21

587 75 4
                                    

"Seong, lo gila ya? Gue yakin lo bukan sahabat gue, pak."

Minkyu menepuk bahu Yunseong cukup keras. Junho melipat kedua tangan nya di depan dada, Eunsang menatap Yunseong dengan tatapan horror. Bagaimana dengan Wonjin dan Minhee? Ah, mereka berdua izin ke toilet. Wonjin berada di toilet lantai 1, dan Minhee berada di toilet lantai 2.

Setelah menyaksikan Yunseong mencium pipi adik kelasnya, Minkyu dan Junho menatap Yunseong dengan tatapan yang sangat seram. Mereka tidak melepaskan tatapan nya kepada sahabatnya itu.

"Apa sih lo? Gue waras." Jawab Yunseong ketus.

"Lo main nyosor ke adik kelas kita tuh kenapa sih, seong? Woi pak, inget gak tadi di belakang lo ada siapa?" Tanya Junho dengan nada yang tidak terlalu tinggi.

"Emangnya kenapa sih? Gue cium pipi adik gue, salah kah?" Yunseong bertanya balik.

"Tapi kan-"

"Kyu, jun. Donghyun udah gue anggap sebagai adik kandung gue sendiri. Lo lihat kak Daniel, pernah kan dia nyium dahi sama pipi nya Minhee yang notabene nya sebagai adiknya kak Daniel? Berarti gue gak salah kan? Gue anggap Donghyun sebagai adik kandung gue sendiri walaupun kenyataan nya gak seperti apa yang gue mau." Sela Yunseong. Setelah menyela perkataan Minkyu, Yunseong mengambil air minum di lemari es. Junho dan Minkyu masih mengikuti dari belakang.

"Tapi seharusnya lo-"

"Kemarin Donghyun ngungkapin perasaan nya ke gue." Sela Yunseong lagi. Sontak membuat kedua teman nya yang berada di belakangnya itu terkejut.

"Maksud lo? Donghyun-"

"Inget waktu Hyunbin bilang kalau gue dicariin sama Donghyun? Inget kotak makan yang isinya kue dan Junho pengen ambil itu, tapi gue larang? Itu dari Donghyun. Dia kasih itu ke gue, dan suruh gue makan dengan urutan. Di kue nya tertulis angka, jadi gue harus makan berurutan. Di dalam kue nya itu ada kertas yang ada tulisan nya, Minhee nemuin tulisan pertama karena gue nyuruh dia buat makan kue nya juga. Gue kira gak ada apa-apa, tapi ternyata ada kertasnya dan Minhee baca kertas pertama. Sampai ke kue terakhir dan kertas terakhir, gue sambungin semua kalimat nya. Gue mau jawab lewat chat atau telepon karena Donghyun sempet ninggalin nomor telepon nya di kertas terkahir. Tapi, kayaknya gak enak banget kalau ngomongin begitu lewat chat atau telepon. Dan pas banget gue ketemu dia di depan rumah, ya akhirnya gue bisa obrolin itu langsung depan mata. Gue cium pipinya, karena gue mau buktiin kalau dia udah gue anggap adik kandung gue sendiri. Sekalian, ngerasain gimana rasanya nyium uke sih." Jelas Yunseong panjang lebar tanpa henti. Membuat Junho dan Minkyu hanya bisa mengerti sebagian nya saja.

"Terus, kenapa gak lo coba aja terima dia? Lo juga udah dekat sama dia, tau dia kayak gimana, kenapa mesti nolak?" Tanya Junho.

"Kan dia udah gue anggap adik kandung, jadi gue ngomong gitu tadi ke dia. Lagian, hati gue udah terpaku sama satu orang." Ucap Yunseong. Kalimat terakhir nya membuat Minkyu, Junho, dan Eunsang terkejut dan menatapnya dengan serius.

"Pak? Lo serius? Siapa orang nya pak?" Tanya Minkyu yang masih kaget.

Tanpa disadari, Wonjin bersembunyi dari balik dinding toilet yang memisahkan dapur dan toiletnya. Tapi Wonjin masih mendengar jelas apa yang teman-teman nya sedang bicarakan. Sementara, Minhee sedang berdiri di tangga sambil menatap teman-teman nya itu. Mereka tidak menyadari keberadaan Wonjin dan Minhee.

"Namanya-"

"Permisi, aku mau pulang duluan ya. Kak Daniel katanya nungguin di Bolosmart dekat sini." Minhee turun dari tangga dengan cepat dan terburu-buru pergi keluar rumah. Ia melepaskan sandal rumah, lalu memakai sepatunya, dan pergi dengan cepat.

"Lah? Minhee kenapa pergi nya buru-buru sih?" Tanya Junho heran.

_______________[🐦]_______________

"Gue sama Eunsang balik duluan ya?"

Junho mengambil kunci mobilnya, lalu merangkul bahu kekasihnya, Lee Eunsang.

"Lah? Aku gimana pulangnya?" Tanya Wonjin. Bibirnya melengkung ke bawah, membuat ia terlihat sangat menggemaskan.

"Sial, gemesin banget." -kmk

"Lo pulang sama gue aja, gue-"

"Wonjin gue yang anter, lo pulang aja duluan, kyu." Sela Yunseong. Ia mengambil jaketnya, lalu mengambil kunci motornya di sofa.

Junho dan Eunsang saling bertatap-tatapan.

"Oke, ayo buruan. Soalnya tadi aku bilang sama mama kalau aku perginya sebentar doang, hehehe." Ucap Wonjin.

"Kalau gitu, hubungin mama lo dulu. Bilang sama mama, lo pulang nya agak telat." Kata Yunseong.

"Kenapa? Emang mau ngapain?" Tanya Wonjin bingung.

"Muter-muter aja. Rumah gue sepi seminggu, jadi pastinya gue bakalan bosen. Makannya gue ajak lo muter-muter," jawab Yunseong.

Wonjin hanya mengangguk walaupun ia tak yakin dengan jawaban nya. Bukan jawaban Yunseong, tapi jawaban nya atas tawaran Yunseong.

"Gue pamit." Minkyu keluar dari rumah Yunseong dengan raut wajah yang masam.

Junho, Eunsang, Yunseong, dan Wonjin keluar dari kediaman keluarga Hwang. Tak lupa Yunseong mengunci pintunya, dan menitipkan kepada satpam rumahnya agar menjaga rumahnya.

Ketika Yunseong dan Wonjin mulai pergi dan keluar dari gerbang rumah, Junho dan Eunsang masih di tempat parkiran.

"Sang, aku rasa... Yunseong masih menaruh hatinya pada Wonjin." Ucap Junho tiba-tiba.

Eunsang hanya menatap wajah kekasihnya dari dekat, lalu mengangguk setuju dengan apa yang Junho bilang tadi.













Gak ngetik sampai 1k word dong:)
,-maaf jika ada typo:>

Karena aku baik, jadi double up:>

Gimana? Masih stan sampai cerita ini tamat kan? Jangan lupa tinggalkan jejak yaa!^^

Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang