An Incident

2K 155 13
                                    

Setelah membaca part ini Michael berharap kalian nggak ngehujat dia😅

























Jaga kesehatan ya, guys
Happy reading❤

***

"Beli es krim yuk?" ajak Ve pada Lio.

"Hm."

"Lio ih, irit kata banget. Ngomong kan gratis, nggak perlu bayar," ucap Ve. Kini mereka berdua berjalan menuju kedai es krim.

"Kamu cerewet." Lio mengacak gemas rambut sebahu Ve.

"Lio! Rambutnya Ve kan jadi berantakan." bibir Ve mengerucut sebal.

"Masih cantik"

Dua kata yang terucap dari bibir Lio sukses membuat pipi Ve merona. Gadis kecil itu tersenyum malu malu. Rasa kekesalannya menguap entah ke mana.

"Kira kira Bunda mau nggak ya tinggal sama Ve." Ve berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Pasti nggak mau."

"Kenapa?" Ve menatap Lio.

"Ve cerewet, petakilan."

Ve memukul bahu Lio kesal. "Ve nggak cerewet!"

Tiba tiba Ve teringat akan sesuatu. "Lio tau nggak pacar itu apa?" tanya Ve. Sebenarnya sudah lama Ve ingin menanyakan hal tersebut, namun ia takut Lio tidak serius mennjawab. Bisa saja kan Lio mengatakan bahwa pacar itu adalah manusia. Dia kan irit kata.

"Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002: 807), pacar adalah kekasih atau sahabat lawan jenis yang tetap dan memiliki hubungan berdasarkan cinta-kasih"

Ucapan Lio sontak membuat Ve tercengang. "Lio ngomong apa tadi?"

"Nggak ada pengulangan."

"Lio tumben ngomongnya panjang banget," ucap Ve.

"Google, bukan aku"

"Kalo gitu Ve mau jadi pacarnya Lio"

"Nggak."

"Hah?"

"Aku nggak mau."

"Kok Lio nggak mau sih jadi pacarnya Ve." Ve kembali cemberut.

"Maunya jadi suami." Lio tersenyum tipis.

Lagi lagi Ve salah tingkah. Meskipun irit bicara, Lio selalu bisa membuat hatinya berbunga bunga.

"Lio janji ya, kalo Lio nggak akan ninggalin Ve." Ve menyodorkan jari kelingkingnya.

"Hm."

"Ih, bilang janji Lio," ucap Ve kesal. "Sini jarinya mana"

Ve menarik paksa jari kelingking Lio, lalu menautkannya dengan jari kelingkingnya.

"Janji." ucap Lio datar seperti biasa.

"Janji apa?"

"Nggak ninggalin Ve."

"Nah, ini baru calon suaminya Ve"

Tak lama kemudian, mereka berdua tiba di kedai es krim. Lio tau betul es krim kesukaan Ve. Bocah lelaki itu membeli satu es krim rasa cokelat untuk dirinya dan satu es krim stroberi untuk Ve.

Lio lalu mengajak Ve duduk di bangku taman, menikmati es krim.

"Kenapa Ve suka," ucap Lio tiba tiba.

"Suka apa? Lio kalo bicara jangan sepotong sepotong"

"Sama tante Mila."

"Bukan tante Mila, Lio. Tapi Bunda Mila"

Bunda Untuk VeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang