trang trang
suara pedang beradu cepat, kedua orang yang menggenggam benda tajam itu lincah menggerakkan seluruh badannya. menghindari segala tebasan yang dilayangkan musuhnya.
suasana tenang permukiman langka bawah gunung menambah suasana khidmat peraduan pedang. disini, pangeran yang diasingkan neneknya sendiri mengerahkan segala ilmu yang dipelajarinya untuk melawan sang guru.
"bagus jeno, kau bukan anak manja lagi.", ucap philoctetes ditengah kegiatan mereka.
philoctetes adalah makhluk setengah kambing setengah manusia yang pendek dan cerewet. selain kemampuannya mendidik calon raja yang handal, selama ini ia tidak punya kelebihan lain.
"berisik pendek, akan aku kalahkan kau hari ini dan tugasku membersihkan kandang kuda akan menjadi milikmu.", balas jeno yang sekarang membabi buta menyerang gurunya.
usia philoctetes mungkin sudah menginjak ratusan tahun. dulunya satyr ini adalah guru achilles dan hercules, menempa dua pahlawan yunani dari yang bukan apa-apa menjadi segalanya. from zero to hero.
beberapa tahun telah berlalu, pemuda yang sedang menyerang philoctetes kini sudah bukan anak kecil yang sering menangis ketika rindu ayah ibunya. tubuh kecilnya sudah tumbuh tinggi dan dihiasi otot-otot padat hasil latihan kerasnya.
"sudah kubilang kau akan membersihkan kandang, phil."
jeno mengacungkan pedangnya ke leher si lawan yang senjatanya sudah terlempar jauh dari posisi mereka saat ini. sang guru tersenyum puas, murid kesayangannya satu ini sudah berkembang sangat pesat.
meskipun jeno asli manusia dan bukan halfblood seperti achilles maupun pureblood seperti hercules, kelebihan anak itu adalah ketekunannya dan kegigihannya dalam mempelajari segala hal yang diajarkan oleh gurunya. kedua murid philoctetes sebelum jeno adalah pribadi yang keras kepala dan tidak mau mendengar nasihat yang lebih tua, singkatnya achilles serta hercules itu agak sombong.
sifat itulah yang membawa petaka bagi si pahlawan sparta, mati mengenaskan karena dipanah di mata kaki. philoctetes sangat menyayangkan hal itu, achilles pasti sudah menjadi raja troya jika ia mendengar nasihatnya dulu.
"hei, sopanlah sedikit nak. aku ini lebih tua, untung saja aku tidak marah dan melemparmu ke dunia bawah.", ucap philoctetes.
satyr itu segera mengambil pedangnya yang tadi terlempar dan memasukkannya ke dalam sarung pedang di punggungnya. tubuh pendek miliknya tidak memungkinkan untuk bisa melingkarkan tali sarung di pinggangnya, pasti nanti terseret-seret di tanah.
sedang si pangeran hanya terkekeh, membersihkan kandang itu sangat tidak menyenangkan. mungkin jeno tidak mempermasalahkan jika kandang yang dibersihkan adalah milik istana, kuda yang berada di dalamnya pun memiliki ukuran yang normal. tetapi tidak dengan kandang kuda milik philoctetes, ukuran makhluknya bahkan tiga kali lipat dari ukuran yang seharusnya. jadi bisa dibayangkan seberapa besar kotoran yang harus dibersihkan.
"maafkan aku, sir. nanti kau yang bersihkan kandang sedangkan aku akan memasak makan malam. bagaimana? kau setuju kan?"
philoctetes memutar bola matanya malas, mana mungkin ia membiarkan jeno memasuki dapurnya dan memasak? rumahnya akan hancur terbakar nanti.
"tidak tidak! bisa hilang nanti rumahku terbakar api. lebih baik kau bersihkan saja kuil zeus dan tunggu aku menjemputmu disana."
jeno mengangguk dengan semangat, membersihkan kuil itu perkara mudah. gurunya itu memang sangat mengerti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Palace | Nomin☆
Fanfictionnomin ancient greek content! jeno kecil tahu, rasa aneh menggelitik ketika melihat jaemin tersenyum itu salah. tapi jeno dewasa tidak mau tahu, selama ia masih bernafas, selama ia belum ditarik kranos ke neraka, ia akan tetap menjaga laki-laki itu d...