Cinta Monyet Rival

1.6K 81 13
                                    

Beby membenarkan letak kacamata sambil meneliti buku pemasukan dan pengeluaran butiknya dengan sangat seksama. Beby saat ini sedang berada di butik, memang setiap harinya seperti itu. Jika Rival sudah berangkat kekantor dan ia sudah menyelesaikan urusan rumahnya, maka Beby akan kebutiknya untuk sekedar mengontrol.

Cleek...

Beby mengalihkan pandangannya saat mendengar suara pintu ruangannya terbuka. Seorang wanita dengan perut buncinya memakai dres cream ala ibu hamil itu menatap Beby bingung.

"loh? Beby nggak cuti?" tanya Caterin aneh saat yang seharusnya Beby cuti karena 'pengantin baru'.

"nggak, tumben ke butik? Biasanya ngontrol dari rumah" sekarang Beby lah yang bertanya kepada Caterin. Pasalnya suami dari sang ibu hamil tersebut sangat posesif dan melarang apapun yang dilakukan oleh istri tercintanya itu.

"hehehe Rin bilang ke Ganda ngidam, soalnya bosen sih dirumah... Mau ke tempat Bunda Siska takut ganggu ada pengantin baru hehehe" jawab Caterin sambil cengengesan. Ia berjalan lalu duduk disofa yang berada tepat didepan Beby.

"ada-ada aja, nggak bakal ganggu. Main aja kalo mau" kata Beby lalu kembali melihat Buku yang ia periksa tadi.

"lagian Rin nggak lama disini, nanti makan siang Ganda jemput ke sini buat makan siang bareng dikantornya" kata Caterin.

"oh ya? Nggak lama dong disini, ini udah jam setengah 12" kata Beby sambil melihat jam pemberian Rival ditangan kanannya.

"dikira Rin dibolehin kalo lama-lama diluar" cibir Caterin saat mengingat keposesifan Ganda.

"wajar aja dia kayak gitu, Rin kan lagi hamil. Mana udah 8 bulan juga" kata Beby memaklumkan.

"mana ada! Rin nggak hamil juga tetep tuh dikawal sama dua Bodyguardnya Ganda. Kayak siapa aja" dumel Caterin kesal.

"Ganda nggak berubah ya" gumam Beby dnegan terkekeh pelan. Jika Caterin sama sekali tidak bisa membantah kekangan Ganda maka lain halnya dengan Rival, malah Rival takut saat Bebynya sudah ngambek atau tak mau bicara dengan Rival. Mengingatkan kelakuan Rival membuat Beby terkekeh.

"oiya, itu udah Rin cek kok, dengan gaun kiriman dari paris yang Beby bilang juga udah dateng" Kata Ceterin.

"oh iya? Aku mau liat gaunnya, Rin tunggu sini ya. Nanti aku suruh orang buat nganter teh anget ke sini" kata Beby lalu beranjak dari kursinya dan keluar dari ruangan untuk mengecek gaun yang ia pesan dari paris tersebut. Caterin menganguk tanda setujuh lalu matanya beralih pada ponselnya.

***

"yaampun Val, gue turut berbela sungkawa ya" kata Dion masih saja menggoda wajah kesal Rival.

"pegi nggak lo dari kantor gue!! " Rival melempar sepatunya ke Dion, jika Dion tak menghindar sudah pasti kepalanya akan benjol saat itu.

Rival menatap gerah Dion yang masih saja tertawa terbahak-bahak karena nasip apesnya. Dengan kesal ia mengambil telpon kantornya.

"Lisa, suruh sekretaris dari F Groub kirim supir ke sini. Ceo nya kejang-kejang di kantor saya, salah urat! " ujar Rival kepada sekretarisnya itu, ia yakin saat ini sekretarisnya itu bingung mendapat perintah absurd dari Rival.

"ya elah ngambekan banget sih, malem juga ketemu lu sama Beby. masih bisa acikirrr wiwit sama Beby, kayak dipisahin jauh aja " Cibir Dion dengan bahasa planetnya.

"astagfirullah, pulang gak lu! Urusan kita dah kelar! " kali ini Rival melempar sepatu kulit satunya lagi kepada Dion dan tepat mengenai dahinya.

'brukk'

After Merrid With My Sweet Heart (COMPLATE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang