Terkadang cinta memang tidak bisa dipaksakan, begitulah kebenarannya.
"Gue udah tau resikonya." Ucap gadis remaja yang baru memulai kisah percintaannya.
🦄
"Assalamualaikum bunda, kakak pulang nih," Ucap Anna sambil melepas sepatu sekolahnya. "Waalaikumsalam."
"Oh iya kak, tolong chat ayah nanti kalau mau pulang suruh ambil titipan bunda di rumah tante Clara ya," Ucap Sarah kepada putrinya.
"Oke siap bun,"
Daddy❤
Assalamualaikum Dad,
bunda nitip nanti tolong ambilkan pesanan bunda di Tante Clara.
Oke dad❤
readOke sayang🐱
read"Udah kakak chat bun, balesannya oke!"
"Kakak ke atas dulu ya bun, oh iya ini donat buat si Thia," Ucap Anna, setelah meletakkan donat diatas meja makan, Anna segera masuk ke kamar.
Sesampainya dikamar, ia merasa hawa kamar sangat suram. "Mandi dulu deh, biar seger."
Setelah mandi, Anna menghempaskan badan ke kasur. Penat letihnya selama beberapa hari ini semoga membuahkan hasil yang bagus, agar ia bisa masuk ke sekolah yang diinginkan.
Sesaat ia sedang melamun sembari menatap ke plafon, tiba-tiba ada notif di hpnya. Anna segera mengeceknya. melihat siapa yang mengimkan pesan, ternyata Aldi pacarnya.
Kadal🦎
Hai sayang.
readKenapa di?
readBesok ada acara nggak?
readKenapa?
readBesok aku jemput ya.
readTak ada hujan, tak ada angin badai, tiba-tiba ngajakin keluar. Kesambet apaan dah Aldi tiba-tiba mau jemput gue.
Selang beberapa detik kemudian Anna sudah tertidur lelap lengkap dengan tangannya yang masih menggenggam handphone.
🦄
"Kak, turun, makan malem dulu."
Buset udah malem aja, lama bener gue kalau tidur siang. Efek kecapean kali ya.
"Oke bentar," Buru-buru gue cuci muka dan ganti baju setelah mendengar ucapan Thia barusan.
Pas gue sampai meja makan ternyata semuanya sudah kumpul. Malam ini bunda masak banyak banget. Entah ada apa.
"Tumben banget bunda masak segini banyaknya, ada apa nih bun?" Tanya gue penasaran. Beneran loh ini buanyak banget, gue lihatnya aja udah kenyang.
"Ya pesta kecil-kecilan, kamu sama Thia kan ujiannya udah selesai." Bener sih.
"Yeay makasih bunda," ucap Thia yang langsung gue cubit pipinya gemes.
Adeknya siapa sih?
"Makasih ya bun," Ucap gue kemudian.
"Sama-sama nak, yuk dimakan semua. Dihabisin loh ya, ini bunda masaknya penuh cinta loh."
"Abang, nasinya nambah dong," Ucap ayah, gue juga heran padahal biasanya abang makan porsinya yang paling banyak.
"Diet yah hehe," Demi apa abang mau diet? Hahaha ngakak banget, body goals gitu begayaan diet segala.
"Mana ada! Palingan besok pagi makan dua piring lagi," Omel gue yang langsung dijawab, "Enak aja kalo ngomong."
"Lihat aja deh besok!" Jawab gue lagi. Gue gamau kalah kalo debat sama Bang Vero.
"Sudah-sudah kalian kok malah berantem, Anna sama abang, buruan tuh dihabisin makanannya." "Iya-iya bun." Jawab kami.
"Kakak mau lanjut sekolah mana habis ini?" Tanya ayah tiba-tiba.
"Sekolah abang aja deh, Yah," Jawab gue.
"Bagus kalau gitu, kalau adek mau lanjut di sekolah kakak Anna?" Kata Thia kemarin dia emang pengen lanjut ke sekolah gue. "Iya yah, adek lanjut sekolah kakak aja, biar deket rumah hehe."
"Bang, kalau pendaftaran sekolah kamu sudah dibuka, jangan lupa kasih tau adeknya loh. Kamu juga nanti kasih tau Thia, Na."
"Oke," jawab gue dan abang barengan.
"Dih, ikut-ikut!" cerca Bang Vero. Enak aja!
🦄
Jangan lupa vote dan komen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahariku
Подростковая литератураTerkadang cinta memang tidak bisa ditebak alurnya. "Gue udah tau resikonya." Ucap gadis remaja yang baru memulai kisah percintaannya. Since at 29 Mei 2020