■EMPAT-PULUH-SATU■

2.2K 162 28
                                    

TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•



Lama pisan ya up nya? Mon maap yups.

Cuslah happy reading guys!

💕

"Dosa gak ya bayangin tubuh suami sendiri, hihi?"

-Bakinza-

💕

5 hari kemudian

Usia pernikahan Faraat dan Bakinza memasuki bulan ke-5. Tepat pada tanggal pernikahan mereka, Faraat berinisiatif ingin memberikan sebuah kejutan untuk istri tercinta.

"Kalau menurut aku ya, kasih benda yang terus dipakai supaya ngingetin terus sama wajah kamu."

"Cincin misalnya?"

Sagita mengangguk. "Ya, itu bisa. Gelang, jam tangan, tas. Itu juga bisa menjadi pilihan."

Faraat menyatukan jari-jarinya. "Tapi saya ingin sesuatu yang berbeda. Sederhana tapi yang bisa selalu ada di ingatan."

"Hmm ...," Sagita turut berpikir. Tak berapa lama ia menggebrak meja yang membuat lelaki yang tengah berpikir itu terlonjak kaget. "Bagaimana jika kamu memasak! Adakan saja dinner romantis di apartemen! Lebih telatnya di balkon. Pasti sangat indah, ditemani bulan juga bintang dan pemandangan di bawah sana. Bagaimana?"

Faraat sempat tertawa sebentar. Namun tak bisa dipungkiri ide yang diberikan Sagita membuatnya tertarik. "kamu memang benar-benar pakar cinta!"

Sagita tertawa pongah namun itu hanya sebuah candaan. "Yah ... bahkan Ali pernah bertanya padaku," lanjutnya selaras melirik pria jangkung yang sedari tadi memainkan ponselnya saja. Seakan tidak tertarik dengan obrolan kedua manusia beda jenis kelamin itu.

Merasa namanya disebut, Ali mencibir malas lalu fokus kembali pada ponselnya. Ali memang dekat dengan Sagita, pria itu sudah menganggap Sagita seperti kakaknya sendiri.

"Jadi, mari kita belanja keperluannya!"

Faraat menggaruk pelipisnya, "tapi saya tidak tahu harus masak apa, dan saya tidak bisa memasak."

Sagita mendesah kecil. "Biar aku yang memilih bahan belanjaannya, dan sekarang bukan zaman batu, kamu bisa melihat resep makanan di internet." ujar Sagita seraya tertawa kecil, lalu fokusnya teralihkan pada pesan masuk. Pesan dari seseorang yang membuatnya tersenyum dan semangat membalas.

Maaf, hari ini sepertinya kita tidak bisa bertemu. Aku akan menemani Faraat berbelanja. Maaf ya...

🐾🐾🐾

Suara ketukan keyboard memenuhi ruangan yang di dalamnya terdapat dua orang yang sedang fokus pada kegiatannya masing-masing. Bakinza dengan penuh semangat merevisi part-part terakhir sebelum besok naskah milik mr. Razaaq ini rampung. Ada rasa senang, bangga, terharu untuk dirinya sendiri. Ini impian Bakinza menjadi seorang editor. Di saat kebanyakan wanita memimpikan memiliki pekerjaan yang lebih mengarah ke 'fashion wanita', tapi tidak dengan Bakinza. Wanita satu ini sangat senang mengoreksi dan memperindah suatu karya.

Mengingat naskah ini akan rampung juga membuat sebagian hatinya sedih, karena ia sudah mengambil keputusan setelah menyelesaikan 1 naskah, ia akan resign dan memilih menjadi ibu rumah tangga.

Karena ia tidak ingin melukai hati pria yang ia cintai.

Dan berbicara dengan ibu rumah tangga, sampai saat ini belum ada tanda-tanda hamil yang dialaminya. Bakinza mengusap perut ratanya dengan penuh harap, harapan ingin adanya Muntahar junior di sini, karena Bakinza tidak sabar untuk melihat raut wajah bahagia suaminya.

BAKINZA-Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang