Special Part 3

181 15 2
                                    

Bruuukk!

Tak butuh waktu lama, Thomas pun jatuh karena tertidur.

"Ramuanku benar-benar hebat." Puji Anna pada dirinya sendiri.

"Asal kau tahu sayang, Tio tidak mungkin muncul. Karena ini hanya ramuan tidur biasa, walau aku menambahkan dosisnya sih biar kau bisa tidur lebih lama." Bisik Anna pada Thomas yang tertidur karena efek ramuannya.

Anna pun berdiri hendak meminta bantuan untuk membawa Thomas menuju ke kamar mereka. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat bayangan dari Thomas yang tiba-tiba bangun dari tidurnya.

'Tidak mungkin!' Batin Anna tidak percaya. Untuk pertama kalinya ramuan buatannya gagal!

Anna pun berbalik dan terkesiap melihat orang yang berdiri di hadapannya saat ini.

Setelah sekian lama ia tak melihat mata merah itu.

'Tio!?' Batin Anna bertanya.

"Hay, Anna. Setelah sekian lama akhirnya kita bertemu lagi. Apa kau merindukanku?" Tanya Tio seraya mendekat kepada Anna yang berdiri mematung, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Ba-bagaimana bisa?" Bukannya menjawab sapaan Tio, ia malah bertanya.

Langkah Tio terhenti begitu saja.

"Oh, melihat responmu yang seperti itu aku merasa sedih." Ucap Tio tersenyum kecut.

"Kau tidak berharap aku datang lagi ya?" Lanjutnya menunduk.

"Hey, bukan begitu.." Anna menjadi merasa bersalah melihat Tio.

"Aku hanya tidak percaya kalau ramuan yang baru saja aku buat bisa membuatmu muncul kembali." Jelas Anna mendekati Tio yang masih setia menunduk.

"Kemarilah teman, bukankah kau merindukanku." Lanjut Anna merentangkan kedua tangannya agar Tio datang memeluknya. Ya, dia merindukan tingkah laku other side dari matenya itu.

Tio mendongak menatap Anna. Dengan senang hati Tio memeluknya.

"Apa kau sudah bosan dengan Thomas? Kau mau bersamaku?" Tanya Tio masih dalam keadaan berpelukan dengan Anna.

Anna merotasikan bola matanya mendengar pertanyaan Tio. Dengan kesal ia memukul punggung Tio dengan lumayan keras membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

"Aww! Itu sakit!" Ucap Tio langsung melepaskan pelukannya pada Anna untuk mengusap punggungnya.

"Kau pantas mendapatkannya!" Balas Anna tak merasa bersalah sedikitpun.

Tio mendengus kesal. "Dia sama sekali tak berubah! Cantik-cantik pukulannya sakit bukan main!" Cibir Tio pelan.

Anna yang mendengar cibiran Tio padanya pun mendelik tajam ke arah Tio. "Bisa kau ulangi apa yang kau bicarakan?" Tanya Anna perlahan mendekati Tio.

Merasa terancam, Tio pun mundur perlahan sambil menggelengkan kepalanya.

"Maaf! Aku tidak akan mengulanginya! Lagipula itu fakta." Ucap Tio, ucapannya melirih di akhir kalimat.

Anna menghembuskan nafasnya kasar. "Terserah." Ucap Anna, tak peduli dan hendak beranjak pergi.

"Kau mau kemana?" Tanya Tio mengekor di belakang.

"Bertemu dengan anak-anakku." Jawab Anna tanpa berbalik menatap Tio.

"Kau mau berkenalan dengan mereka?" Tanya Anna ketika Tio berjalan sejajar dengan dirinya.

"Kau sudah punya anak? Lebih dari satu?" Tanya Tio. Anna hanya mengangguk saja sebagai jawabannya.

"Bolehkah?" Lanjut Tio bertanya meminta kepastian.

[1] Other Side My Mate ✓ [D.R.E.A.M.E]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang