31 ~ Idol

17 7 66
                                    

   Wednesday..

"Lo beli rokok bisa, bayar uang kas gak bisa. Gimana sih"

Hari ini Axel sedang sibuk menagih uang kas kelas, karena hari Jum'at adalah hari terakhir menyetorkan. Lelaki itu memerintah murid XII IPA 3 agar tidak pulang terlebih dahulu. Setidaknya bila ingin pulang, mereka harus membayar uang kas terlebih dahulu

"Gak ada nyicil minggu ini" ucap Axel, pada teman perempuannya yaitu Tyara

"Ah lo mah, kemarin aja bisa"

"Gak, sekarang mau disetorin" jawab Axel tegas

"Iya-iya duh, udah kan? Gue pulang"

Axel mengangguk. Seluruh uang kas kelas XII IPA 3 sudah terkumpul, kali ini Nathania yang bertugas menghitung jumlahnya. Sementara Axel terduduk di bangkunya sambil memainkan ponsel, menunggu rekapan jumlah uang kas. Dua menit berlalu, Nathania menutup buku kas tersebut lalu menyerahkannya pada Axel

"Xel, gue duluan ya. Maaf gak bisa ikut nyetorin, gue ada perlu" ucap Nathania, memberikan buku dan uang kas kelas

Axel tak membalas ucapan Nathania, namun lelaki itu mengambil buku dan uang kas dari tangan Nathania. Meninggalkan gadis itu seorang diri, berjalan menuju ruang guru secepatnya.

Setelah tiba, Axel segera mencari meja bu Riska. Untung saja guru itu ada di mejanya, dengan seorang gadis yang terlihat familiar. Axel menghampiri meja yang terletak di pojok ruang guru itu

"Eh Axel? Mau nyetor uang kas?" tanya bu Riska

"Iya Bu"

Axel menatap perempuan di sebelahnya, ternyata itu Faranisa. Gadis itu juga sedang menatapnya

"Untung ada kamu, Axel. Bantu Faranisa ngitung uang kas kelas ya, total seluruhnya ada berapa. Terus kelas apa saja yang sudah menyetorkan, kalian catat"

"Baik Bu"

"Ibu mau makan dulu ya, nanti kalau sudah, temui ibu di koperasi"

Axel dan Faranisa mengangguk secara bersamaan. Axel mengedarkan pandangannya, ternyata hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Sepertinya para guru sudah pulang, atau mungkin sedang kelas tambahan. Entahlah.

"Gue ngitung yang mana?" tanya Axel

"Em, yang kelas sepuluh aja Kak"

Axel mengangguk lagi, ia mengambil sejumlah uang. Mereka mulai menghitungnya, mencatat dan menjumlahkannya. Namun saat Faranisa sedang serius, Axel tersenyum jahil. Lelaki itu menyenggol pergelangan tangan Faranisa, membuat uang yang sedang ia hitung jumlahnya berhamburan

"Astaga! Kak! Gue lagi nyusun, lo mah! Lagi serius tau!"

"Jangan serius, nanti sayang"

"Lo sama Kak Gavin gak ada bedanya, gak habis pikir gue"

"Otak itu untuk berpikir, masa beruang madu gak tau"

"Duh berantakan nih uangnya"

"Kata siapa tersusun rapih"

Faranisa segera berjongkok, mengambil uang yang berceceran itu. Setelah selesai, Faranisa berdiri. Menyimpan uang yang sudah tersusun rapih itu di atas meja. Menatap lelaki mengesalkan di hadapannya

"Kenapa? Gue ganteng?"

Faranisa memukul pergelangan tangan Axel berkali-kali dengan keras, membuat Axel meringis

"Kasar banget sih jadi cewek"

"Lah lo ngeselin!"

"Nantangin"

Unexpected Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang