Secret Maze

°02: Misteri Labirin

Huft..

Echa tidak pernah mengira kalau menyukai kakak kelas yang sangat dingin akan sulit seperti ini.

"Kalau udah tau dari dulu kayak gitu, meskipun ganteng, ga akan gw sukain." Batin Echa sambil termenung menunggu jam pulang sekolah.

Triingg...

"Oke, anak². Sekian dulu pelajaran hari ini, silahkan pulang ya." Setelah pamit, guru dan seluruh siswa segera pulang.

Echa sedari tadi masih saja termenung jika mengingat bagaimana ekspresi Arta saat mengembalikan hp miliknya.

"Cha, lo kenapa? Kalau ada masalah cerita aja sama gw. Ayo pulang, lo gamau pulang?" Tanya Malvin khawatir saat melihat Echa yang masih saja duduk di kursinya.

"Gw gapapa kok Vin, kapan² gw ceritanya hehe. Duluan aja, gw sekalian bareng Ezra." Balas Echa dengan senyuman memaksa.

Sebenarnya, Malvin tau pasti ada sesuatu di benak Echa perkara Arta. Tapi, dia tau Echa itu anaknya tidak bisa dipaksa untuk cerita, jadi dia mengiyakan saja.

"Oh oke, Hati² Cha. Gw duluan ya." Malvin pun membawa tasnya dan langsung keluar kelas.

Echa mengangguk dan langsung merapihkan mejanya dan tasnya dan pulang.

🏫

Saat berjalan menuju gerbang, tiba² ada yang mendorong pundak Echa, nyaris saja dia terjatuh.

Oknumnya:

"Tetehh, ehehe. Maap atuh ya teh, gw telat. Nih tadi gw beli umi yoyoh buat teteh sama aa' di koperasi". Ezra datang membawa satu plastik isi kripik kesukaannya, Umi Yoyoh.

"Hatur nuhun, Zra. Kita teh pulang bareng saha? A' Tris jemput emangnya?" Tanya Echa dengan logat sundanya.

Memang logat sundanya hanya keluar jika dia bersama saudaranya atau lagi marah saja.

"Iya, a' Tris jemput. Katnya hari ini kuliah pagi, jadinya bisa jemput. Ayo teh, kasian kalau Aa' nunggu lama" Balas Ezra sambil berjalan menuju parkiran.

"EZRA, ECHA!! AA' TEH DISINII!!" teriak seseorang dari dalam mobil.