Mempertahankanmu, sama saja menghancurkanmu.
****
Mungkin memang sudah seharusnya kita menjauh, mempertahankanmu sama saja menghancurkanmu. Kita sudah terlalu banyak gagal, Ara yang tidak memahami Gio dan Gio yang tidak bisa mengerti Ara.Dari pada Gio dan Ara terluka, mungkin benar. Perpisahan adalah pilihan yang terbaik untuk saat ini.
Gio menjadi pribadi yang tetap sama, dingin tak tersentuh, pandangan matanya selalu menatap tajam. Ia tidak main-main dengan keputusannya waktu itu.
Gio tengah duduk diruang rapat, ia sedang meeting dengan klien dari Amerika serikat. Suasana di ruang meeting bahkan terasa sangat mencekam, udara disekitar terasa sesak terserap oleh Gio, seluruh orang yang berada diruangan itu berkali-kali menahan nafas gugup.
"Meeting hari ini selesai, saya tunggu laporannya dimeja saya selesai makan siang." Gio berlalu begitu saja. Saat Gio keluar dari ruangan barulah semuanya bisa bernafas lega.
Gio kembali keruangannya dengan wajah datar, melewati setiap para karyawan yang sudah memasang senyum serta sapaan-sapaan hangat. Namun, Gio mengabaikan mereka semua.
****
Disisi lain Ara tengah mondar-mandir dengan perasaan berkecamuk. Tangannya sudah menenteng sebuah rantang yang berisi makanan. Untuk Gio rencannya.
"Ara, kenapa bolak-balik? Gak jadi kekantor Gio?" tanya Renata, sosok wanita paruh baya yang sangat cantik tengah menuruni undakkan tangga.
Jantung Ara berdegup kencang. Apa Gio akan memaafkannya? Begitu pikirnya.
"Sebentar lagi jam makan siang, kamu mau berangkat jam berapa, hm?" Renata duduk disofa, memperhatikan putrinya yang masih terus mondar-mandir.
Huft, belum dicoba, mana tau hasilnya? batin Ara. Ara tersenyum meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Ma, aku berangkat, ya?" Pamit Adara, ia berjalan dengan semangat penuh. Ara sangat yakin bahwa Gio tidak benar-benar melepasnya. Ia juga akan meminta maaf atas ucapannya.
"Kantor Gio ya pak." Seorang supir pribadi mengangguk, rumah besar ini difasilitasi oleh Gio, termasuk supir pribadinya ini.
Disepanjang perjalanan Ara sengaja tidak ingin menghubungi Gio, lagipula ia akan meminta maaf secara langsung. Mungkin benar kata Jeffrey dan Semion, kalau disini posisinya Ara yang tidak tahu diri.
Pasti Gio sangat sakit hati atas ucapannya satu minggu lalu, Jeffrey dan Semion sudah menceritakan semuanya, bagaimana perjuangan Gio mencarid dan mendapatkannya kembali. Untuk itu Ara seharusnya berterima kasih bukan mengatakan sebaliknya.
Helikopter landing dengan sempurna. Ara, Jeffrey dan juga Semion ikut turun untuk menghampiri Ara.
"Hey, bocah! Kau sudah menyakiti Gio kecil kami!" Todong Semion dengan tangan yang bersedekap di dada, matanya menyorot tajam. Ia paling tidak suka melihat ekspresi Gio seperti tadi, padahal masih banyak gadis yang mau Semion kenalkan pada Gio.
"Seharusnya kau berterimakasih pada Gio, dulu sewaktu kau hilang tak berjejak, kami dan Gio mencarimu sampai keujung dunia. Gio hampir gila pada saat itu, ia berjanji pada dirinya sendiri akan menghancurkan siapa pun yang menyakitimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Mystery / Thriller❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...