tiga belas

31 6 20
                                    

"Apaan nih? Co hmmph" Perkataan Fauzan terhentikan oleh Nazra

Bagaimana Fauzan melanjutkan ucapannya jika mulutnya dibekap oleh tangan Nazra?

"Jangan" Perintah Nazra lalu menggelengkan kepala

"Buka plis" Bantah Fauzan yang bersikeras membuka file tersebut

"JaNgaN" Bentak Nazra sedikit dengan nada keras

"Plisss, buka ya?ya?ya?yaaaa?" Fauzan tetap bersikeras, namun sangat aneh, ia seperti meminta yang lain, bukan meminta untuk membuka file itu lagi

"Buka apa?!" Nazra bertanya, ia merasa ada yang ganjil

"Buka ini..." Ucap Fauzan menunjuk ke bawah.

Yakni ke arah laptop

"Haaaaaah jangan ah yang lain aja" Nazra tidak menerima permintaan Fauzan, meskipun Fauzan sampai mengeluarkan mimik wajah bak anak kecil meminta permen pun Nazra tidak akan mengizinkannya

"Plisss" Fauzan kini mencoba untuk memasang wajah bak anak kecil merengek meminta permen pada ibunya

"O-oke, tapi." Ucap Nazra
Haaaah lagaknya saja tidak akan mengizinkan meskipun Fauzan memasang wajah memelas

"Apatuh? Apa? Apa?" Fauzan bertanya dengan menggebu-gebu

"Poto, hehe, abistu mandi dulu, bau kecut" Nazra menjawab dengan senyum jahilnya

"Okeeeh, trus mienya?" Fauzan bertanya dan meratapi mie yang nampak seperti ingin menangis

Menangis hati ini...kujuga bersimpati:' iyuh jiji:v

"Makan, poto, abistu mandi...baru nonton" Nazra mengabsen tiap rencananya menggunakan jari-jarinya dan diakhiri dengan menampakkan deretan giginya sambil tersenyum

Klos ap, selalu siap untuk lebih dekat:D

"Heem iya deh non" Fauzan menjawabnya sedikit cemberut

"Aaah jangan cemberut dong" Ucap Nazra sembari mencubit lengan atas Fauzan

"Awh! Saket bodooo" Rintih Fauzan mengusap lengan atasnya

"Hehe, ya maav"

Akhirnya Fauzan menurut dan mengikuti deretan rencana Nazra sebelum menonton film horror

Rasanya sangat lama saat menjalani ini-pikir Fauzan

"Haah pedes banget si? Kemaren kok ngga ya?" Ujar Nazra sembari mengelap keringat di dahinya

"Ga pedes gini geh, lidah lu ngapa sih?" Fauzan bertanya sembari mengelap keringat Nazra menggunakan tisue

"Gatau, haah pedes gini jadinya, gila bibir gua nyonyor nih" Nazra geger sendiri saat sedang teringat dengan rasa panas di bibirnya

Merahnya, mayan tebel sih, gilaa pas kek gini ternyata lebih wah warnanya. Pan-kapan ngajak makan pedes lagi ah-batin Fauzan nakal

"Merahnya" Gumam Fauzan saat tangannya berhenti mengelap dahi Nazra

"Ha? Kenapa za?" Nazra bertanya, sayangnya Nazra tidak mendengarnya lebih jelas tadi

"Hah? Oh gapapa" Khayalan Fauzan pecah karna ucapan Nazra

"Ambil minum dulu ya" Nazra hendak bangun untuk mengambil air bening

Bening ya gan bukan putih, awokawok

"Eit, ini kan ada coklat panas, udah ga panas malah" Fauzan menarik tangan Nazra dan Nazrapun kembali duduk dan meminum coklat panas tadi

"Haah masih panas nih bibir" Ucap Nazra saat mengelap bibirnya dengan jari telunjuk kanannya

Masa-Masa Si GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang