1'•cewek bar bar

30 10 4
                                    

Hanya orang bodoh yang membiarkan kepintaran nya digantikan oleh kebodohan—An

SMA Airlangga

"WOY ANJENG!"

"DASAR BENCONG,NYALI SECUIL,MAU BERANTEM SAMA GUE?HAHAHA GOBLOK!"

"Awas Lo ya Ra,gue bales lo!"teriak seorang anak laki-laki,dengan muka yang babak belur.

"APA LO?!BALES AJA KALAU BISA"

"Ra udah ya malu,tuh diliatin banyak orang,mana lagi di koridor,nanti Bu sal—"ucapan Aqila terpotong karena orang yang ingin dibicarakan tiba tiba muncul.

"ZAHRA AURELIA RAHMAN!"teriak Bu Salma di sepanjang koridor sekolah.

Mampus gue—Batin zahra

"Nah tuh kan baru aja mau gue ngomong orangnya udah Dateng,mampus Lo Ra" kata Aqila sambil memanas manasi.

"ZAHRA masalah apa lagi yang kamu buat?kemarin kamu ngerjain guru,sekarang kamu buat masalah apalagi?!" Tanya Bu Salma pada Zahra,dan yang ditanya cengar cengir ga jelas.

"Eh Bu Salma, sungkeman dulu buk" ucap Zahra sambil menyalami Bu  Salma yang diikuti oleh Aqila.

"Masalah apalagi ini Zahra?"tanya Bu Salma berusaha untuk tidak emosi.

"a-anu buk"ujar Zahra gelagapan,sambil menggaruk tengkuknya,yang tidak gatal.

"Anu apa?"tanya Bu Salma.

"Aduh qil,gimana nih,gue harus ngomong apa?"bisiknya pada qila.

"Ya ngomong aja,kalo tadi Lo itu baru gebukin mantan gue karena dia selingkuh"jawab qila, dengan suara yang dibesarkan agar Bu Salma dengar.

Aqila goblok,awas aja Lo qil—ringis Zahra dalam hati.

"Benar itu Zahra?"tanya Bu Salma.

"I-iya buk,tapi Zahra janji deh ga bakal lakuin lagi,suer"ucap zahra mengacungkan 2 jarinya.

"Halah janji janji mulu kamu,kapan kamu tepatin?lihat sana di buku catatan saya,nama kamu itu udah banyak Zahra,kamu itu udah mau lulus SMA,saya sebagai guru BK capek,ngasih hukuman ke kamu,mana kamu itu anak kelas unggulan disini."ujar Bu Salma sambil memijat pelipisnya.

"Aqila kamu ke kelas,biar Zahra saya yang urus"titah bu Salma

AQILA ZERLYAN ALYDRUS,Yap Aqila adalah keturunan arab,dia adalah salah satu sahabat Zahra yang paling pintar dan cantik,hampir semua olimpiade dia ikuti,dan dia adalah anak pemilik sekolah, walaupun dia anak pemilik sekolah dia tidak pernah sombong dengan statusnya,dia tetap bertindak ramah,dan tidak semena-mena.

"Iya buk,dah Ra" kata Aqila,sambil melambaikan tangan nya .

"Lah terus saya gimana buk?!" Tanya Zahra was was.

"Kamu sekarang bersihkan taman belakang sekolah!"perintah Bu Salma

"Lah kok bersiin halaman belakang sekolah sih buk?emang saya tukang kebun apa?cantik cantik gini, disuruh jadi tukang kebun,ckckck,buk ga boleh gitu dong saya keberatan"ujar Zahra sambil menggelengkan kepalanya seolah menjadi korban.

"Halah ga usah sok jadi korban kamu,udah sana"usir Bu Salma

"Iya buk iya" jawab Zahra pasrah lalu pergi ke belakang sekolah.

ketika sedang berjalan menuju halaman belakang sekolah,Zahra melewati perpustakaan sekolah,ya perpustakaan sekolah nya berada didepan halaman belakang sekolah, walaupun letak perpustakaannya ada dibelakang sekolah, perpustakaan itu tetap ramai,karena suasana di perpustakaan itu sangat tenang,dan pemandangan halaman belakang sekolah dapat dilihat dari dalam perpustakaan,ketika melewati perpustakaan dia melihat seseorang yang sangat familiar dimatanya,AIDAN.

ya Aidan Enggar Nugroho ,dia sedang membaca buku, menggunakan earphone, Aidan adalah teman sekelas Zahra yang terkenal akan kedinginan nya,selain dingin dan cuek, Aidan juga sangat irit bicara,jika dia sudah bicara kata kata yang dikeluarkan nya itu sangat pedas. Aidan itu memiliki otak yang genius, dia sering mengikuti berbagai macam olimpiade,dan selalu membawa pulang piala,atau medali,selain suka mengikuti olimpiade, Aidan juga pembina ekstrakurikuler karate di sekolahnya,jangan ditanya sudah sabuk apa. Zahra langsung memutar balikan tubuhnya dan masuk kedalam perpustakaan.

"Bodo amat dah gue sama hukuman nya Bu Salma,gue mau minta bantuan si Aidan buat ngajarin matematika habis ini kan ulangan matematika,gue harus maksimalin tuh nilai matematika biar dapat uang jajan lebih dari papa,ntar kalau gue nyontek qila,terus ketahuan,mampuskan gue" monolog Zahra sambil berjalan menuju perpustakaan.

Biarpun Zahra dapat peringkat belasan,dia ga mau tuh yang namanya nyontek,bikin tambah GOBLOK katanya.

"WOE DAN"panggil Zahra dengan suara yang meninggi,dan Yap karena suaranya itu,ia diperhatikan oleh semua siswa yang ada didalam perpustakaan.

"...."

"Dan Lo ga denger?dan!"panggil Zahra dengar suara yang sudah dipelankan,dan itu tidak membuat Aidan menoleh, sedikit pun,ia masih sibuk membaca buku paket matematika nya,sambil mendengarkan musik di earphone.

"Bangsat banget sih lo Dan,gw udah coba ngomong baik baik dari tadi anjing" gertak Zahra terbawa emosi karena Aidan tak kunjung mendengarkan nya.

Karena merasa risih dengan orang didepannya Aidan,membuka earphone nya dan mengangkat kepalanya.

"Berisik" satu kata namun sangat menyakitkan.

"Gue dari tadi udah manggil Lo tapi Lo itu ga denger denger,budeg atau apa sih Lo." Maki Zahra

"Gue ga peduli" balas Aidan kembali membaca buku paket nya.

"Anjing banget Lo,oh iya Lo lagi belajar matematika kan?nah berhubung Lo lagi belajar matematika dan Lo itu pinter gue mau minta bantuan nih,ajarin gue matematika ya?"pinta Zahra.

"Gak" balas Aidan sesingkat mungkin.

"Jadi cewek ngomong nya kasar banget huh" cibir Aidan pelan.

"CK udah ga usah ngomongin gue,ga butuh,yang gue butuh Lo itu ngajarin gue,biar gue ga nyontek ntar pas ulangan" tak ada respon yang diberikan Aidan dia hanya diam dan membaca buku paketnya.

"Sombong bener lo ye, mentang mentang lo pinter, ilmu lo ga mau bagi-bagi, CK BANGSAT" omel Zahra sambil menekan kata terakhir pada ucapannya.

"Hmm" Aidan hanya berdehem,lalu membalik buku paketnya, persis didepan Zahra.

"Materi apa yang Lo ga ngerti" tanya Aidan santai.

"mah gitu dong kalau Lo gini dari ta—" ucapan nya dipotong oleh Aidan.

"Materi apa?"tanya Aidan memotong ucapan Zahra.

gadis itu sangat berisik.

"Semuanya gue ga ngerti,ya Lo tau ajakan gue dikelas itu sering tidur kalau jam hitung menghitung hehe"jelasnya diiringi dengan cengiran lebarnya.

Setelah mendengar penjelasan dari Zahra, Aidan langsung menjelaskan semua materi yang tidak dimengerti oleh Zahra,dengan rumus rumus dan cara yang gampang diingat oleh zahra,dan memberikan beberapa soal kepada Zahra agar gadis itu lebih bisa mengerti.

"Nih" ujar Zahra sambil menyodorkan soal dari Aidan yang sudah ia jawab.

"Sudah Benar" kata Aidan setelah memeriksa jawaban Zahra.

"Makasih Dan gue ke kelas dulu" dan Aidan hanya menganggukkan kepalanya.









Jangan jadi readers silent guys🙌

PS: Author masih amatiran






About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang