-2-

376 27 12
                                    

Bae Irene, gadis yang tengah terpaku menatap dompetnya. Sisa uangnya hanya 50 ribu saja, gadis itu menghembuskan nafasnya berusaha untuk kuat demi adiknya yang tengah melawan penyakit ganas.

'Irene kau harus berhemat lagi. Jangan boros' ucapnya pada dirinya sendiri.

Setelah itu Irene memasukkan dompetnya kembali kedalam lemari. Kaki jenjangnya melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ya, Irene mengambil kerja tambahan sekarang demi menghidupi dirinya dan membiayai perawatan adiknya yang terbilang sangat membutuhkan uang banyak. Dengan cepat Irene meraih seragam kerjanya dan memakainya dengan cepat juga memakai slig bag yang sudah terlihat usang. Mungkin jika perempuan lain akan membuang tas jelek tersebut tapi berbeda dengan Irene ia masih memakai tas tersebut karena ia tak ingin mengeluarkan uang lebih hanya untuk membeli tas yang menurutnya tak penting.

xxx

Oh Sehun pria itu menatap miris dimana tempat calon 'ibu' dari anaknya dimasa depan bekerja. "Kau yakin di hotel ini dia bekerja?"tanya Sehun sambil meneliti setiap sudut hotel tersebut.

Pria yang mengenakan pakaian khas Bodyguard menganggukan kepala dan menjawab pertanyaan Tuannya. "Iya Tuan, Bae Irene bekerja di tempat ini."sahutnya sambil membungkukkan badannya.

Oh Sehun berjalan menuju kamar yang telah ia pesan. Hari ini ia sudah memutuskan akan mendapatkan perempuan yang ingin ia jamah. Ya, siapa lagi kalau bukan Bae Irene. Wanita yang mampu membuatnya tertarik dengan segala pesona polos saat ia lihat pada pandangan pertama.

Satu-satunya wanita yang mampu me memikatnya dengan cara lain, bukan dengan cara merayunya melainkan dengan sifat penolongnya.

xxx

Irene merasa sangat panik. Bagaimana tidak Managernya memanggilnya untuk segera kesana. Apakah dia melakukan kesalahan? Bagaimana mungkin Irene yang selalu giat bekerja tiba-tiba dipanggil oleh sang Manager secara mendadak begini.

Irene mengetuk pintu didepannya. Rasa gugup melanda dirinya. Irene mendongak keatas menatap sebuah papan bertuliskan nama 'Mr.Kim Jongdae' Ya itu adalah pemilik nama yang berstatus sebagai Manager.

"Masuk"ucap seseorang yang tak lain adalah Manager Irene.

Irene membuka pintu tersebut dan memasuki ruangan luas. Terlihat sang Manager tengah duduk di kursi kebesarannya, menatap dirinya yang tengah berdiri.

"Anda memanggil saya Pak?"Irene berucap dengan cemas sambil membungkukkan tubuhnya.

"Jangan cemas begitu. Saya tidak akan memecat kamu ataupun memotong gaji kamu bulan ini."Kata pria bermarga 'Kim' tersebut. Seolah tau apa yang ada di benak Irene.

"Justru saya akan menaikkan gaji kamu bulan ini."Irene yang hanya menundukkan kepala tiba-tiba mendongak. Menatap tak percaya Kan apa yang dikatakan sang Manager.

"S-erius Pak?"

"Tentu itu. Tapi dengan syarat kamu harus melaksanakan tugas kamu dengan baik Irene."

"Apa itu Pak?"tanya Irene penasaran.

"Kamu hanya perlu melayani kebutuhan tamu di kamar 629. Dia tamu penting yang menginap disini."Ucap Kim Jongdae serius.

"S-aya?"Irene menunjuk dirinya.

"Iya kamu. Kamu bisa 'kan?"

"Tentu Pak. Saya akan melayani tamu tersebut sesuai perintah Bapak."sahut Irene kembali menganggukan kepalanya.

"Terima kasih. Sekarang kamu bisa keluar dari sini. Jangan lupa bersikap sopan dihadapan tamu tersebut."

"Baiklah Pak."ucap Irene membungkukkan tubuhnya lalu keluar dari ruangan Managernya.

xxx

Tok
Tok
Tok

Irene mengetuk pintu tersebut dengan pekan. Irene merapikan seragamnya dengan tangan berusaha tampil serapi mungkin karena ini kali pertama Managernya mengandalkan dirinya. Irene begitu senang karena bulan ini gajinya akan bertambah.

"Masuk!"perintah suara dari dalam kamar tersebut.

Irene pun memasuki kamar tersebut. Perlahan ia membuka pintu, netranya menangkap sosok pria tanpa pakain melainkan hanya lilitan handuk diarea pahanya. "Permisi Tuan."ucap Irene sopan, "Apa Tuan perlu sesuatu?"tanya Irene karena memang Managernya mengutusnya kesini untuk melayani tamu tersebut yang ternyata adalah seorang pria.

"Bisa kamu mengunci pintu kamar ini?"ucap pria dengan suara bariton.

'Deg!'

"Baiklah mungkin besok saya akan datang kembali. Selamat malam Tuan."pamit Irene yang hendak keluar dari kamar tersebut, belum sempat Irene keluar tangannya dicekal oleh seseorang. Pria tampan dengan tinggi menjulang tengah menatapnya intens.

"Bukan esok tapi sekarang."

Irene mengernyitkan dahinya. Perasaan aneh tiba-tiba menghinggapinya, tanpa Irene sadari cekalan tangan tersebut berubah menjadi sebuah tarikan paksaan. Pria bermata tajam dihadapannya tersebut menyeretnya dengan paksa melemparnya ke ranjang yang sudah ditata khusus untuk pasangan suami-istri yang akan melakukan 'malam pertama'.

Pria itu berlari menuju pintu menguncinya dengan cepat. Irene tercengang sekaligus takut saat melihat pria itu tersenyum miring lalu menatapnya seperti akan memakan dirinya hidup-hidup.

Irene bangkit dari ranjang tersebut.

"Saya kesini hanya ingin melayani kebutuhan anda. Apa maksud anda memperlakukan saya seperti tadi?"tanya Irene dengan sopan. Ia masih bersikap profesional.

Pria itu mendekat, membelai wajah Irene. Seketika Irene merasa gelenyar aneh ia rasakan.

"Melayani kebutuhan saya bukan? Bagaimana dengan kebutuhan biologis saya?"ucap Pria itu seraya merengkuh pinggang Irene.











Sorry for typo belum sempet edit.

Tunggu next chapter yawww..
Good night Hunrene readerskuu❤️

Saranghaee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Need A Baby [Hunrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang