Part 1

84 4 1
                                    

Seorang gadis remaja keluar dari Jeep Putih miliknya. Rambut sepunggungnya ia biarkan tergerai. Mulutnya bergerak mengunyah permen karet. Seragam putihnya terbalut oleh jaket levis abu-abu. Dan tas army yang tampak ringan di punggungnya.

"Anyaaaa," teriak seseorang dari arah samping. Suaranya begitu nyaring, sehingga membuat beberapa orang menoleh ke arahnya.

Tanpa menoleh pun, ia sudah tahu siapa pemilik suara cempreng itu. Orang tadi langsung berhambur memeluknya. Ia pun membalas pelukan sahabatnya itu.

"Ya ampun Anya, gue kangen banget sama lo," ujarnya.

"Iya gue juga," ujar cewek bernama Anya tersebut sambil melepas pelukan mereka. Bibirnya membentuk sebuah lengkungan yang indah.

"Eh, lo berangkat bareng siapa?" Tanya Anya.

"Bareng Rian," ujarnya diiringi dengan cengirang khas miliknya.

"Masih sama dia?"

"Iya dong. Gue kan tipikal cewek yang setia," ujarnya congkak sambil mengibas rambutnya ke belakang. Membuat Anya memutar bola matanya.

"Tiga bulan nggak ketemu sama lo. Ternyata sifat songong lo makin nambah ya."

Mereka kini berjalan menuju kelas mereka yang berada di lantai satu gedung sekolah ini.

☆☆☆☆

Anya menatap jenuh pada guru yang sedang memberikan penjelasan di depan kelas. Ia menoleh ke arah tembok, tepatnya pada cewek yang tertidur dengan kepala yang disenderkan ke dinding.

Anya mengeluarkan senyum jahilnya. Ia pun mendekatkan mulutnya ke telinga sahabatnya. Kemudian membisikkan sesuatu.

"HAH? MANA SEHUN?" seketika ia heboh sendiri. Membuatnya menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kelas, terutama guru di depan sana.

"Hey? Ada apa itu?" Tanya guru berkacamata bulat tersebut. Perlahan guru tersebut berjalan mendekat ke arah meja Anya dan Audi. Auranya begitu mencekam, seakan ingin menelan orang secara hidup-hidup.

"Ternyata masih ada ya murid kelas yang katanya UNGGULAN ini tidak memperhatikan guru yang dari tadi ngoceh di depan sana," sindir guru yang di sebelah dada kanannya terdapat nametag bertuliskan 'Diana Lestari'.

"Siapa nama kamu?" Tanya Bu Diana halus, namun terkesan tajam.

Audi bingung, lalu menunjuk dirinya sendiri, "Saya Bu?"

"Ya iya lah. Emang saya ngomong sama siapa? Sama tembok!?" Ujarnya sambil menggebrak meja milik Anya. Semua murid terlonjak kaget akibat tindakan tiba-tiba itu, terutama Anya.

"N-nama saya A-audi Bu," ucap Audi dengan tergagap.

"Kamu?" Tanya Bu Diana yang ditujukan untuk Anya.

"Anya."

"Silakan kalian keluar dari kelas ini, lalu hormat pada bendera sampai bel istirahat!"

"Lama banget, Bu," ujar Audi pelan, namun terdengar oleh Bu Diana yang pendengarannya setajam kelelawar itu.

"Nggak usah protes-protes kamu. Masih mending saya kasih hukuman itu sampai bel istirahat. Emangnya kalian mau saya tambah sampai bel pulang!?"

"Enggak, Bu," ujar Anya dan Audi secara bersamaan. Kemudian mereka berjalan meninggalkan kelas.

"Dasar murid bandel."

☆☆☆☆

"Lo sih," ujar Anya.

"Kok gue!? Kalo lo tadi nggak bisikin nama Sehun, kita nggak bakal dihukum kayak gini!"

"Salah sendiri tidur dalem kelas."

OscillateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang