“Ghisel... bagaimana sekolahmu tadi?”
“Sangat menyenangkan bu!! Dan aku mendapat banyak teman." Ghisel memeluk ibunya dengan erat.
“Oh ya? Kenapa kamu bisa berkeringat seperti ini?” raut wajah ibunya berubhah menjadi khawatir.
“Aku tadi berlari dari sekolah ke sini. Sangat menyenangkan.” Ghisel menyeka keringatnya.
“Ghisel. Ibu tahu kamu ingin bersenang-senang, tapi tetap berhati-hati yah?”
“Ghisel mengerti kok bu.” Ghisel mencium pipi ibunya dan berjalan menuju lantai dua kearah kamarnya.
Sesampai di kamar, Ghisel melempar dirinya ke atas dan berbaring, ia menatap langit-langit sambil terus menghembuskan nafasnya.
“Aku juga ingin hidup seperti yang lain.” Ghisel mengangkat tangannya ke atas membayangkan tangannya bisa menyentuh bintang-bintang kecil yang ada di atapnya.
“Bintang ya?” Ghisel memejamkan matanya untuk beberapa saat dan kembali membuka matanya.
Ghisel mengambil Handphone hang ada di tasnya dan menyalakannya. Ia melihat daftar kontak Handphonenya. Asalnya hanya memiliki 3 kontak di Handphonenya, tapi kini bertambah satu, Nathan. Yah Nathan menambahkan nomor miliknya kedalam kontak tanpa seizin Ghisel.
Jempolnya bergerak untuk melakukan sesuatu
Anda ingin menghapus kontak ini
Ya Tidak
Ya
.
.
.
Ghisel turun dari kamarnya dan menuju ruang tamu, dan sarapan bersama ayah ibunya.
“Ayah... Ibu... Sementara saja aku—“
“Kita harus tetap pergi sayang.” Ibu Ghisel mengelus puncak kepala Ghisel dengan sayang, Ghisel menatap mata ibunya, terlihat kekhawatiran dan kasih sayang yang mendalam di sana.
Drrt
Handphone Ghisel bergetar, nomor tidak dikenal menelponya.
“Siapa ini?” Ghisel tidak pernah tahu dan tidak pernah menyimpan nomor siapapun kecuali tiga kontak yang ada di handphonenya. Bahkan nomor Nathan saja ia hapus, ia memiliki alasan sendiri. Hanya dirinya sendiri dan yang di tas yang tahu, bahkan orangtuanya juga tidak tahu alasan anaknya.
“Ghisel...?” Ayah bertanya kepada anaknya, dan Ghisel mematikan panggilan itu.
“Baiklah, tapi ayah... bagaimana dengan sekolahku?” Ghisel berdiri dari tempat makan.
“Ayah sudah menelpon pihak sekolah dan kau di izinkan.” Ucap ayahnya sambil meneguk airnya.
“Urusan keluarga?” Tanya Ghisel memastikan ayahnya, sambil membuka pintu.
“Ya, ayah memakai alasan itu. Bukankah kau yang selalu menginginkannya?”
“Iya.” Ghisel tersenyum dan memasuki mobil, mereka segera berangkat ke tempat yang di tuju.
Mobil Ghisel melaju ke tempat tujuan. Sedangkan dari arah lain, Nathan sampai di depan ruamah Ghisel.
“Kenapa tadi dia tidak mengangkat panggilanku?” Nathan menunggu Ghisel di depan rumahnya, tapi gadis itu tak kunjung keluar.
.
.
.
“Heh. Nat! " Freddy bertanya sambil makan baso yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Month ||ShortStory|| [✓]
Короткий рассказ[TAMAT] Semua manusia tidak akan hidup selamanya, dan memiliki batas hidupnya. Seperti gadis ini yang meninggal karena penyakitnya. Lalu bagaimana nasib kehidupannya setelah merasakan cinta untuk pertamakali nya?