Tiiiiiit...
Stella terkejut, ternyata ada Velan yang menghalau mereka berbincang.
"Jangan deketin dia, Mau lo siapa ke, mantannya ke walau mustahil. Jangan deketin dia!" seru Velan, seketika menjadi ricuh.
"Vel! udah!" tegur Stella yang mulai mematikan motornya, "Debat aja gih sono atau gak nikah aja kalian berdua dah ribet amat hidup!" dengus Sekar.
Seketika kedua pemuda itu langsung memundurkan motor sportnya masing-masing, Stellapun langsung saja menggas motornya.
"Benar-bemar ujian Lo, Stell!" ujar Sekar sambil bertepuk tangan, membuat Stella malu. Stella hanya mengangguk.
"Dia tadi siapa, lo kenal selain Velan?" tanya Sekar, "Enggak, Entah lah tuh," sahut Stella.
Velan masih bergulat dengan pemuda yang baru saja menggoda gadisnya, Hampir saja Velan hilang kendali kalau gak di tegur Alden sahabat Smpnya.
"Udah ngapa sih, gua nebeng lo ye!" uja Alden yang langsung saja menaiki jok motor Velan. Velan masih penasaran dengan sosok yang berani banget ngedeketin Stella bidadarinya.
Di sepanjang jalan Velan masih memikirkan cowok itu, sampai Alden aja kebingungan.
"Mumpung besok libur, gua nginep rumah lo deh. Sekalian lo curhat gitu," ujar Alden, yang langsung di angguki oleh kepala Velan.
"Di kira kucing di jual emas apa, angguk-angguk," ledek Alden, Alden tuh yah gak bisa lepas dari ledekin Velan.
Seketika Velan memukul kepala Alden dengan sebelah tangannya.
"Awhh! sakit Maz, tanggung jawab Maz. Bang Al, ternodai!" ujar Alden acara samil memperagakan pmeran Azab yang sering ia tonton dengan emaknya.
"Tolol!"
Mereka sudah sampai di perkarangan rumah megah sangat megah dari istananya syahrini. Velan mulai memarkirkan motornya di samping mobil sport milik Alaska membuat Alden takjub.
"Anjaiii! lamborgini, punya Abang?" tanya Alden sambil melirik seperbagian mobil sport milik Alaska, Velan mengangguk.
Untungnya Alaska lagi ada di penerbangan bandara samsudin noor.
"Izin emak dulu lo sana!" suruh Velan yang sudah duduk di sofa depan tv. Alden langsung menelpon emak tercintanya.
"Assalamualaikum, Emak Alden tercantik terbohay tersekseh!" sapa Alden terlebih dahulu Velan yang ngedengerin cuman bisa memutar bola matanya malas.
"Heum, Waalaikumsalam. Pasti ada maunya nih," tebak Friska.
"Hehe mama Alden cantik tau aja. Ma, Alden izin nginap di rumah om Elang sama tante Velani ye, bye muachh Maacih!" tutup Alden terlebih dahulu, ya gini nih anak durhaka langsun di tutup padahal mamanya masih berpikir riya.
Kebetulan Velani sedang memasak untuk dinner malam ini, Yang di bantu oleh Nissa anak tercantik di keluarga pradipta.
"Ma, itu ada bang Alden, sama Bang Velan udah pulang," ujar Annisa sambil menoleh ke ruang tv, Velani mulaai mencuci tangannya dan menghampiri dua pemuda ganteng nan tamvan itu.
"Eh anak mama ganteng udah pulang," ujar Velani, Velan dan Alden langsung mencium tangan Velani.
"Eh ada tante Velani cantik bin sekseh," puji Alden berlebihan, Vela mulai bangkit dari Sofa menuju kamarnya.
"Nanti kalau udah selesai aktifitas, langsung aja ke ruang makan ya. Alden nginep kan pasti?" tanya Velani, Alden mengangguk.
"Ashiiiap bu boss!" sahut kedua pemuda itu yang langsung ngancir ke kamar Velan.
Velan mulai mengambil baju santainya, sedangkan Alden sudah bermanja riya dengan video game milik Velan. Velan mulai masuk kedlam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Beberpa menit, Velan sudah kembali segar.
"Al, gimana kampus lo? jalan lancar?" tanya Velan yang mulai memainkan hpnya sambil berbaring, Alden mulai menoleh.
"Alhamdulillah, semenjak gua udah ta'aruf sama Audry hidup tentram," ujar Alden sambil tersenyum bangga, "Lo enak, lah gua masih ada aja yang ngejar gua. Berasa apa gitu," ujar Velan.
"Nikmatin aja hidup," ucap Alden yang masih fokus dengan game milik Velan.
"Sampai-sampai gua di julukin The Prince Badboy, parah banget dah. Badboy kagak padahal," ujar Velan yang mulai membuka room chat miliknya dan Stella.
"Emang cewek yang ngedeketin elo itu, kaya gimana?" tanya Alden yang mulai serius, Velan mulai meletakan hpnya.
"Jadi gini, pas pertama gua ospek di Unlam, nah di sana gua di samperin cewek namanya Natusya. Awalnya sih dia baik dan bikin gua jatuh cinta, karna dulu Stella ngejauhin gua kan. Nah terus, Natusya itu berubah. Hari kehari kelakuannya bejad banget, suka keluar masukClub. Pakaian nya kurang bahan, dan terobsesi oleh gua. Untungnya gua tau Stella ada di unlam juga beda fakultas, jadi saat itu juga tumbuh kembali rasa itu dan mau ke lebih yang serius,"
"Pake jeda ke kalau curhat!" protes Alden, Velan nyengir aja.
"Sambung lagi, Nah pas itu pun Natusya juga pernah ajakin gua ke Club. Panggil gua sayang lagi. seketika gua beneran di uji Iman, mana manja banget," ucap Velan, Alden langsung membayangkan kejadian yang menimpa Velan.
"Kalau gua jadi lo sih, manfaatin dia buat kenafsuan gua. Siapa suruh ngegoda gitu, tapi sih gua setia sama Audry," ujar Alden. "Tunggu, lo suka sama Adury sejak kapan? apa kejadian Ratu itu?" tanya Velan balik.
Alden mengangguk, "Yup betul sekali, sejak itu juga gua bisa kenal dekat sama Audry walau judes, baik banget banget ko kata uminya," ujar Alden sambil tersenyum bahagia.
Jam-jam berlalu membuat dua pemuda itu teringat akan pesan Velani beberapa menit lalu.
"Makan hayok, entar nyai ngamuk!" aja Velan yang mulai membuka Pintu kamarnya dan kebetulan di sana ada Nissa yang baru aja mau mengetuk kamar abangnya.
"Duluan aja Nis," suruh Velan, Annisa mulai turun dari anak tangga menuju
ruang makan yang udah ada Elang, Velani, Alaska yang sudah siap satap makan."Widih ada kutu kupret!" ujar Alaska, mereka memang akrab sejak Smp. Karna Alden sering menginap di mansion megah ini.
Malam ini adalah malam yang begitu indah dan seru bagi Velan, Bisa berkumpul dengan keluarga dan sahabt, bisa curhat juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
General FictionIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...