Part 11

22 6 0
                                    

⏰ kriiingg kriinggg

Suara alarm berbunyi nyaring. Vayla membuka matanya perlahan. Vayla mengambil alarm di meja samping tempat tidurnya dengan malas dan mematikannya. Setelah itu Vayla bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

Vayla sudah rapih memakai seragam putih abu-abu nya.ia menyisir rambutnya dan dikuncir satu.

Vayla segera menuruni anak tangga karena ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Vayla melihat ayah dan bunda nya sedang sarapan di meja makan. Lalu Vayla duduk di samping kedua orang tuanya.

"Selamat pagi ayah, bunda." Sapa Vayla kepada orang tuanya.

"Selamat pagi sayang" balas kedua orang tuanya berbarengan.

Vayla dan kedua orang tuanya sedang sarapan di meja makan. Sekarang Vayla hanya tinggal bertiga di rumah sebesar ini. Karena Rafael sudah tidak tinggal disini, ia melanjutkan kuliah di Australia. Rafael mengambil jurusan manajemen, karena ia akan melanjutkan perusahaan ayahnya. Perusahaan Jeff, salah satu perusahaan yang sukses di indonesia.

"Ve, gimana sekolah kamu?" Tanya Jeff.

"Enak banget loh yah, aku punya banyak temen sekarang. Bahkan aku terkenal di sekolah." Ucap Vayla bangga.

"Wah anak ayah hebat!" Seru ayahnya.

"Jelas dong yah, anak ayah kan cantik." Vayla menyombongkan diri kepada ayahnya.

Kali ini bunda nya menjawab "gimana gak terkenal yah, Vayla kan lagi deket sama kakak kelasnya."

"Ish, apasih bunda" ucap Vayla salting.

"Wah, anak ayah sudah besar ni sekarang, udah berani deket sama cowok" goda Jeff kepada anaknya.

"Iya tuh yah, bener" sambung Sheyna ikut-ikutan menggoda Vayla.

"Tau ah daripada di ledekin terus sama ayah, bunda mending aku berangkat aja ke sekolah." Lalu ia pamit kepada kedua orang tuanya.

"Vayla baperan nih sekarang" ucap Sheyna.

"Iya nih Vayla baperan, gak seru huuu." Ucap Jeff.

Vayla hanya memasang muka kesal lalu pergi meninggalkan meja makan dan ke halaman parkir.

"Berangkat sekarang ya pak."

"Siap non." Balas pak Bimo.

Vayla sudah menuju ke sekolah dengan menggunakan mobil dan diantar oleh pak Bimo supir pribadinya. Tiba-tiba mobil yang dipakai berhenti.

"Loh kenapa pak? Kok berhenti?" Tanya Vayla panik.

"Gak tau nih non, kayaknya mogok."

"Yah, yaudah deh pak. Vayla naik taxi aja." Pamit Vayla lalu keluar dari mobilnya dan menunggu taxi di pinggir jalan.

Tiba-tiba ada motor ninja berhenti di depan Vayla. Ternyata Chandra.

"Kok lo disini? Tanya Chandra bingung.

"Iya kak, tuh mobil aku mogok" ucap Vayla sambil menunjuk ke arah mobilnya yang sedang mogok.

"Ohh, yaudah naik. Bareng gua aja." Ucap Chandra menyuruh Vayla naik ke motornya.

Lalu Vayla naik ke motornya Chandra, ia tidak berpikir lama karena takut telat ke sekolah.

"Pegangan, biar gak jatoh." Ucap Chandra menyuruh Vayla untuk pegangan ke badannya Chandra.

"Gak mau ah!" Tolak Vayla.

"Yaudah turun!"

"Ihh, kak Chandra jahat."

"Yaudah makanya pegangan atuh biar gak jatoh."

"Yaudah, iya ni pegangan. Bawel."

Akhirnya Vayla pegangan di badan Chandra, lalu Chandra menyalakan motornya dan menuju ke sekolah.

~~~

Chandra dan Vayla sudah sampai di parkiran sekolah. Vayla segera turun dari motor Chandra. Banyak siswa-siswi yang melihat Chandra dan Vayla berangkat ke sekolah bareng.

'wah anjir, ganteng banget gila kak Chandra'

'omg! Kapan ya gua bisa berangkat bareng ke sekolah bareng kak Chandra'

'yaampun, Vayla beruntung banget sih'

Chandra dan Vayla jalan melewati koridor. Tiba-tiba saja Chandra memberhentikan langkahnya dan Vayla pun ikut berhenti.

"Lo duluan aja ya ke kelas, gua gabisa anterin. Soalnya mau ke ruang OSIS dulu." Kata Chandra kepada Vayla.

"Ohh yaudah, gak pa-pa kak. Santai aja gua bisa sendiri kok ke kelas. Eh iya, btw makasih ya kak udah mau nganterin ke sekolah."

"Iya sama-sama. Yaudah gih masuk ke kelas." Ucap Chandra sambil mengacak-ngacak rambut Vayla.

"Ihh, rambut gua berantakan kak." Ucap Vayla sambil merapihkan rambutnya.

"Hehehe maaf, yaudah sana masuk nanti telat loh."

"Yaudah deh kak, gua duluan ke kelas. Byee." Vayla langsung pergi menuju ke kelas dan meninggalkan Chandra.

"Byee. Hati-hati jalannya biar gak kesandung." Balas Chandra sambil tersenyum melihat Vayla yang sudah pergi dari hadapannya.

The ice inside your eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang