tamu. 

Aya sibuk dengan hp dikarenakan Abangnya yang spam chat menannyakan keberadaan Aya.

from : Abang Bengek

'Assalamualaikum warohmatulahi wabarokatuh'

'P'

'oeyy anak kutil sedang berada dimana kau?'

'P'

'Gak di bales uang jajan di potong'

'Gak bales lagi ku buang kau ke kolong jembtan'

'p'

'p'

Aya menatap lucu handphonenya  saat ini banyak sekali chat dari abangnya. Dia  suka sekali boom chat orang kalau orang tersebut tidak read ataupun balas chatnya. mana Abang mengancam segala lagi. 'dikira Aya takut apa. gak mungkin Abang membuang adeknya yang imoet ini ehehe'

To : Abang Bengek

'Kalau Aku anak kutil, berarti Abang itu Aabangnya kutil huehehe'

'yaahhh jangan dong bang, Aya kan makannya banyak. Abang kan ganteng nggak boleh jahat sama Adeknya'

aya tertawa cekikikan, antara jijik karena rayuannya yang terlalu melebih-lebihkan terkesan alay dan juga Aya merasa lucu sama Abangnya ini. tak lama setelah Aya membalas pesan tersebut terdengar notifikasi bahwa ada pesan masuk ke ponsel milik Aya.

Sipit & BeloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang