Follow you like I’m drawn to something
I can’t do anything If I try to escapeSeorang pemuda berjalan ringan beriringan dengan lagu yang mengalir di telinganya. Pun mengikuti ritme kebahagiaan di hatinya. Dengan senyum yang mengembang ia terus melangkahkan kakinya menuju tempat latihan.
Ia melepaskan earphone yang melekat di telinganya begitu sampai di tempat tujuan. Perlahan ia membuka pintu ruang latihan. Musik seketika menyambut kehadirannya. Kedua matanya kemudian menangkap seorang laki-laki dan perempuan tengah menari bersama. Ia menatap intens sejoli itu. Senyum di wajahnya pudar dan binar matanya pun redup.
Aku juga ingin di posisi itu, batinnya kemudian menuju sudut ruangan untuk menaruh tasnya. Sebenarnya pemandangan itu sering ia lihat ketika sampai di ruang latihan. Namun semakin sering ia melihat itu, maka semakin banyak goresan di dalam hatinya.
Ia mendudukkan dirinya di kursi panjang di sisi ruangan. Kedua matanya kembali menatap sejoli itu. Akan tetapi kini ia hanya memfokuskan pada satu titik, yaitu gadis pujaan hatinya. Senyum di wajahnya kembali merekah. Gadis itu adalah alasan kenapa ia suka dengan tempat ini. Akan tetapi, berbeda rasanya ketika gadis pujaannya itu menari dengan laki-laki lain. Rasanya ia ingin menyeret laki-laki itu menjauh dari pujaan hatinya.
“Hyung, apa kau sudah lama di sini?” tanya seorang laki-laki yang baru saja tiba di tempat latihan.
“Gyehyeon Hyung.” Laki-laki itu mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Gyehyeon.
“Oh...” Gyehyeon tersadar dari lamunannya. Segera ia menoleh dan mendapati temannya di sana sedang berkacak pinggang.
“Kau sudah datang, Yonseung-ah,” ucap Gyehyeon kepada Yongseung.
“Sampai kapan kau hanya melihatnya dari jauh, Hyung?” Pertanyaan Yongseung berhasil membuat Gyehyeon tertunduk. Pemuda itu tidak berniat untuk menjawab pertanyaan itu karena ia sendiri tak tahu jawabannya.
Setelah beberapa saat musik di ruangan itu berhenti. Sejoli itu berhenti menari dan salah satu dari mereka mendekat ke arah Gyehyeon dan Yongseung.
“Apakah kalian melihat latihan kami?” Gyehyeon mendongakkan kepalanya begitu mendengar suara pujaan hatinya. Dapat ia lihat lengkungan manis terukir indah di wajah gadis itu.
“Hanya sedikit, Nuna,” jawab Yongseung.
“Bagaimana menurut kalian?”
Yongseung tersenyum. “Bagus, Nuna.”
Lebih bagus lagi jika kau menari sendiri, timpal Gyehyeon dalam hati.
“Gyehyeon-ah, kau kenapa? Dari tadi kau diam saja,” tanya gadis itu kepada Gyehyeon.
Gyehyeon menggeleng. “Ah, tidak apa-apa.”
Gadis itu menganggukkan kepalanya dan beranjak pergi setelah mendengar jawaban Gyehyeon. Sementara itu, Gyehyeon hanya mengembuskan napasnya pelan.
“Ya, Jehyun! Kenapa kau minum dari botol milikku?” tanya gadis itu begitu begitu tahu hal dilakukan oleh teman duetnya tadi.
“Air minumku sudah habis,” jawab lelaki bernama Jehyun itu seraya meninggikan tangannya sehingga gadis itu tak bisa meraih botol minumnya.
“Kemarikan.” Gadis itu berusaha meraih botol di tangan Jehyun. Jehyun meneguk air di botol itu sekali lagi sebelum akhirnya gadis itu berhasil merebut botol minum di tangannya.
“Pelit sekali kau Jung Hyunrim.”
Gyehyeon kembali membuang napas kasar melihat hal itu. Ia rasa Hyunrim dan Jehyun sangat dekat. Ia sering melihat mereka jalan bersama dan Hyunrim terlihat begitu nyaman dengan Jehyun. Ia berpikir mungkin saja mereka memiliki hubungan yang lebih dari sekadar teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love It
FanfictionGyehyeon jatuh cinta dengan teman sekelasnya, Hyunrim. Waktu telah banyak berlalu ia habiskan untuk memperhatikan gadis itu. Dan ia dihadapkan pada pemandangan bahwa gadis itu dekat dengan beberapa laki-laki. Hal itu membuatnya tak berani mengungkap...