🔹🔸🔹Pauvre Enfant
.
.
Siapa yang mengerti seorang Jin jika sudah begini. Bocah kecil itu kini tengah menatap ibunya di layar kaca tv nya. Sesekali ia meraba LCD tv itu, berharap yang ia raba adalah benar ibunya.
Jin tak bodoh, semua hyungnya mengajarkan Jin dengan baik, hingga Jin tahu apa yang sedang ibunya bicarakan.
" Ibunya tak mengakui Jin.." itu yang ibunya katakan.
Jin mengelus wajah yang masih tampak cantik diumurnya yang sudah terbilang tak muda lagi. Ia sangat merindukan sang ibu. Sangat..
" Njin pacti makay.. Makanya mommy tak cuka pada Njin." gumam Jin. Kini matanya berkaca-kaca. Ia menahan tangisnya, ia takut kakaknya tahu kalau kini Jin menangis.
" Apa kalau Njin peygi mommy akan bahagia?" pikiran itu mulai datang. Jin kecil memang memiliki kepekaan yang lumayan, hingga ia seringkali berpikiran dangkal.
" Tapi Njin cayang mommy.." ucap Jin.
" Hei saeng.. Apa yang kau lakukan?" itu Jimin. Ia datang dengan camilan di tangannya.
Jin menghapus air matanya. Namun sial ia tak tahu saja kalau bekas air matanya masih ada.
" Mommy cantik.. Njin cuka.." ucap Jin menampilkan fake smile-nya.
Jimin tahu jika adiknya sedang sedih, namun Jimin juga tak ingin menambah kesedihan sang adik jika ia bertanya. " Kau sudah pandai berbohong saeng.." batin Jimin.
" Yung.. Njin yapay.." ucap Jin sambil mendusel pada Jimin. Jimin pun terseyum dan mengusak kepala Jin.
" kalau begitu kita makan.." ajak Jimin. Namun Jin hanya menggeleng. Entah mengapa akhir akhir ini perutnya sering sakit.
" Tapi peyut Njin cakit yung.. " adu Jin.
Jimin menjadi khawatir, dan Jin menyesal memberitahukan itu pada Jimin.
" Kalau begitu bawa ke dokter ya saeng.." bujuk Jimin.
" Tapi Bo'ong.. Hahaha.." kilah Jin. Jimin yang memang mudah percaya pun malah ikut tertawa karena tadi ia sempat khawatir berlebihan.
Jimin tak tahu saja, Jin memang sudah sangat lihai berbohong. Ya.. Jin tak ingin membuat kakaknya khawatir. Apapun yang terjadi.
" Cemoga Njin kuat. Ini hanya cakit biaca." batin Jin.
.
.
🔹🔸🔹Lanjut or Udahan??
😄😄Author makasih banget buat kalian yg udah apresiasi karyaku.. Jangan bosen bosen ya...😄😄 sayang readersdeull😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pauvre Enfant { Complete }
RandomDia adik kami.. Meski nyatanya kalian tak menganggap dia anak kalian maka tak apa.. Diaa tetap adik kami..