Alunan lagu yang dinyanyikan oleh sekelompok grup musik melengkapi suasana Kafe tempat sepasang remaja menikmati makanan pesanannya. Pandu yang belum pernah datang ke Kafe semacam itu merasa canggung di makan malam pertamanya dengan seorang gadis.
Sebelumnya ia membayangkan makan malam berdua yang sendu seperti adegan yang selalu ditampilkan di film-film romantis. Bukan makan malam di Kafe yang cukup ramai dengan pertunjukan Live Music dari band yang belum pernah ia ketahui sebelumnya.
Selesai menyelesaikan pertunjukan, Nadi menghampiri meja mereka berdua untuk sekadar memberikan salam. "Hai apakabar, kalian tadi gak sampai nyasar dulu kan ke sininya?"
"Kebetulan enggak, kan ada Map."
"Oh ya, nanti kalau kalau kalian udah selesai makan, mampir aja ke backstage ya. Sekalian mau aku kenalin sama anggota yang lain."
"Siap, nanti kita kesana," sahut Andhin.
"Ya udah, aku kesana dulu ya." Nadi berbalik lahi berjalan ke sebuah ruangan untuk menghampiri rekan satu band.
Makanan yang sepasang remaja itu pesan telah mereka habiskan, sebuah tepukan tangan tiba-tiba mendarat di lengan pandu. "Du, kita kesana yuk, ke backstage,"ajak Andhin dengan suara sedikit mendayu.
"Kayaknya aku nunggu disini aja deh."
"Ayolah, masa aku sendirian ke sananya."
Kendati raut wajahnya tak begitu berbunga, Pandu mengiyakan.
"Permisii... " Andhin mengetuk pintu yang sudah terbuka, dilihatnya para anggota Bridge Band yang tengah berkumpul setelah mempersembahkan penampilannya di atas mini stage Kafe.
"Eh sini, Dhin!" Dari dalam sana Nadi mengajak Andhin untuk menghampiri. Terlihat Pandu dengan wajah malu-malu mengikuti kawan kencannya dari belakang.
Dengan ramah sang gratis memperkenalkan satu per satu anggota band. Dimulai dari sang penabuh drum yang sedang berdiri di sampingnya. "Kenalin, ini namanya Ivan, drummer sekaligus ketua band kita."
Lalu berlajut kepada pria berwajah tampan yang sedang membawa gitar bass. "Ini si ganteng kalem Aris, bassis band kita."
Tak jauh berdiri di sana seorang wanita mungil yang murah senyum tak mau terlewatkan untuk diperkenalkan. "Dan ini paling gesrek, Saras," jelas Nadi sembari menepuk pundak Saras cukup keras.
"Ras, maneh sebagai apa disini?" tambahnya pada Saras.
"Pokalis."
"Bukan po, tapi vo!"
"Biarin atuh namanya juga mojang. Tapi kalo nyanyi lancar kok nyebut hurup f."
"Nah itu bisa?"
"Kan cuma contoh."
Celotehnya membuat Andhin dan Pandu sedikit tertawa.
"Kalian masih sekolah ya? Kelas berapa, sayang?" tanya Saras kepada sepasang remaja itu.
"Kelas 11, Teh."
"Wah, kalau aku kelas 12," jawab Saras dengan ekspresi sok imut.
"Bohong! Udah tua dia, badannya aja yang kaya anak SMP." Nadi meledek
Saras lantas mendekati dan merangkul pundak sang gitaris untuk menceritakan sesuatu kepada dua remaja di dekatnya." Eh hati-hati, dia itu suka gonta-ganti nama." Sambil menunjuk kepada Nadi.
Hal itu membuat Nadi tampak kesal hingga melepas rangkulan Saras. "Apaan sih maneh?!"
Pandu dan Andhin lalu dipersilahkan duduk bersama para anggota Bridge Band untuk sekadar berbincang bersama. Tawa dan canda menambah kehangatan suasana mereka saat mengakrabkan pribadinya masing-masing. Momen seperti ini adalah kali pertama Andhin diperkenalkan oleh orang-orang di dunia yang baru, yaitu dunia musik indie di tengah kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
About D ( Her Secret ) ✔
Genç KurguCerita Wattpad dengan visual ilustrasi di dalamnya. Andhini tak menyangka, di masa remajanya ia akan dipertemukan kembali dengan seseorang yang sempat datang di masa kecilnya. Dia adalah Dara, yang kini bersembunyi di balik nama barunya, Nadi. Nadi...